Embriogenesis adalah proses pembentukan
dan perkembangan embrio. Proses ini merupakan
tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi.
Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada
embriogenesis disebut sebagai sel
embriogenik. Embrio manusia
memerlukan waktu kira-kira 280 hari untuk mencapai maturasi (pemasakan).
Di antara massa embrioblas
dengan lapisan sitotrofoblas terbentuk suatu celah yang makin lama makin besar,
yang nantinya akan menjadi rongga amnion pada kutub embrional, sel-sel dari
hipoblas membentuk selaput tipis yang membatasi bagian dalam sitotrofoblas
(selaput Heuser). Selaput ini bersama dengan hipoblas membentuk dinding bakal
yolk sac (kandung kuning telur). Rongga yang terjadi disebut rongga eksoselom
(exocoelomic space) atau kandung kuning telur sederhana.
Dari
struktur-struktur tersebut kemudian akan terbentuk kandung kuning telur, lempeng
korion dan rongga korion. Pada lokasi bekas implantasi blastokista di permukaan
dinding uterus terbentuk lapisan fibrin sebagai bagian dari proses penyembuhan
luka.
Jaringan
endometrium di sekitar blastokista yang berimplantasi mengalami reaksi desidua,
berupa hipersekresi, peningkatan lemak dan glikogen, serta edema. Selanjutnya
endometrium yang berubah di daerah-daerah sekitar implantasi blastokista itu
disebut sebagai desidua. Perubahan ini kemudian meluas ke seluruh bagian
endometrium dalam kavum uteri (selanjutnya lihat bagian selaput janin). Pada stadium ini, zigot disebut
berada dalam stadium bilaminar (cakram berlapis dua).
A. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio.
Hasil pembuahan antara sel sperma dan
sel telur menghasilkan zigot yang terus membelah hingga mencapai stadium tiga
puluh dua sel (morula). Morula tersebut akan memasuki endometrium (implantasi)
kira-kira hari ke-6 setelah pembuahan. Pada saat itu sel-sel pada morula
membentuk rongga blastokel, massa sel dalam (embrioblas) yang akan berkembang
menjadi embrio dan massa sel luar (trofoblas) yang akan membentuk plasenta.
Pada hari ke-8 sampai hari ke-9, massa sel dalam (embrioblas) akan
berdiferensiasi menjadi epiblas dan hipoblas (cakram mudigah bilaminer).
Epiblas akan membentuk rongga amnion, sedangkan hipoblas akan membentuk rongga
eksoselom (kantung kuning telur primitif). Dan pada hari ke-16, terjadi
peristiwa gastrulasi, di mana epiblas berdiferensiasi menjadi tiga lapisan
germinal, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
Masa Embriogenik
Embriogenesis adalah proses pembentukan
dan perkembangan embrio. Proses ini merupakan
tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi.
Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada
embriogenesis disebut sebagai sel
embriogenik. Embrio manusia
memerlukan waktu kira-kira 280 hari untuk mencapai maturasi (pemasakan).
a.
Lapisan ektoderm
Pada permulaan perkembangan minggu
ketiga, lapisan ektoderm berbentuk cakram datar yang lebih luas di daerah
kepala daripada daerah kaudal. Dengan terbentuknya notokord dan pengaruh
induktifnya, ektoderm menebal membentuk lempeng saraf (ini merupakan awal dari neurulasi, peristiwa pembentukan
sistem saraf). Akhir minggu ketiga, tepi-tepi lateral lempeng saraf menjadi
semakin menebal hingga bertemu satu sama lain dan menyatu. Penyatuan ini
pertama kali terjadi di daerah leher (setinggi somit keempat) sehingga
menyisakan ujung kaudal dan kranial yang terbuka (neurospor kranial dan
kaudal). Pada hari ke-25 (tingkat 18-20 somit) barulah neurospor kranial
menutup, disusul neurospor kaudal pada hari ke-27. Proses ini menghasilkan
sebuah struktur menyerupai tabung tertutup yang luas di daerah kepala
(disebabkan oleh dilatasi vesikel-vesikel otak) dan sempit di bagian kaudal
(sumsum tulang belakang). Menjelang penutupan tabung saraf (sekitar hari
ke-22), di daerah kepala juga mulai tampak dua penebalan ektoderm: lempeng telinga dan lempeng lensa mata. Lempeng telinga
akan membentuk gelembung telinga, sedangkan lempeng lensa mata akan membentuk
lensa mata.
