Menejemen
kebidanan merupakan metode atau bentuk pendekatan yang digunakan bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan sehingga langkah-langkah dalam menejemen kebidanan
merupakan alur piker bidan dlam pemecahan masalah atau pengembalan keputusan
klinis. Asuhan yang dilakuakn yang dilakukan harus dicatat secara benar,
sederhana, jelas, dan logis sehingga perlu suatu metode pendokumentasian.
Dalam melakukan setiap asuhan,
setiap tenaga kesehatan terutama bidan harus mencatat setiap tindakan yang
dilakukan. Didalamnya juga terdapat catatan perkembangan klien, juga sebagai
salah satu alat informasi antara tim kesehatan di ruangan. Dokumentasi juga
perlu untuk dijadikan salah satu bahan bukti apabila terjadi sesuatu pada
klien.
Dokumentasi
ini penting karena dapat digunakan sebagai bahan untuk mempertanggung jawabkan
tindakan yang dilakukan dan juga bila ada kejadian gugatan, maka dokumentasi
kebidanan dapat membentu.
Bidan
sebagai tenaga kesehatan dan pelaksana asuhan kebidanan bidan wajib mencatat
dan melaporkan kegiatannya yang dokumentasinya harus tersimpan dengan baik.
Aspek pelayanan yang didokumentasikan adalah semua pelayanan mandiri yang
diberikan oleh bidan, pelayanan konsultasi dan pelayanan kolaborasi.
1 Prinsip Pendokumentasian
Dokumentasi dalam bidang kesehatan
atau kebidanan adalah suatu pencatatan dan pelaporan informasi tentang kondisi
dan perkembangan kesehatan pasien dan semua kegiatan yang dilakukan oleh
petugas kesehatan (bidan, dokter/perawat dan petugas kesehatan lainnya).
Catatan
pasien merupakan dokumen yang legal dan bermanfaat bagi dirinya sendiri juga
bagi tenaga kesehatan yang mengandung arti penting dan perlu memperhatikan
prinsip dokumentasi yang dapat ditinjau dari dua segi :
a. Prinsip
pencatatan
1. Ditinjau dari isi
o
Mempunyai
nilai administrative
Suatu berkas pencatatan mempunyai
nilai medis, karena cacatan tersebut dapat digunakan sebagai dasar merencanakan
tindakan yang harus diberikan kepada klien
o
Mempunyai
nilai hukum
Semua catatan informasi tentang
klien merupakan dokumentasi resmi dan brnilai hokum. Bila terjadi suatu masalah
yang berhubungan dengan profesi kebidanan, di mana bidan sebagai pemberi jasa
dan klien sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi dapat digunakan
sewaktu-waktu, sebagai barang bukti di pengadilan. Oleh karena itu data-data
harus di identifikasi secara lengkap, jelas, objektif dan ditandatangani oleh
tenaga kesehatan.
o
Mempunyai
nilai ekonomi
Dokumentasi mempunyai nilai ekonomi,
semua tindakan kebidanan yang belum, sedang, dan telah diberikan dicatat dengan
lengkap yang dapat digunakan sebagai acuan atau pertimbangan biaya kebidanan
bagi klien.
o
Mempunyai nilai edukasi
Dokumentasi mempunyai nilai
pendidikan, karena isi menyangkut kronologis dari kegiatan asuhan kebidanan
yang dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa
atau profesi kesehatan lainnya.
o
Mempunyai
nilai penelitian
Dokumentasi kebidanan mempunyai
nilai penelitian, data yang terdapat didalamnya dapat dijadikan sebagai bahan
atau objek riset dan pengembangan profesi kebidanan.
2.
Ditinjau dari teknik pencatatan
o
Mencantumkan
nama pasien pada setiap lembaran catatan
o
Menulis
dengan tinta (idealnya tinta hitam)
o
Menulis/menggunakan
dengan symbol yang telah disepakati oleh institusi untuk mempercepat proses
pencatatan
o
Menulis
catatan selalu menggunakan tanggal, jam tindakan atau observasi yang dilakukan
sesuai dengan kenyataan dan bukan interpretasi.
o
Hindarkan
kata-kata yang mempunyai nsure penilaian; misalnya: tampaknya, rupanya dan yang
bersifat umum
o
Tuliskan
nama jelas pada setiap pesanan, pada catatan observasi dan pemeriksaan oleh
orang yang melakukan
o
Hasil temuan digambarkan secara jelas termasuk
keadaan, tanda, gejala, warna, jumlah dan besar dengan ukuran yang lazim
dipakai.
o
Interpretasi data objektif harus didukung oleh
observasi
o
Kolom jangan dibiarkan kosong, beri tanda bila
tidak ada yang perlu ditulis
o
Coretan harus disertai paraf disampingnya
b. Sistim
pencatatan
Teknik dan model pendokumentasian
meliputi : Data subyektif adalah
data yang diperoleh dari keterangan
keluarga dan pasien sdangkan data obyektif adalah data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan.
