About me

Jumat, 06 April 2012

Pemeriksan laboratorium

A.  Latar Belakang
Pemeriksan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan/sample dari penderita, dapat berupa urine (air kencing), darah, sputum (dahak), atau sample dari hasil biopsy.
Pemeriksaan laboratorium dapat digunakan untuk berbagai tujuan : 
·       Skrining / uji saring adanya penyakit subklinis
·       Konfirmasi pasti diagnosis
·       Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis
·       Membantu pemantauan pengobatan
·       Menyediakan informasi prognostic / perjalanan penyakit
·       Memantau perkembangan penyakit
·       Mengetahui ada tidaknya kelainan/penyakit yang banyak dijumpai dan potensial membahayakan
·       Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati penyakit.
Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.
1.    Faktor Pra instrumentasi     : sebelum dilakukan pemeriksaan
Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi :
a.    Pemahaman instruksi dan pengisian formulir laboratorium.
b.    Persiapan penderita
c.    Persiapan alat yang akan dipakai
d.    Cara pengambilan sample
e.    Penanganan awal sampel ( termasuk pengawetan ) & transportasi.
2.    Faktor Instrumentasi          : saat pemeriksaan ( analisa ) sample
3.    Faktor Pasca instrumentasi : saat penulisan hasil pemeriksaan.
Pemahaman instruksi dan pengisian formulir
Pada tahap ini perlu diperhatikan benar, apa yang diperintahkan oleh dokter dan dipindahkan ke dalam formulir. Hal ini penting untuk menghindari pengulangan pemeriksaan yang tidak penting, membantu persiapan pasien sehingga tidak merugikan pasien dan menyakiti pasien. Pengisian formulir dilakukan secara lengkap meliputi identitas pasien.Hal ini penting untuk menghindari tertukarnya hasil ataupun dapat membantu intepretasi hasil terutama pada pasien yang mendapat pengobatan khusus dan jangka panjang.
Obat
Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi misalnya : asam folat, Fe, vitamin B12 dll.
Waktu pengambilan
Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari tertutama pada pasien rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urin akan menjadi lebih pekat pada pagi hari sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi khusus atas perintah dokter. Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung dengan tingkat kegawatan pasien dan memerlukan penanganan segera disebut pemeriksaan sito.
Posisi pengambilan
Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10 % demikian pula sebaliknya. Hal lain yang penting pada persiapan penderita adalah menenangkan dan memberitahu apa yang akan dikerjakan sebagai sopan santun atau etika sehingga membuat penderita atau keluarganya tidak merasa asing atau menjadi obyek.
Persiapan alat
Dalam mempersiapkan alat yang akan digunakan selalu diperhatikan instruksi dokter sehingga tidak salah persiapan dan berkesan profesional dalam bekerja.
Pengambilan darah
Yang harus dipersiapkan antara lain : kapas alkohol 70 %, karet pembendung (torniket) spuit sekali pakai umumnya 2.5 ml atau 5 ml, penampung kering bertutup dan berlabel. Penampung dapat tanpa anti koagulan atau mengandung anti koagulan tergantung pemeriksaan yang diminta oleh dokter. Kadang-kadang diperlukan pula tabung kapiler polos atau mengandung antikoagulan.
Penampungan urin
Digunakan botol penampung urin yang bermulut lebar, berlabel, kering, bersih, bertutup rapat dapat steril ( untuk biakan ) atau tidak steril. Untuk urin kumpulan dipakai botol besar kira-kira 2 liter dengan memakai pengawet urin.