Pada saat pelipatan lempeng saraf juga
dihasilkan sel krista neural.
Sel krista neural ini nantinya akan membentuk ganglia sensorik, ganglia otonom,
sel Schwann, selaput otak, medula suprarenal, tulang dan jaringan penyambung
untuk struktur kraniofasial, serta sel bantalan konotrunkal untuk jantung.
b.
Lapisan mesoderm
Mulanya sel lapisan mesoderm membentuk
lembaran tipis jaringan longgar pada kanan kiri garis tengah embrio. Namun pada
hari ke-17, sel yang terletak lebih ke medial akan menebal membentuk mesoderm paraksial, sedangkan yang
di lateral tetap tipis sebagai lempeng
lateral. Mesoderm paraksial dan lempeng lateral dihubungkan
oleh mesoderm intermediat.
Dengan adanya penebalan ini, maka terbentuklah rongga serta pemecahan lempeng
lateral menjadi dua lapisan: mesoderm yang membungkus amnion disebut mesoderm somatik, sedangkan yang
membungkus kantung kuning telur disebut mesoderm
splanknik. Rongga
yang terbentuk sebagai hasil pertemuan mesoderm somatik dan splanknik disebut rongga selom intraembrional.
Pada awal minggu ketiga, mesoderm
paraksial akan tersusun menjadi somitomter
yang pembentukannya berjalan secara sefalokaudal. Somitomer ini
turut membentuk neuromer dan sebagian besar mesenkim kepala. Pada hari ke-20,
somitomer akan terorganisasi lagi menjadi somit. Somit pertama kali muncul di daerah servikal, dan
pembentukannya berjalan secara sefalokaudal (dengan kecepatan kira-kira 3
somit/hari, sampai akhir minggu kelima). Seiring pembentukannya, pada awal
minggu keempat sel dinding ventral somit yang terbentuk akan kehilangan
organisasinya dan menjadi sklerotom,
sedangkan sel dinding dorsalnya (dermomiotom)
akan membentuk lapisan sel baru yaitu miotom.
Sklerotom merupakan komponen tulang rawan dan tulang, dermomiotom merupakan
pembentuk dermis, sedangkan miotom merupakan komponen pembentuk otot. Pada
akhir minggu kelima akan terbentuk sekitar 42-44 somit, di mana kemudian satu
somit oksipital pertama serta 5-7 somit koksigeal akan menghilang.
Mesoderm lateral (lempeng lateral)
akan membentuk kelompok sel bersegmen yang menjadi nefrotom pada daerah servikal dan
torakal atas, sedangkan pada daerah kaudal akan membentuk kelompok sel tak
bersegmen yang dikenal sebagai korda
nefrogenik. Kelak, nefrotom dan korda nefrogenik ini akan
berkembang unit-unit ekskresi kemih.
Mesoderm somatik, bersama ektoderm di
atasnya akan membentuk dinding
lateral dan ventral tubuh, sedangkan mesoderm splanknik akan
membentuk dinding usus, sel darah
primitif dan
endotel. Sel-sel yang menghadap ke rongga selom akan membentuk selaput mesotel (selaput serosa)
yang akan melapisi rongga perut, rongga pleura, dan kantung jantung.
c.
Lapisan endoderm
Pelipatan sefalokaudal dari embrio
yang disebabkan oleh pemanjangan saraf pusat akan mengakibatkan pencakupan
sebagian kantung kuning telur ke dalam rongga tubuh. Pada bagian anterior,
endoderm membentuk usus depan dan pada bagian kaudal membentuk usus belakang.
