About me

Jumat, 06 April 2012

Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio



          Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik. Embrio manusia memerlukan waktu kira-kira 280 hari untuk mencapai maturasi (pemasakan).
          Di antara massa embrioblas dengan lapisan sitotrofoblas terbentuk suatu celah yang makin lama makin besar, yang nantinya akan menjadi rongga amnion pada kutub embrional, sel-sel dari hipoblas membentuk selaput tipis yang membatasi bagian dalam sitotrofoblas (selaput Heuser). Selaput ini bersama dengan hipoblas membentuk dinding bakal yolk sac (kandung kuning telur). Rongga yang terjadi disebut rongga eksoselom (exocoelomic space) atau kandung kuning telur sederhana.
          Dari struktur-struktur tersebut kemudian akan terbentuk kandung kuning telur, lempeng korion dan rongga korion. Pada lokasi bekas implantasi blastokista di permukaan dinding uterus terbentuk lapisan fibrin sebagai bagian dari proses penyembuhan luka.
          Jaringan endometrium di sekitar blastokista yang berimplantasi mengalami reaksi desidua, berupa hipersekresi, peningkatan lemak dan glikogen, serta edema. Selanjutnya endometrium yang berubah di daerah-daerah sekitar implantasi blastokista itu disebut sebagai desidua. Perubahan ini kemudian meluas ke seluruh bagian endometrium dalam kavum uteri (selanjutnya lihat bagian selaput janin). Pada stadium ini, zigot disebut berada dalam stadium bilaminar (cakram berlapis dua).

A. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio.    
          Hasil pembuahan antara sel sperma dan sel telur menghasilkan zigot yang terus membelah hingga mencapai stadium tiga puluh dua sel (morula). Morula tersebut akan memasuki endometrium (implantasi) kira-kira hari ke-6 setelah pembuahan. Pada saat itu sel-sel pada morula membentuk rongga blastokel, massa sel dalam (embrioblas) yang akan berkembang menjadi embrio dan massa sel luar (trofoblas) yang akan membentuk plasenta. Pada hari ke-8 sampai hari ke-9, massa sel dalam (embrioblas) akan berdiferensiasi menjadi epiblas dan hipoblas (cakram mudigah bilaminer). Epiblas akan membentuk rongga amnion, sedangkan hipoblas akan membentuk rongga eksoselom (kantung kuning telur primitif). Dan pada hari ke-16, terjadi peristiwa gastrulasi, di mana epiblas berdiferensiasi menjadi tiga lapisan germinal, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
Masa Embriogenik
          Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik. Embrio manusia memerlukan waktu kira-kira 280 hari untuk mencapai maturasi (pemasakan).
a. Lapisan ektoderm
          Pada permulaan perkembangan minggu ketiga, lapisan ektoderm berbentuk cakram datar yang lebih luas di daerah kepala daripada daerah kaudal. Dengan terbentuknya notokord dan pengaruh induktifnya, ektoderm menebal membentuk lempeng saraf (ini merupakan awal dari neurulasi, peristiwa pembentukan sistem saraf). Akhir minggu ketiga, tepi-tepi lateral lempeng saraf menjadi semakin menebal hingga bertemu satu sama lain dan menyatu. Penyatuan ini pertama kali terjadi di daerah leher (setinggi somit keempat) sehingga menyisakan ujung kaudal dan kranial yang terbuka (neurospor kranial dan kaudal). Pada hari ke-25 (tingkat 18-20 somit) barulah neurospor kranial menutup, disusul neurospor kaudal pada hari ke-27. Proses ini menghasilkan sebuah struktur menyerupai tabung tertutup yang luas di daerah kepala (disebabkan oleh dilatasi vesikel-vesikel otak) dan sempit di bagian kaudal (sumsum tulang belakang). Menjelang penutupan tabung saraf (sekitar hari ke-22), di daerah kepala juga mulai tampak dua penebalan ektoderm: lempeng telinga dan lempeng lensa mata. Lempeng telinga akan membentuk gelembung telinga, sedangkan lempeng lensa mata akan membentuk lensa mata.
          Pada saat pelipatan lempeng saraf juga dihasilkan sel krista neural. Sel krista neural ini nantinya akan membentuk ganglia sensorik, ganglia otonom, sel Schwann, selaput otak, medula suprarenal, tulang dan jaringan penyambung untuk struktur kraniofasial, serta sel bantalan konotrunkal untuk jantung.
b. Lapisan mesoderm
          Mulanya sel lapisan mesoderm membentuk lembaran tipis jaringan longgar pada kanan kiri garis tengah embrio. Namun pada hari ke-17, sel yang terletak lebih ke medial akan menebal membentuk mesoderm paraksial, sedangkan yang di lateral tetap tipis sebagai lempeng lateral. Mesoderm paraksial dan lempeng lateral dihubungkan oleh mesoderm intermediat. Dengan adanya penebalan ini, maka terbentuklah rongga serta pemecahan lempeng lateral menjadi dua lapisan: mesoderm yang membungkus amnion disebut mesoderm somatik, sedangkan yang membungkus kantung kuning telur disebut mesoderm splanknik. Rongga yang terbentuk sebagai hasil pertemuan mesoderm somatik dan splanknik disebut rongga selom intraembrional.
          Pada awal minggu ketiga, mesoderm paraksial akan tersusun menjadi somitomter yang pembentukannya berjalan secara sefalokaudal. Somitomer ini turut membentuk neuromer dan sebagian besar mesenkim kepala. Pada hari ke-20, somitomer akan terorganisasi lagi menjadi somit. Somit pertama kali muncul di daerah servikal, dan pembentukannya berjalan secara sefalokaudal (dengan kecepatan kira-kira 3 somit/hari, sampai akhir minggu kelima). Seiring pembentukannya, pada awal minggu keempat sel dinding ventral somit yang terbentuk akan kehilangan organisasinya dan menjadi sklerotom, sedangkan sel dinding dorsalnya (dermomiotom) akan membentuk lapisan sel baru yaitu miotom. Sklerotom merupakan komponen tulang rawan dan tulang, dermomiotom merupakan pembentuk dermis, sedangkan miotom merupakan komponen pembentuk otot. Pada akhir minggu kelima akan terbentuk sekitar 42-44 somit, di mana kemudian satu somit oksipital pertama serta 5-7 somit koksigeal akan menghilang.