Yang perlu diperhatikan dalam pendokumentasian adalah
Dilhat
dari segi sistem pencatatan tediri dari tiga model yaitu;
1. Model narrative, Cara penulisan
ini mengikuti dengan ketat urutan kejadian/kronologi,
yang perlu diperhatikan:
a.
Pakai
terminologi yang sudah lazim dipakai contohnya pengkajian, perencanaan,
diganosa, evaluasi dll.
b.
Dalam pencatatan perhatian
langkah-langkah kumpulan data subjektif –objektif. Kaji kebutuhan pasien dan
tentukan diagnosa dan prognosa kemudian buat rencana asuhan/tindakan dengan
memberi batasan waktu untuk mencapai hasil yang diprediksi.
c. Tulis
prediksi/sempurnakan dan rencana asuhan sebagai bagian dari catatan anda.
d. Buat penilaian anda secara periodik dan
monitor kondisi fisik dan psikologis pasien.
e.
Catat semua pernyataan/evaluasi.
2.
Model Orientasi Masalah, POR
(Problem Orientasi Record) diperkenalkan oleh dr. Lowrence (1969).
3.
Model Focus
2
Aspek
Legal Dokumentasi
Aspek
legal dokumentasi, dapat dilihat dari :
1.
Komponen
umum data menurut hukum, meliputi:
·
Kondisi
fisik, mental dan emosi.
·
Perilaku.
·
Program
pengobatan / perawatan.
·
Respon
pasien terhadap perawatan.
2.
Pedoman
pencatatan data menurut hukum, meliputi:
·
Memahami
dasar hukum dari tuntunan mal praktek bagi perawat yang terlibat.
·
Memberikan
informasi kondisi pasien secara tepat.
·
Memperlihatkan
fakta secara tepat dan akurat mengenai penggunaan proses keperawatan.
·
Perhatikan
terhadap situasi perawatan pasien.
Misalnya: Pasien dengan masalah
yang komplek, situasi perawatan pasien yang membutuhkan intervensi care,
perawatan klien penyakit akut.
3
Proses
Penatalaksanaan Kebidanan
Penatalaksanaan kebidanan
yaitu proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode, untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan ketrampilan, dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk
pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 1997).
Penatalaksanaan kebidanan terdiri
beberapa langkah yang berurutan yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan
berakhir dengan evaluasi, langkah tersebut membutuhkan kerangka yang lengkap
bisa diaplikasikan dalam situasi.
Cara
pengumpulan data dasar untuk pengevaluasi keadaan pasien dengan mengunakan 7
langkah Varney adalah:
1.
Pengumpulan
data dasar dengan pengkajian.
Mengumpulkan
semua data yang dikumpulkan untuk menilai keadaan klien secara keseluruhan. Pada
langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dapat
dilakukan dengan cara melakukan Anamnesa : biodata, riwayat menstruasi, riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas, biopsikososial, spiritual, pemeriksaan fisik
sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan khusus dan
pemeriksaan penunjang. Dalam pendekatan ini haruslah dilakukan secara
komprehensif meliputi data subyektif dan data obyektif, sehingga menggambarkan
kondisi klien yang sebenarnya dan Valid.
2.
Interpretasi
data/identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data tersebut
Menginterpretasikan
data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah. Data dasar yang sudah
dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah
yang spesifik.rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karna masalah
tidak dapat diidentifikasikan, seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan
penanganan. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam
ruang lingkup kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan. Standar
nomenklatur diagnosa kebidanan : diakui dan telah disahkan oleh profesi,
berhubungan langsung dengan praktek kebidanan, memiliki ciri khas kebidanan.
3.
Identifikasi
diagnosa dan masalah potensial/Mengantisipasi masalah atau berdasarkan masalah
atau diagnosa yang sudah diidentifikasi
Mengidentifikasi
diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya. Pada langkah
ini kita mengidentifikasi diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah
yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi. Bidan diharapkan
dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosa atau masalah potensail ini
menjadi benar-benar terjadi.Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan
yang aman.
4.
Tindakan
segera dan kolaborasi/Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter : dikonsultasikan, kolaborasi, atau dirujuk
Menetapkan
kebutuhan terhadap tindakan segera untuk melakukan tindakan, konsultasi,
kolaburasi dengan tenaga kesehatan lain ini berdasarkan kondisi klien. Langkah
ini mencerminkan kesinambungan dalam proses penatalaksanaan kebinanan. Jadi
penatalaksanaan bukan hanya kunjungan antenatal saja tetap selama wanita
tersebut dalam bersama bidan terus-menerus misalnya pada waktu wanita tersebut
dalam persalinan
5.