Pada ujung kepala, usus depan dibatasi oleh membran bukofaringeal sedangkan
pada usus belakang dibatasi oleh membran kloaka. Bagian antara usus depan dan
usus belakang disebut usus tengah, dimana untuk sementara usus tengah
berhubungan dengan kantung kuning telur melalui duktus vitellinus. Kemudian terjadi pelipatan secara
lateral, mengakibatkan menyempitnya duktus vitellinus dan pertambahan panjang
sehingga kedudukan usus tengah menjadi bebas di dalam rongga perut. Akibat lain
dari pelipatan ini adalah pencakupan tangkai penghubung (allantois), sehingga
pada akhir minggu kelima tangkai kuning telur dan tangkai penghubung bersatu
membentuk tali pusar.
Dalam perkembangan selanjugnya,
lapisan endoderm (bersama dengan mesoderm splankinik) membentuk epitel yang
melapisi usus primitif. Selain itu endoderm juga menghasilkan lapisan epitel
saluran pernapasan, parenkim tiroid, kelenjar paratiroid, hati, pankreas,
stroma retikuler tonsil dan timus, lapisan epitel kandung kemih dan uretram
serta lapisan epitel kavum timpani dan tuba Eustachii.
Masa
janin
Masa janin berlangsung mulai dari awal
bulan ketiga hingga lahir. Masa ini ditandai dengan penyempurnaan organ yang
sudah terbentuk pada masa embrio serta pertumbuhan tubuh yang cepat.
Pada masa janin, pertumbuhan kepala
relatif lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan bagian tubuh lainnya. Pada
bulan ketiga,
kepala kira-kira setengah dari PPB (panjang puncak kepala-bokong). Mata yang
awalnya menghadap ke lateral menjadi terletak di permukaan ventral, dan telinga
mendekati letak definitifnya di samping kepala. Gelung-gelung usus yang
menimbulkan herniasi fisiologis pada minggu ke-6, telah masuk kembali ke dalam
rongga perut pada minggu ke 11. Pusat-pusat osifikasi primer terdapat di
tulang-tulang panjang dan tulang tengkorak pada minggu ke-12. Selain itu, alat
kelamin luar telah berkembang sehingga dapat dilihat melalui pemeriksaan USG.
Pada bulan keempat
dan kelima, janin
memanjang secara cepat dan PPB telah mencapai setengah dari panjang total bayi
baru lahir. Janin dibungkus oleh rambut halus yang disebut lanugo. Pada bulan keenam, kulit janin nampak kemerahan
dan keriput, disebabkan oleh tidak adanya jaringan ikat di bawah kulit.
Beberapa sistem sudah dapat berfungsi, namun sistem pernapasan dan sistem saraf
pusat belum berdiferensiasi dengan baik, sehingga pada bayi yang lahir prematur
sulit untuk bertahan hidup. Selama paruh kedua kehidupan dalam rahim, berat
badan banyak bertambah khususnya selama dua bulan terakhir (mencapai setengah
dari berat badan cukup bulan). Selama dua bulan terakhir, janin memperoleh
kontur yang membulat karena adanya endapan lemak di bawah kulit. Menjelang
akhir kehidupan dalam rahim, kulit dibungkus oleh zat lemak keputih-putihan
(verniks kaseosa) yang terbentuk dari produk sekresi kelenjar sebum. Bulan kesembilan, kepala mendapat ukuran
lingkar terbesar dibandingkan dengan lingkar bagian tubuh yang lain. Pada saat
lahir (266 hari atau 38 minggu setelah pembuahan), berat janin sekitar
3000-3400 gram, PPB sekitar 36 cm, PPT (panjang puncak kepala-tumit) sekitar 50
cm, dan lingkar kepala sekitar 34 cm. Ciri seks sudah jelas.
