1. Faktor Fisik
a. Status Kesehatan
Selama kehamilan seorang wanita mengalami perubahan
secara fisik seperti uterus akan membesar karena didalamnya telah tumbuh janin,
tentunya dengan adanya perubahan tersebut keadaan kesehatan ibu akan berubah
pula karena tubuh ibu dipersiapkan untuk mendukung perkembangan dari kehidupan
yang baru dan untuk menyiapkan janin hidup di luar kandungan. Keadaan ini dapat
diperberat dengan adanya status yang buruk atau penyakit yang diderita klien
seperti penyakit jantung, asma dan diabetes.
Ibu hamil rawan mengalami kenaikan kadar gula darah
yang tidak pernah dialami sebelum hamil. Karena gangguan ini juga bisa dialami
ibu hamil yang sebelumnya tidak punya riwayat diabetes. Gejala diabetes
terhadap kehamilan dapat menyebabkan janin mengalami kelainan kongenital, partus
prematurus, hidramnion, preeklamsia.
b. Status Gizi
Status gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kahamilan. Banyak wanita yang tidak mengetahui manfaat gizi bagi hamil (diet
ibu hamil). Masalah inilah yang menjadi tugas kita sebagai seorang bidan untuk
menerangkannya di setiap ibu berkunjung.
Kebutuhan ibu hamil akan nutrisi lebih tinggi dibandingkan
saat sebelum hamil dan kebutuhan tersebut semakin bertambah pada saat ibu
menyusui bayinya. Kecukupan gizi ibu hamil dan pertumbuhan kandungannya dapat
diukur berdasarkan kenaikan berat badannya. Untuk memenuhi kebutuhan akan
nutrisi maka ibu harus makan makanan yang benyak mengandung gizi karena makanan
tersebut diperlukan untuk pertumbuhan janin,plasenta,buah dada dan kenaikan
metabolisme dan apabila kekurangan dapat menyebabkan terjadinya abortus (pada
kehamilan trimester I) atau terjadiya partus premeturus atau kelahiran anak
pertama.
Berikut ini merupakan zat makanan yang dibutuhkan oleh
ibu hamil dan menyusui:
Kalori 2000 kkal,Protein 55 g,Kalsium 0.5 g,Zat bezi
12 g,Vitamin A 5000 IU, Vitamin D 400 IU, Thiamni 0.8 mg, Roboflavin 1.2 mg,
Niasin 13 mg, Vitamin C 60 mg.
c. Gaya Hidup : Subtance abuse, perokok, hamil diluar
nikah, kehamilan tidak diharapkan.
Cara hidup yang serba sibuk dan terburu-buru seperti yang banyak dijalani oleh para wanita pada masa kini, dapat memperbesar kemungkinan bahkan kadang-kadang langsung menyebabkan salah satu gejala kehamilan yang tidak enak yaitu rasa mual di pagi hari,keletihan,sakit punggung,dan gangguan pencernaan.
Cara hidup yang serba sibuk dan terburu-buru seperti yang banyak dijalani oleh para wanita pada masa kini, dapat memperbesar kemungkinan bahkan kadang-kadang langsung menyebabkan salah satu gejala kehamilan yang tidak enak yaitu rasa mual di pagi hari,keletihan,sakit punggung,dan gangguan pencernaan.
·
Subtance abuse (Konsumsi alkohol) . . . . . . . . . .
. . .
Beberapa jenis obat-obatan bisa menghambat terjadinya kehamilan atau membahayakan bayi dalam kandungan. Pada hakekatnya semua wanita tahu tentang akibat dari meminum alkohol. Resiko dari minum alkohol yang terus-memerus, tentunya juga berhubungan dengan dosis yang akan menyebabkan berbagai masalah yang serius seperti meningkatkan resiko keguguran,lahir prematur,berat lahir yang rendah,komplikasi selama masa persiapan kelahiran, persalinan dan FAE (Fetal Alkohol effect). Di Amerika Serikat,penggunaan alkohol selama kehamilan merupakan penyebab terbesar dari keterbelakangan mental dan cacat lahir. Makin cepat seorang peminum menghentikan kebiasaanya selama kehamilan akan lebih kecil resikonya pada bayi.
Beberapa jenis obat-obatan bisa menghambat terjadinya kehamilan atau membahayakan bayi dalam kandungan. Pada hakekatnya semua wanita tahu tentang akibat dari meminum alkohol. Resiko dari minum alkohol yang terus-memerus, tentunya juga berhubungan dengan dosis yang akan menyebabkan berbagai masalah yang serius seperti meningkatkan resiko keguguran,lahir prematur,berat lahir yang rendah,komplikasi selama masa persiapan kelahiran, persalinan dan FAE (Fetal Alkohol effect). Di Amerika Serikat,penggunaan alkohol selama kehamilan merupakan penyebab terbesar dari keterbelakangan mental dan cacat lahir. Makin cepat seorang peminum menghentikan kebiasaanya selama kehamilan akan lebih kecil resikonya pada bayi.