          Mesoderm lateral (lempeng lateral) akan membentuk kelompok sel bersegmen yang menjadi nefrotom pada daerah servikal dan torakal atas, sedangkan pada daerah kaudal akan membentuk kelompok sel tak bersegmen yang dikenal sebagai korda nefrogenik. Kelak, nefrotom dan korda nefrogenik ini akan berkembang unit-unit ekskresi kemih.
          Mesoderm somatik, bersama ektoderm di atasnya akan membentuk dinding lateral dan ventral tubuh, sedangkan mesoderm splanknik akan membentuk dinding usus, sel darah primitif dan endotel. Sel-sel yang menghadap ke rongga selom akan membentuk selaput mesotel (selaput serosa) yang akan melapisi rongga perut, rongga pleura, dan kantung jantung.
c. Lapisan endoderm
          Pelipatan sefalokaudal dari embrio yang disebabkan oleh pemanjangan saraf pusat akan mengakibatkan pencakupan sebagian kantung kuning telur ke dalam rongga tubuh. Pada bagian anterior, endoderm membentuk usus depan dan pada bagian kaudal membentuk usus belakang. Pada ujung kepala, usus depan dibatasi oleh membran bukofaringeal sedangkan pada usus belakang dibatasi oleh membran kloaka. Bagian antara usus depan dan usus belakang disebut usus tengah, dimana untuk sementara usus tengah berhubungan dengan kantung kuning telur melalui duktus vitellinus. Kemudian terjadi pelipatan secara lateral, mengakibatkan menyempitnya duktus vitellinus dan pertambahan panjang sehingga kedudukan usus tengah menjadi bebas di dalam rongga perut. Akibat lain dari pelipatan ini adalah pencakupan tangkai penghubung (allantois), sehingga pada akhir minggu kelima tangkai kuning telur dan tangkai penghubung bersatu membentuk tali pusar.
          Dalam perkembangan selanjugnya, lapisan endoderm (bersama dengan mesoderm splankinik) membentuk epitel yang melapisi usus primitif. Selain itu endoderm juga menghasilkan lapisan epitel saluran pernapasan, parenkim tiroid, kelenjar paratiroid, hati, pankreas, stroma retikuler tonsil dan timus, lapisan epitel kandung kemih dan uretram serta lapisan epitel kavum timpani dan tuba Eustachii.
Masa janin
          Masa janin berlangsung mulai dari awal bulan ketiga hingga lahir. Masa ini ditandai dengan penyempurnaan organ yang sudah terbentuk pada masa embrio serta pertumbuhan tubuh yang cepat.
          Pada masa janin, pertumbuhan kepala relatif lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan bagian tubuh lainnya. Pada bulan ketiga, kepala kira-kira setengah dari PPB (panjang puncak kepala-bokong). Mata yang awalnya menghadap ke lateral menjadi terletak di permukaan ventral, dan telinga mendekati letak definitifnya di samping kepala. Gelung-gelung usus yang menimbulkan herniasi fisiologis pada minggu ke-6, telah masuk kembali ke dalam rongga perut pada minggu ke 11. Pusat-pusat osifikasi primer terdapat di tulang-tulang panjang dan tulang tengkorak pada minggu ke-12. Selain itu, alat kelamin luar telah berkembang sehingga dapat dilihat melalui pemeriksaan USG. Pada bulan keempat dan kelima, janin memanjang secara cepat dan PPB telah mencapai setengah dari panjang total bayi baru lahir. Janin dibungkus oleh rambut halus yang disebut lanugo. Pada bulan keenam, kulit janin nampak kemerahan dan keriput, disebabkan oleh tidak adanya jaringan ikat di bawah kulit. Beberapa sistem sudah dapat berfungsi, namun sistem pernapasan dan sistem saraf pusat belum berdiferensiasi dengan baik, sehingga pada bayi yang lahir prematur sulit untuk bertahan hidup. Selama paruh kedua kehidupan dalam rahim, berat badan banyak bertambah khususnya selama dua bulan terakhir (mencapai setengah dari berat badan cukup bulan). Selama dua bulan terakhir, janin memperoleh kontur yang membulat karena adanya endapan lemak di bawah kulit. Menjelang akhir kehidupan dalam rahim, kulit dibungkus oleh zat lemak keputih-putihan (verniks kaseosa) yang terbentuk dari produk sekresi kelenjar sebum. Bulan kesembilan, kepala mendapat ukuran lingkar terbesar dibandingkan dengan lingkar bagian tubuh yang lain. Pada saat lahir (266 hari atau 38 minggu setelah pembuahan), berat janin sekitar 3000-3400 gram, PPB sekitar 36 cm, PPT (panjang puncak kepala-tumit) sekitar 50 cm, dan lingkar kepala sekitar 34 cm. Ciri seks sudah jelas.
Secara ringkas dapat disusun sebagai berikut:
Masa embriogenik

