A.
Definisi
Parametritis
adalah radang dari jaringan longgar di dalam lig.latum. Radang ini biasanya
unilatelar. Parametritis adalah infeksi jaringan pelvis yang dapat terjadi
beberapa jalan:
Secara
rinci penyebaran infeksi sampai ke parametrium memalui 3 cara yaitu:
1. Penyebaran
melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi atau dari endometritis
2. Penyebaran
langsung dari luka serviks yang meluas sampai ke dasar ligamentum
3. Penenyebaran
sekunder dari tromboflebitis pelvika. Proses ini dapat tinggalterbatas pada
dasar ligamentum latum atau menyebar ekstraperitoneal ke semua jurusan. Jika
menjalar ke atas , dapat diraba pada dinding perut sebelah lateral di atas
ligamentum inguinalis, atau pada fossa iliaka.
Parametritis ringan dapat
menyebabkan suhu yang meninggi dalam nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih dari
seminggu disertai rasa nyeri di kiri atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan
dalam, hal ini patut dicurigai terhadap kemungkinan parametritis. Pada
perkembangan proses peradangan lebih lanjut gejala-gejala parametritis menjadi
lebih jelas. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di
sebelah uterus dan tahanan ini yang berhubungan erat dengan tulang panggul,
dapat meluas ke berbagai jurusan. Di tengah-tengah jaringan yang meradang itu
bisa tumbuh abses. Dalam hal ini, suhu yang mula-mula tinggi secara menetap menjadi
naik turun disertai dengan menggigil. Penderita tampak sakit, nadi cepat, dan
perut nyeri. Dalam ⅔ kasus tidak terjadi
pembentukan abses, dan suhu menurun dalam beberapa minggu. Tumor di sebelah
uterus mengecil sedikit demi sedikit, dan akhirnya terdapat parametrium yang
kaku. Jika terjadi abses selalu mencari jalan ke rongga perut yang menyebabkan
peritonitis, ke rectum atau ke kandung kencing.
Radang
paling banyak berlokasi di parametrium bagian lateral akan tetapi bisa juga ke
depan dan ke belakang, radang bisa juga menjahi abses. Apabila terjadi abses,
dan proses berkembang terus, maka abses akan mencari jalan keluar yaitu di atas
ligamentum pouparty, ke daerah ginjal,
melalui foramina obturatorium ke paha bagian dalam, dan sebagianya. Parametritis
dapat juga menahun dan di tempat radang
terjadi fibrosis.
Kalau terjadi infeksi
parametrium, maka timbulah pembengkakan yang mula-mula lunak tetapi
kemudian menjadi keras sekali.
Infiltrasi ini dapat terjadi hanya pada dasar lig.
Latum tetapi dapat juga bersifat luas misalnya dapat menempati seluruh
parametrium sampai ke dinding panggul dan dinding perut depan di atas lig.
Inguinale.
Kalau filtrat menjalar ke belakang dapat menimbulkan
pembengkakan di belakang cervix.
Eksudat ini lambat laun diresorpsi atau menjadi abses.
Abses dapat memecah di daerah lipat paha di atas lig. Inguinale atau ke dalam
cavum douglas.
Parametritis biasanya unilateral dan karena biasanya
sebagai akibat luka cervix, lebih sering terdapat pada primipara daripada
multipara.
B.
Etiologi
Parametritis dapat terjadi:
1)
Dari
endometritis dengan 3 cara :
· Per
continuitatum : endometritis → metritis → parametitis.
· Lymphogen.
· Haematogen :
phlebitis → periphlebitis → parametritis
2)
Dari robekan serviks
3)
Perforasi uterus oleh alat-alat ( sonde, kuret, IUD
C. Patofisiologi
Endometritis
Infeksi meluas
Lewat jalan limfe atau
tromboflebitis
Infeksi menyebar ke miometrium
Miometritis
Infeksi
meluas lewat jalan limfe/tromboflebitis
Parametritis
Terjadi
reaksi :
§ Kalor
§ Dolor
§ Nyeri
hebat
§ Nafsu
makan berkurang
Asam lambung
meningkat
Reaksi mual
Vasodilatasi
syok septic/
infertilitas/ infeksi meluas
D.
Tanda dan gejala
● Suhu tinggi dengan demam tinggi
Parametritis ringan dapat menyebabkan suhu yang
meninggi dalam nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih dari seminggu disertai
rasa nyeri di kiri atau kanan ada nyeri sebelah atau kedua belah di perut
bagian bawah, sering memancar pada kaki.
Pada perkembangan proses peradangan lebih lanjut
gejala-gejala parametritis menjadi lebih jelas. Pada pemeriksaan dalam dapat
diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan tahanan ini yang
berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat meluas ke berbagai jurusan. Di tengah-tengah
jaringan yang meradang itu bisa tumbuh abses. Dalam hal ini, suhu yang
mula-mula tinggi secara menetap menjadi naik turun disertai dengan menggigil.
● Penderita tampak sakit, nadi cepat, dan perut nyeri.
● Nyeri unilateral tanpa gejala rangsangan peritoneum,
seperti muntah
E. Diagnosis
Dalam minggu
pertama biasanya gejala-gejala setempat belum menunjukkan dengan nyata adanya
perluasan infeksi ; yang lebih penting ialah gejala umum. Seorang penderita
dengan infeksi yang meluas diluar porte d’entrée tampaknya sakit, suhu
meningkat dengan kadang-kadang disertai menggigil, nadi cepat, keluhannya juga
lebih banyak.