·
Merokok . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . .. . . . . . . . . . . . .
Terdapat bukti kuat bahwa ibu hamil yang merokok dapat langsung mempengaruhi dan merusak perkembangna janin dalam rahim seperti BBLR, apneu dan kemungkinan meninggal karena SIDS ( Sudden Infant Death Sindrome) atau Crib Death atau kematian diranjang bayi. Asap rokok dapat menyebabkan suplai Oksigen dan nurisi kepada janin melalui plasenta berkurang.
Terdapat bukti kuat bahwa ibu hamil yang merokok dapat langsung mempengaruhi dan merusak perkembangna janin dalam rahim seperti BBLR, apneu dan kemungkinan meninggal karena SIDS ( Sudden Infant Death Sindrome) atau Crib Death atau kematian diranjang bayi. Asap rokok dapat menyebabkan suplai Oksigen dan nurisi kepada janin melalui plasenta berkurang.
·
Hamil diluar Nikah / Kehamilan tidak diharapkan . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
Hamil tidak diharapkan adalah kehamilan yang oleh karena suatu sebab maka keberadaanya tidak diinginkan oleh salah satu pihak ataupun keduanya. Najman, (1991) menemukan bahwa kecemasan post partum dan depresi lebih banyak terjadi pada kehamilan yang tidak direncanakan atau tidak diharapkan. Ryan dan Dunn (1988) melakukan penelitian tentang begaimanakah penyelesaian terhadap kehamilan diluar nikah.
Hamil tidak diharapkan adalah kehamilan yang oleh karena suatu sebab maka keberadaanya tidak diinginkan oleh salah satu pihak ataupun keduanya. Najman, (1991) menemukan bahwa kecemasan post partum dan depresi lebih banyak terjadi pada kehamilan yang tidak direncanakan atau tidak diharapkan. Ryan dan Dunn (1988) melakukan penelitian tentang begaimanakah penyelesaian terhadap kehamilan diluar nikah.
2. Faktor Psikologis
1. Stresor Internal dan
Eksternal
Kehamilan merupakan krisis maternitas yang dapat
menimbulkan stres tetapi berharga karena menyiapkan wanita tersebut untuk
memberi perawatan dan mengemban tugas yang lebih berat. Apabila wanita saat
hamil berubah menjadi cepat naik darah atau yang rajin menjadi malas hal
tersebut merupakan hal yang wajar karena wanita tersebut mengalami perubahan
emosi.
Adapun macam-macam stessor atau stres ktika kehamilan
:
·
Stressor internal
Stressor
internal meliputi factor-faktor pemicu stress ibu hamil yang berasal dari diri
ibu sendiri. Adanya beban psikologis yang ditanggung oleh ibu dapat menyebabkan
gangguan perkembangan bayi yang nantinya akan terlihat ketika bayi lahir. Anak
akan tumbuh menjadi seseorang dengan kepribadian yang tidak baik, bergantung
pada kondisi stress yang dialami oleh ibunya, seperti anak yang menjadi
temperamental, autis atau orang yang terlalu rendah diri (minder). Ini tentu
saja tidak diharapkan. Oleh karena itu, pemantauan kesehatan psikologis pasien
sangat perlu dilakukan.
·
Stressor eksternal
Pemicu
stress yang berasal dari luar bentuknya sangat bervariasi, misalnya masalah
ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran dengan suami, tekanan dari lingkungan
(respon negative dari lingkungan pada kehamilan lebih dari 5 kali), dan masih
banyak kasus yang lain.
2. Support Keluarga
Setiap tahap usia kehamilan, ibu akan mengalami
perubahan baik yang bersifat fisik maupun psikologis. Ibu harus melakukan
adaptasi pada setiap perubahan yang terjadi dimana sumber stress terbesar
terjadi dalam rangka melakukan adaptasi terhadap kondisi tertentu.
Dalam menjalani prose situ ibu hamil sangat
membutuhkan dukungan yang intensif dari keluarga dengan cara menunjukkan
perhatian dan kasih sayang.
3. Subrainstormingtan Abuse (substance abuse)
Kekerasan yang dialami oleh ibu hamil di masa kecil
akan sangat membekas dan sangat memengaruhi kepribadiannya. Ini perlu
diperhatikan karena pada klien yang mengalami riwayat ini, tenaga kesehatan
harus lebih maksimal dalam menempatkan diri sebagai teman atau pendamping yang
bisa dijadikan tempat bersandar bagi klien dalam masalah kesehatan. Klien
dengan riwayat ini biasanya tumbuh dengan kepribadian yang tertutup.