Secara ringkas dapat disusun sebagai berikut:
Masa
embriogenik
|
|
Minggu ke-3
|
|
Minggu ke-4 dan ke-5
|
|
Minggu ke-6
|
|
Minggu ke-7
|
|
Minggu ke-8
|
|
Masa janin
|
|
Minggu ke-9 sampai ke-12
|
|
Minggu ke-13 sampai ke-16
|
|
Minggu ke-17 sampai ke-19
|
|
Minggu ke-20
|
|
Minggu ke-21 sampai ke-23
|
|
Minggu ke-24
|
|
Minggu ke-25 sampai ke-28
|
|
Minggu ke-29 sampai ke-32
|
|
Minggu ke-36
|
|
Minggu ke-37 sampai ke-40
|
|
Menjelang permulaan bulan keempat, plasenta mempunyai dua komponen:
bagian janin, yang dibentuk oleh korion frondosum, dan bagian ibu yang dibentuk
oleh desidua basalis. Pada sisi janin, plasenta dibatasi oleh lempeng korion; pada sisi ibu oleh lempeng desidua (desidua basalis).
Di antara lempeng korion dan lempeng desidua terdapat ruang antar vili yang
terisi darah ibu. Selama bulan keempat dan kelima, desidua membentuk sekat-sekat desidua. Ruangan antara
sekat desidua ini disebut kotiledon.
Kotiledon menerima darah dari 80-100 arteri spiralis yang
menembus lempeng desidua dan memasuki ruang antar vili. Sehingga fungsi utama
plasenta adalah pertukaran produk. Produk
ini meliputi gas (oksigen, karbondioksida, karbonmonoksida), nutrien dan
elektrolit (seperti asam amino, asam lemak bebas, karbohidrat, dan vitamin),
serta antibodi ibu (yang diambil oleh sinsitiotrofoblas secara pinositosis,
selanjutnya diangkut ke pembuluh kapiler janin). Fungsi lain dari plasenta
adalah untuk memproduksi hormon,
di antaranya progesteron (untuk mempertahankan kehamilan sekiranya korpus
luteum diangkat), hormon estrogenik (terutama estriol), gonadotropin (hCG) dan
somatomammotropin.
Struktur dan Fungsi Amnion
A.PENGERTIAN
Amnion adalah selaput yg
membatasi rongga amnion yg berisi cairan jernih seperti air yang sebagian
dihasilkan oleh sel2 amnion.
Membran
amnion berasal dari ektoderm yang melapisi cavites amniotica.karena fetus yang sedang berkembang
bertambah besar,maka cavitas amniontica
didorong ke luar terus-menerus sampai cavitas uteri terisi. Dengan
demikian,pada tahap ini uterus dilapisi dengan carion dan amnion yang membentuk
caccus fetalis terletak di dalam membrane corion dan menutupi funiculus umbilicalis atau body stalk, yang
menghubungkan vetus dengan plasenta yang sedang berkembang
Amnion
aterm berupa membrane yang tipis dan
transparan(bening),tapi sangan kuat yang dapat dikupas dari korion sampai darah
insersi kuniculus unmbiliclis.membran amnion tersebut melanjutkan diri untuk
menutupi vumniculus umbilicalis sampai seluruh panjangnya dan kemudian
melanjutkan diri dengan kulit petus pada umbilicus
Pada minggu-minggu
pertama perkembangan, villi / jonjot meliputi seluruh lingkaran permukaan
korion.
Dengan berlanjutnya kehamilan :
Dengan berlanjutnya kehamilan :
Jonjot pada kutub embrional membentuk struktur korion lebat seperti semak-semak
(chorion frondosum) sementara
Jonjot pada kutub abembrional mengalami degenerasi, menjadi tipis dan halus
disebut chorion laeve.
Seluruh jaringan
endometrium yang telah mengalami reaksi desidua, juga mencerminkan perbedaan
pada kutub embrional dan abembrional :
1. desidua di atas korion frondosum menjadi desidua basalis
2. desidua yang meliputi embrioblas / kantong janin di atas korion laeve menjadi desidua kapsularis.
3. desidua di sisi / bagian uterus yang abembrional menjadi desidua parietalis.
1. desidua di atas korion frondosum menjadi desidua basalis
2. desidua yang meliputi embrioblas / kantong janin di atas korion laeve menjadi desidua kapsularis.
3. desidua di sisi / bagian uterus yang abembrional menjadi desidua parietalis.
Antara membran korion
dengan membran amnion terdapat rongga korion. Dengan berlanjutnya kehamilan,
rongga ini tertutup akibat persatuan membran amnion dan membran korion. Selaput
janin selanjutnya disebut sebagai membran korion-amnion (amniochorionic
membrane).