Minggu ke-3
  • Otak, korda spinalis dan jantung mulai dibentuk
  • Traktus gastrointestinal mulai dibentuk
Minggu ke-4 dan ke-5
  • Tunas lengan dan kaki mulai terbentuk
  • Otak berkembang menjadi lima area, nervus kranial terlihat
  • Struktur mata dan telinga mulai terbentuk
  • Vertebra dan tulang mulai terbentuk
  • Jantung terus berkembang dan berdenyut pada ritme yang teratur
  • Darah mengalir melalui pembuluh-pembuluh utama
Minggu ke-6
  • Lengan dan kaki tumbuh semakin panjang, area telapak dapat dibedakan
  • Jari masih berselaput
  • Otak terus terbentuk
  • Paru mulai terbentuk
Minggu ke-7
  • Puting susu dan folikel rambut mulai terbentuk
  • Siku dan mata kaki terlihat
  • Organ-organ lainnya vital terbentuk
Minggu ke-8
  • Kelopak mata berkembang
  • Bentuk akhir telinga terlihat
  • Penampang wajah terus berkembang
  • Rotasi usus
Masa janin

Minggu ke-9 sampai ke-12
  • Kelopak mata menutup sampai minggu ke-28
  • Wajah terbentuk sempurna
  • Lengan berbentuk panjang dan ramping
  • Organ genital sudah berdiferensiasi
  • Sel darah merah diproduksi di hati
  • Panjang kepala adalah setengah panjang tubuh
  • Jari terlihat menggenggam
  • Tunas gigi terbentuk
Minggu ke-13 sampai ke-16
  • Kulit transparan
  • Lanugo terbentuk di daerah kepala
  • Mekonium terdapat di daerah gastrointestinal
  • Janin dapat membuat gerakan
  • Hati dan pankreas memproduksi sekret
Minggu ke-17 sampai ke-19
  • Janin dapat mendengar dan membuat gerakan
Minggu ke-20
  • Lanugo menutupi seluruh tubuh
  • Bulu mata dan alis terlihat
  • Kuku terlihat di jari-jari
  • Denyut jantung janin dapat didengar melalui stetoskop
Minggu ke-21 sampai ke-23
  • Sumsum tulang memproduksi sel darah merah
  • Saluran pernapasan bawah berkembang namun belum memproduksi surfaktan
  • Lemak disimpan di jaringan
Minggu ke-24
  • Bulu dan alis mata terbentuk sempurna
  • Bagian-bagian mata sudah terbentuk
  • Sidik jari terbentuk
  • Kantung udara di paru terbentuk
Minggu ke-25 sampai ke-28
  • Perkembangan otak dengan cepat
  • Sistem saraf berkembang untuk mengontrol beberapa fungsi tubuh
  • Kelopak mata membuka dan menutup
  • Sistem pernapasan, walaupun belum sempurna, sudah memungkinkan terjadinya pertukaran gas
Minggu ke-29 sampai ke-32
  • Peningkatan jumlah lemak di tubuh
  • Ritmik gerak pernapasan teratur, namun paru belum sempurna
  • Tulang sudah terbentuk dengan lengkap, namun masih sangat lunak
  • Tubuh mulai menyimpan fosfor, besi dan kalsium
Minggu ke-36
  • Lanugo mulai menghilang
  • Jumlah lemak meningkat
  • Kuku mencapai ujung jari
Minggu ke-37 sampai ke-40
  • Lanugo tidak terlihat lagi kecuali di lengan atas dan siku
  • Kuku tumbuh melebihi ujung jari
  • Tunas payudara kecil tumbuh (laki-laki dan perempuan)
  • Rambut di kepala terasa lebih kasar dan tebal dibandingkan sebelumnya
Plasenta
          Menjelang permulaan bulan keempat, plasenta mempunyai dua komponen: bagian janin, yang dibentuk oleh korion frondosum, dan bagian ibu yang dibentuk oleh desidua basalis. Pada sisi janin, plasenta dibatasi oleh lempeng korion; pada sisi ibu oleh lempeng desidua (desidua basalis). Di antara lempeng korion dan lempeng desidua terdapat ruang antar vili yang terisi darah ibu. Selama bulan keempat dan kelima, desidua membentuk sekat-sekat desidua. Ruangan antara sekat desidua ini disebut kotiledon. Kotiledon menerima darah dari 80-100 arteri spiralis yang menembus lempeng desidua dan memasuki ruang antar vili. Sehingga fungsi utama plasenta adalah pertukaran produk. Produk ini meliputi gas (oksigen, karbondioksida, karbonmonoksida), nutrien dan elektrolit (seperti asam amino, asam lemak bebas, karbohidrat, dan vitamin), serta antibodi ibu (yang diambil oleh sinsitiotrofoblas secara pinositosis, selanjutnya diangkut ke pembuluh kapiler janin). Fungsi lain dari plasenta adalah untuk memproduksi hormon, di antaranya progesteron (untuk mempertahankan kehamilan sekiranya korpus luteum diangkat), hormon estrogenik (terutama estriol), gonadotropin (hCG) dan somatomammotropin.