4. Partner Abuse
Kekerasan dapat terjadi baik secara fisik, psikis,
ataupun sexual sehingga dapat terjadi rasa nyeri dan trauma. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa korban kekerasan terhadap perempuan adalah wanita yang telah
bersuami. Setiap bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pasangan harus selalu
diwaspadai oleh tenaga kesehatan jangan sampai kekerasan yang terjadi akan
membahayakan ibu dan bayinya. Efek psikologis yang muncul gangguan rasa aman
dan nyaman pada pasien.
Efek kekerasan pada ibu hamil bisa dalam bentuk
langsung maupun tidak langsung, yang langsung antara lain: trauma dan kerusakan
fisik pada ibu dan bayinya misalnya solutio plasenta, fraktur tulang, ruptur
uteri dan perdarahan. Sedangkan efek yang tidak langsung adalah reaksi
emosional, peningkatan kecemasan, depresi, rentan terhadap penyakit. Trauma
pada kehamilan juga dapat menyebabkan nafsu makan yang menurun dan peningkatan
frekuensi merokok serta meminum alkohol.
Kebanyakan wanita hamil yang mengalami kekerasan
adalah karena pendidikan yang rendah, umur yang terhitung masih muda dan hamil
diluar nikah.
2.3 Faktor lingkungan, sosial budaya
dan ekonomi
1. Kebiasaan dan Adat
Istiadat
Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan
kesehatan ibu hamil. Tenaga kesehatan harus dapat menyikapi hal ini dengan
bijaksana jangan sampai menyinggung “kearifan local” yang sudah berlaku di
daerah tersebut.Penyampaian mengenai pengaruh adat dapat melalui berbagai
teknik, misalnya melalui media masa, pendekatan tokoh masyarakat dan penyuluhan
yang menggunakan media efektif. Namun, tenaga kesehatan juga tidak boleh
mengesampingkan adanya kebiasaan yang sebenarnya menguntungkan bagi kesehatan.
Jika kita menemukan adanya adat yang sama sekali tidak berpengaruh buruk
terhadap kesehatan, tidak ada salahnya jika memberikan respon yang positif
dalam rangka menjalin hubungan yang sinergis dengan masyarakat.
2. Fasilitas Kesehatan
Adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat
menguntungkan kualitas pelayanan kepada ibu hamil. Deteksi dini terhadap
kemungkinan adanya penyulit akan lebih tepat, sehingga langkah antisipatif akan
lebih cepat diambil. Fasilitas kesehatan ini sangat menentukan atau berpengaruh
terhadap upaya penurunan angka kesehatan ibu (AKI).
Untuk mencapai suatu kondisi yang sehat diperlukan
adanya sarana dan prasarana (fasilitas kesehatan) yang memadai.
Adapun masalah yang timbul karena adanya 3 faktor
keterlambatan dalam kesehatan:
a. Keterlambatan
dalam pengambilan keputusan dalam mencari pelayanan kesehatan. Hal ini
dipengaruhi oleh status ekonomi, status pendidikan, status wanita,
karakteristik penyakit.
b. Keterlambatan
dalam mencapai fasilitas kesehatan itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh jarak,
transportasi, jalan dan biaya.
c. Keterlambatan
dalam menerina penanganan yang tepat dipengaruhi oleh kualitas tenaga kesehatan
dan fasilitas kesehatan yang tersedia
3. Ekonomi
Faktor ekonomi juga merupakan faktor yang memgang
peranan penting dalam kehidupan keluarga, terutama kehamilan. Karena di
mana-mana, kapan dan siapa saja memerlukan kesiapan ekonomi, disamping kesiapan
fisik dan mental pada ibu hamil dan juga kesiapan persalinan serta kepentingan
bayinya.
Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat berpengaruh
terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil
dengan tingkat sosial ibu hamil yang baik otomatis akan mendapatkan
kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula. Status gizi pun akan
meningkat karena nutrisi yang didapatkan berkualitas, selain itu ibu tidak akan
terbebani secara psikologis mengenai biaya persalinan dan pemenuhan kebutuhan
sehari-hari setelah bayinya lahir.
Ibu akan lebih fokus untuk mempersiapkan fisik dan
mentalnya sebagai seorang ibu. Sementara pada ibu hamil dengan kondisi ibu
hamil yang lemah akan mendapatkan banyak kesulitan terutama masalah pemenuhan
kebutuhan primer.
DAFTAR
PUSTAKA
Asrinah, dkk.2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan.
Yogyakarta: Graha Ilmu
MIMS Bidan. Edisi pertama. 2010
Htttp//.www.google.com
0 komentar :
Posting Komentar