Kavum uteri juga terisi oleh konsepsi sehingga tertutup oleh persatuan chorion laeve dengan desidua parietalis.
Kavum uteri juga terisi oleh konsepsi sehingga tertutup oleh persatuan chorion laeve dengan desidua parietalis.
Rongga yang diliputi
selaput janin disebut sebagai RONGGA AMNION.
Di dalam ruangan ini terdapat cairan amnion (likuor amnii).
Di dalam ruangan ini terdapat cairan amnion (likuor amnii).
B.STRUKTUR
Amnion
·
Amnion adalah
selaput yg membatasi rongga amnion yg berisi cairan jernih seperti air yang
sebagian dihasilkan oleh sel2 amnion.
·
Volume air ketuban
pada kehamilan cukup bulan 1.000-1.500 cc, warna putih keruh, bau amis, berasa
manis, reaksi agak alkalis dgn BJ 1,008
·
Komposisi terdiri
atas 98 % air, sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel2 epithel,
rambut lanugo, verniks caseosa & garam organik
Cairan Amnion(Likuor amni)
diperkirakan terutama disekresi oleh dinding
selaput amnion / plasenta, kemudian setelah sistem urinarius janin terbentuk,
urine janin yang diproduksi juga dikeluarkan ke dalam rongga amnion.
Keadaan normal cairan amnion :
1.
Pada usia
kehamilan cukup bulan, volume 1000-1500 cc.
2.
Keadaan jernih
agak keruh
3.
Steril
4.
Bau khas, agak
manis dan amis
5.
Terdiri dari
98-99% air, 1-2% garam-garam anorganik dan bahan organik (protein terutama
albumin), runtuhan rambut lanugo, vernix caseosa dan sel-sel epitel.
6.
sirkulasi sekitar
500 cc/jam
C. FUNGSI
Amnion
·
Untuk proteksi
janin
·
Mencegah pelekatan
janin dengan amnion
·
Agar janin dapat
bergerak bebas
·
Regulasi terhadap
panas & perubahan suhu
·
Meratakan tekanan intra uterin & membersihkan
jalan lahir ketika ketuban pecah
·
Peredaran air ketuban dengan darah ibu cukup lancar
dengan perputaran cepat kira2 350-500 cc
·
Memberikan ruang
gerak pada janin
·
Meratakan tekanan di dalam uterus pada partus
sehingga serviks membuka
·
Mencegah timbulnya
iritasi pada rahim
Cairan amnion (Liquor amnii)
1. Proteksi
: melindungi janin terhadap trauma dari luar
2. Mobilisasi : memungkinkan ruang gerak bagi janin
3. Homeostasis : menjaga keseimbangan suhu dan lingkungan asam-basa (pH) dalam rongga amnion, untuk suasana lingkungan yang optimal bagi janin.
4. Mekanik : menjaga keseimbangan tekanan dalam seluruh ruangan intrauterin (terutama pada persalinan).
5. Pada persalinan : membersihkan / melicinkan jalan lahir, dengan cairan yang steril, sehingga melindungi bayi dari kemungkinan infeksi jalan lahir.
2. Mobilisasi : memungkinkan ruang gerak bagi janin
3. Homeostasis : menjaga keseimbangan suhu dan lingkungan asam-basa (pH) dalam rongga amnion, untuk suasana lingkungan yang optimal bagi janin.
4. Mekanik : menjaga keseimbangan tekanan dalam seluruh ruangan intrauterin (terutama pada persalinan).
5. Pada persalinan : membersihkan / melicinkan jalan lahir, dengan cairan yang steril, sehingga melindungi bayi dari kemungkinan infeksi jalan lahir.
DAFTAR
PUSTAKA
Verralls Sylvia, “Anatomi
& Fisiologi Terapan dalam Kebidanan edisi 3”, buku kedokteran EGC, Jakarta 1996.
C. Pearce Evelyn, “Anatomi
dan Fisiologi untuk Paramedis”, PT Gramedia, Jakarta 2009.
0 komentar :
Posting Komentar