Struktur dan Fungsi Amnion
A.PENGERTIAN
          Amnion adalah selaput yg membatasi rongga amnion yg berisi cairan jernih seperti air yang sebagian dihasilkan oleh sel2 amnion.
          Membran amnion berasal dari ektoderm yang melapisi cavites  amniotica.karena fetus yang sedang berkembang bertambah besar,maka cavitas amniontica  didorong ke luar terus-menerus sampai cavitas uteri terisi. Dengan demikian,pada tahap ini uterus dilapisi dengan carion dan amnion yang membentuk caccus fetalis terletak di dalam membrane corion dan menutupi  funiculus umbilicalis atau body stalk, yang menghubungkan vetus dengan plasenta yang sedang berkembang
          Amnion aterm berupa membrane yang  tipis dan transparan(bening),tapi sangan kuat yang dapat dikupas dari korion sampai darah insersi kuniculus unmbiliclis.membran amnion tersebut melanjutkan diri untuk menutupi vumniculus umbilicalis sampai seluruh panjangnya dan kemudian melanjutkan diri dengan kulit petus pada umbilicus
          Pada minggu-minggu pertama perkembangan, villi / jonjot meliputi seluruh lingkaran permukaan korion.
Dengan berlanjutnya kehamilan :
          Jonjot pada kutub embrional membentuk struktur korion lebat seperti semak-semak (chorion frondosum) sementara
          Jonjot pada kutub abembrional mengalami degenerasi, menjadi tipis dan halus disebut chorion laeve.
          Seluruh jaringan endometrium yang telah mengalami reaksi desidua, juga mencerminkan perbedaan pada kutub embrional dan abembrional :
1. desidua di atas korion frondosum menjadi desidua basalis
2. desidua yang meliputi embrioblas / kantong janin di atas korion laeve menjadi desidua kapsularis.
3. desidua di sisi / bagian uterus yang abembrional menjadi desidua parietalis.
          Antara membran korion dengan membran amnion terdapat rongga korion. Dengan berlanjutnya kehamilan, rongga ini tertutup akibat persatuan membran amnion dan membran korion. Selaput janin selanjutnya disebut sebagai membran korion-amnion (amniochorionic membrane).
Kavum uteri juga terisi oleh konsepsi sehingga tertutup oleh persatuan chorion laeve dengan desidua parietalis.
          Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai RONGGA AMNION.
Di dalam ruangan ini terdapat cairan amnion (likuor amnii).

B.STRUKTUR
Amnion
·         Amnion adalah selaput yg membatasi rongga amnion yg berisi cairan jernih seperti air yang sebagian dihasilkan oleh sel2 amnion.
·         Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan 1.000-1.500 cc, warna putih keruh, bau amis, berasa manis, reaksi agak alkalis dgn BJ 1,008
·         Komposisi terdiri atas 98 % air, sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel2 epithel, rambut lanugo, verniks caseosa & garam organik

Cairan Amnion(Likuor amni)
diperkirakan terutama disekresi oleh dinding selaput amnion / plasenta, kemudian setelah sistem urinarius janin terbentuk, urine janin yang diproduksi juga dikeluarkan ke dalam rongga amnion.
Keadaan normal cairan amnion :
1.     Pada usia kehamilan cukup bulan, volume 1000-1500 cc.
2.    Keadaan jernih agak keruh
3.    Steril
4.    Bau khas, agak manis dan amis
5.    Terdiri dari 98-99% air, 1-2% garam-garam anorganik dan bahan organik (protein terutama albumin), runtuhan rambut lanugo, vernix caseosa dan sel-sel epitel.
6.    sirkulasi sekitar 500 cc/jam
C. FUNGSI
Amnion
·         Untuk proteksi janin
·         Mencegah pelekatan janin dengan amnion
·         Agar janin dapat bergerak bebas
·         Regulasi terhadap panas & perubahan suhu
·         Meratakan tekanan intra uterin & membersihkan jalan lahir ketika ketuban pecah
·         Peredaran air ketuban dengan darah ibu cukup lancar dengan perputaran cepat kira2 350-500 cc
·         Memberikan ruang gerak pada janin
·         Meratakan tekanan di dalam uterus pada partus sehingga serviks membuka
·         Mencegah timbulnya iritasi pada rahim

Cairan amnion (Liquor amnii)
1. Proteksi         : melindungi janin terhadap trauma dari luar
2. Mobilisasi     : memungkinkan ruang gerak bagi janin
3. Homeostasis   : menjaga keseimbangan suhu dan lingkungan asam-basa (pH) dalam rongga amnion, untuk suasana lingkungan yang optimal bagi janin.
4. Mekanik        : menjaga keseimbangan tekanan dalam seluruh ruangan intrauterin (terutama pada persalinan).
5. Pada persalinan : membersihkan / melicinkan jalan lahir, dengan cairan yang steril, sehingga melindungi bayi dari kemungkinan infeksi jalan lahir.
 
DAFTAR PUSTAKA
Verralls Sylvia, “Anatomi & Fisiologi Terapan dalam Kebidanan edisi 3”, buku kedokteran  EGC, Jakarta 1996.
C. Pearce Evelyn, “Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis”, PT Gramedia, Jakarta 2009.

0 komentar :

Posting Komentar