F. Prognosis
Yang paling
dapat dipercayai untuk membuat prognosa ialah nadi ; jika nadi tetap di bawah 100
maka prognosa baik, sebaliknya kalau nadi di atas 130, apalagi kalau tidak ikut
turun dengan turunnya suhu prognosanya kurang baik.
Demam yang continou adalah lebih buruk prognosanya
dari demam yang remittens. Demam menggigil berulang-ulang, insomnia dan
icterus, merupakan tanda-tanda yang kurang baik.
Kadar Hb yang rendah dan jumlah leucocyt yang rendah
atau sangat tinggi memburukkan prognosa.
Juga kuman penyebab yang ditentukan dengan pembiakan
menentukan prognosa.
Menurut derajatnya septicemia merupakan infeksi yang
paling berat dengan mortalitas tinggi, dan yang segera diikuti oleh peritonitis
umum. Pada Pelvioperitonitis dan Sellulitis pelvis bahaya kematian dapat
diatasi dengan pengobatan yang sesuai. Abses memerlukan tindakan untuk
mengeluarkan nanahnya.
G. Penatalaksanaan
1.
Pencegahan
- Selama kehamilan
Oleh karena anemia merupakan predisposisi untuk
infeksi nifas, harus diusahakan untuk memperbaikinya. Keadaan gizi juga
merupakan factor penting, karenanya diet yang baik harusdiperhatikan.
Coitus pada hamil tua sebaiknya dilarang karena dapat mengakibatkan pecahnya ketuban dan terjadinya infeksi.
Coitus pada hamil tua sebaiknya dilarang karena dapat mengakibatkan pecahnya ketuban dan terjadinya infeksi.
- Selama persalinan
Usaha-usaha pencegahan terdiri dari membatasi sebanyak
mungkin kuman-kuman dalam jalan lahir, menjaga supaya persalinan tidak
berlarut-larut, menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin, dan
mencegah terjadinya perdarahan banyak. Semua petugas dalam kamar bersalin harus
menutup hidung dan mulut dengan masker, alat-alat, kain-kain yang dipakai dalam
persalinan harus suci hama. Pemeriksaan dalam hanya boleh dilakukan jika perlu,
terjadinya perdarahan harus dicegah sedapat mungkin dan transfusi darah harus
diberikan menurut keperluan.
- Selama nifas
Sesudah partus terdapat luka-luka dibeberapa tempat
pada jalan lahir. Pada hari pertama postpartum harus dijaga agar luka-luka ini
tidak dimasuki kuman-kuman dari luar. Tiap penderita dengan tanda-tanda infeksi
nifas jangan dirawat bersama dengan wanita-wanita dalam nifas sehat.
2.
Pengobatan
Antibiotika memegang peranan yang
sangat penting dalam pengobatan infeksi nifas. Karena pemeriksaan-pemeriksaan
ini memerlukan waktu, maka pengobatan perlu dimulai tanpa menunggu hasilnya. Terapi pada parametritis yaitu dengan memberika antibiotika berspektrum
luas. Dalam hal
ini dapat diberikan penicillin dalam dosis tinggi atau antibiotika dengan
spectrum luas, seperti ampicillin dan lain-lain.
Disamping pengobatan dengan antibiotika,
tindakan-tindakan untuk mempertinggi daya tahan badan tetap perlu dilakukan.
Perawatan baik sangat penting, makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan
hendaknya diberikan dengan cara yang cocok dengan keadaan penderita, dan bila
perlu transfusi darah dilakukan.
Jika keadaan sudah tenang dapat
diberi terapi diatermi dalam beberapa seri dan penderita dinasehatkan agar
jangan melakukan pekerjaan yang berat- berat. Dengan terapi ini biar pun sisa-
sisa peradangan masih ada, keluahan- keluhan penderita sering kali hilang atau
sangat berkurang. Pada
sellulitis pelvika dan pelvioperitonitis perlu diamat-amati dengan seksama
apakah terjadi abses atau tidak. Jika terjadi abses, abses harus dibuka dengan
menjaga supaya nanah tidak masuk kedalam rongga peritoneum dan pembuluh darah
yang agak besar tidak sampai dilukai. Jika ditemukan
abses, di tempat itu perlu diadakan pembukaan tumor dan drainase karena selalu
ada bahaya bahwa abses mencari jalan ke jaringan tubuh yang lain.
Kalau ada fluktasi perlu dilakukan insici. Tempat insici ialah di atas lipat paha atau pada cavum douglas.
Kalau ada fluktasi perlu dilakukan insici. Tempat insici ialah di atas lipat paha atau pada cavum douglas.
3.
Penanganan
Beri
antibiotik seperti benzilpenisilin ditambah gentamisin dan metronidazol.
Jika perlu, berikan obat pereda nyeri seperti pethidine 50-100 mg 1M setiap 6 jam.
Jika ibu tidak membaik dalam 2 atau 3 hari, ibu harus segera di bawa ke rumah sakit daerah.
Jika perlu, berikan obat pereda nyeri seperti pethidine 50-100 mg 1M setiap 6 jam.
Jika ibu tidak membaik dalam 2 atau 3 hari, ibu harus segera di bawa ke rumah sakit daerah.
0 komentar :
Posting Komentar