Rencana
manajemen/Merencanakan asuhan dengan penjelasan yang sungguh rasional sebagai dasar
untuk mengambil keputusan
Menyusun
rencana asuhan secara menyeluruh dengan tetap dan rasional berdasarkan
keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.Pada langkah ini
direncanakan asuhan menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya.Langkah ini menunjukan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah
atau diagnosa yang telah diidetifikasi atau antisipasi. Pada langkah ini
informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
6.
Pelaksanaan/Mengarahkan
atau melaksanankan rencana asuhan secara efisien dan aman
Penatalaksanaan
langsung asuhan dengan efisien dan aman. Pada langkah ini rencana asuhan
menyeluruh dan dilakukan secara efesien dan aman. Rencana ini dapat dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya. Walau bidan tidak melakukannya sendiri,ia tetap memikul tanggung jawab
untuk mengarahkan pelaksanaanya.
7.
Evaluasi/
Mengevaluasi keefektifan asuhan
Pada
langkah ini dilakukan evaluasi keaktifan dari asuhan yang sudah diberikan
penemuan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam
pelaksanaanya, ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif
sedangkan sebagian belum efektif. (Varney.1997:25)
44 Metode
Pendokumentasian SOAP
SOAP adalah catatan yang bersifat
sederhana, jelas, logis dan tertulis. Pencatatan ini dipakai untuk
mendokumentasikan asuhan kebidanan.4 (empat) langkah dalam metode ini adalah
ini secara rinci adalah sebagai berikut:
Ø S→
Data Subjektif :
Merupakan
informasi yang diperoleh langsung dari klien. Informasi tersebut dicatat
sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa.
Ø O
→Data Objektif :
Data
yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan pada waktu pemeriksaan
termasuk juga hasil pemeriksaan laboratorium, USG, dll. Apa yang dapat
diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosa yang
akan ditegakkan.
Ø A →Analisa/assessment :
Merupakan
kesimpulan yang dibuat berdasarkan data subjektif dan data objektif yang
didapatkan. Merupakan suatu proses yang dinamik, meliputi:
·
Diagnosa
·
Antisipasi diagnosa/masalah potensial
·
Perlunya tindakan segera(Langkah 2,3,4 dalam
manajemen varney)
Ø P
→Plan/Planning
= perencanaan :
Merupakan perencanaan pelaksanaan dan
evaluasi sesuai dengan kesimpulan yang dibuat ( berdasarkan langkah 5,6,7 pada
manajemen varney)
Alasan
pemakaian SOAP dalam pendokumentaian Asuhan kebidanan, yaitu:
1.
SOAP merupakan pencatatan yang
memuat kemajuan informasi yang sistematis, mengorganisasikan penemuam
kesimpulan sehingga terbentuk suatu rencana asuhan.
- SOAP merupakan intisari dari manajemen kebidanan untuk penyediaan pendokumentasian.
- SOAP merupakan urutan-urutan yang dapat embantu bidan mengorganisasikan pikiran dalam pemberian asuhan yang bersifat komprehensif.
Salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan adalah
dengan adanya sistem pendokumentasian yang baik. Sistem pendokumentasian yang
dilaksanakan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai sarana komunikasi
antara tenaga kesehatan, sarana untuk dapat mengikuti perkembangan dan evaluasi
pasien, dapat dijadikan data penelitian dan pendidikan, mempunyai nilai hukum
dan merupakan dokumen yang syah. Dalam kebidanan banyak hal penting yang harus
didokumentasikan yaitu segala asuhan atau tindakan yang diberikan oleh bidan
baik pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi, dan keluarga berencana.
DAFTAR PUSTAKA
Varney, H. 1997. Varney’s Midwifery.
FA Davis Company. Philadelelpia
Kusnadi, D. Dokumentasi Catatan Medik (rekam medis) Rumah Sakit.
Depkes RI (pusdiknakes). 2001. Konsep Asuhan Kebidanan. Jakarta
Lawintono,L. 2000. Dokumentasi Kebidanan. St Carolus. Jakarta
Kusnadi, D. Dokumentasi Catatan Medik (rekam medis) Rumah Sakit.
Depkes RI (pusdiknakes). 2001. Konsep Asuhan Kebidanan. Jakarta
Lawintono,L. 2000. Dokumentasi Kebidanan. St Carolus. Jakarta
0 komentar :
Posting Komentar