Cara pengambilan sample
Pada tahap ini perhatikan ulang apa yang harus dikerjakan, lakukan pendekatan dengan pasien atau keluarganya sebagai etika dan sopan santun, beritahukan apa yang akan dikerjakan. Selalu tanyakan identitas pasien sebelum bekerja sehingga tidak tertukar pasien yang akan diambil bahan dengan pasien lain. Karena kepanikan pasien akan mempersulit pengambilan darah karena vena akan konstriksi. Darah dapat diambil dari vena, arteri atau kapiler. Syarat mutlak lokasi pengambilan darah adalah tidak ada kelainan kulit di daerah tersebut, tidak pucat dan tidak sianosis. Lokasi pengambilan darah vena : umumnya di daerah fossa cubiti yaitu vena cubiti atau di daerah dekat pergelangan tangan. Selain itu salah satu yang harus diperhatikan adalah vena yang dipilih tidak di daerah infus yang terpasang / sepihak harus kontra lateral.
Darah arteri dilakukan di daerah lipat paha (arteri femoralis) atau daerah pergelangan tangan (arteri radialis). Untuk kapiler umumnya diambil pada ujung jari tangan yaitu telunjuk, jari tengah atau jari manis dan anak daun telinga. Khusus pada bayi dapat diambil pada ibu jari kaki atau sisi lateral tumit kaki.
Penanganan awal sampel & transportasi
Pada tahap ini sangat penting diperhatikan karena sering terjadi sumber kesalahan ada disini. Yang harus dilakukan :
1) Catat dalam buku expedisi dan cocokan sampel dengan label dan formulir. Kalau sistemnya memungkinkan dapat dilihat apakah sudah terhitung biayanya (lunas).
2) Jangan lupa melakukan homogenisasi pada bahan yang mengandung antikoagulan
3) Segera tutup penampung yang ada sehingga tidak tumpah
4) Segera dikirim ke laboratorium karena tidak baik melakukan penundaan
5) Perhatikan persyaratan khusus untuk bahan tertentu seperti darah arteri untuk analisa gas darah, harus menggunakan suhu 4-8° C dalam air es bukan es batu sehingga tidak terjadi hemolisis. Harus segera sampai ke laboratorium dalam waktu sekitar 15-30 menit. Perubahan akibat tertundanya pengiriman sampel sangat mempengaruhi hasil laboratorium. Sebagai contoh penundaan pengiriman darah akan mengakibatkan penurunan kadar glukosa, peningkatan kadar kalium. Hal ini dapat mengakibatkan salah pengobatan pasien. Pada urin yang ditunda akan terjadi pembusukan akibat bakteri yang berkembang biak serta penguapan bahan terlarut misalnya keton. Selain itu nilai pemeriksaan hematologi juga berubah sesuai dengan waktu.
Selanjutnya, kami hanya akan membahas pemeriksaan golongan darah dan pemeriksaan hemoglobin.
BAB II
ISI

A.  PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH
Dasar Teori
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
·       Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
·       Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
·       Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
·       Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.

Tabel pewarisan golongan darah kepada anak
Ibu/Ayah
O
A
B
AB
O
O
O, A
O, B
A, B
A
O, A
O, A
O, A, B, AB
A, B, AB
B
O, B
O, A, B, AB
O, B
A, B, AB
AB
A, B
A, B, AB
A, B, AB
A, B, AB

Kecocokan golongan darah

Tabel kecocokan RBC
Gol. darah resipien
Donor harus
AB+
Golongan darah manapun
AB-
O-
A-
B-
AB-
A+
O-
O+
A-
A+
A-
O-
A-


B+
O-
O+
B-
B+
B-
O-
B-


O+
O-
O+


O-
O-








 


Tabel kecocokan plasma
Resipien
Donor harus
AB
AB manapun
A
A atau AB manapun
B
B atau AB manapun
O
O, A, B atau AB manapun

Pemeriksaan Golongan Darah

Pemeriksaan golongan darah pada hakekatnya adalah upaya untuk mengetahui antigen apa saja yang terdapat di permukaan sel darah.
Bila kita hendak mengetahui apakah sel darah merah mempunyai antigen A, maka sel darah merah direaksikan dengan antibodi terhadap antigen A, atau yang sering kita kenal dengan sebutan anti-A.
·            Reaksi positif. Hasil reaksi disebut positif bila terlihat sel darah   merah menggumpal. Dengan kata lain di permukaan sel darah merah tersebut terdapat antigen A. Sel darah merah tersebut digolongkan sebagai sel darah merah A
·            Reaksi negatif. Hasil reaksi disebut negatif bila sel darah merah TIDAK menggumpal. Dengan kata lain di permukaan sel darah merah tersebut TIDAK terdapat antigen A. Sel darah merah tersebut TIDAK digolongkan sebagai sel darah merah A
Bila kita hendak mengetahui apakah sel darah merah mempunyai antigen B, maka sel darah merah direaksikan dengan antibodi terhadap antigen B, atau yang sering kita kenal dengan sebutan anti-B
·            Reaksi positif. Hasil reaksi disebut positif bila terlihat sel darah merah menggumpal. Dengan kata lain di permukaan sel darah merah tersebut terdapat  antigen B. Sel darah merah tersebut digolongkan sebagai sel darah merah B
·            Reaksi negatif. Hasil reaksi disebut negatif bila sel darah merah TIDAK menggumpal. Dengan kata lain di permukaan sel darah merah tersebut TIDAK terdapat antigen B. Sel darah merah tersebut TIDAK digolongkan sebagai sel darah merah B
Bila sel darah merah menggumpal pada saat direaksikan dengan anti-AB, berarti di permukaan sel darah merah tersebut terdapat antigen A dan B. Sel darah merah ini digolongkan sebagai sel darah merah AB.
Bila sel darah merah TIDAK menggumpal pada saat direaksikan dengan anti-AB, berarti di permukaan sel darah merah tersebut TIDAK terdapat antigen A dan B. Sel darah merah ini digolongkan sebagai sel darah merah O
Antisera
Hasil reaksi
Golongan darah
Anti-A
Positif
A
Anti-B
Positif
B
Anti-AB
Positif
AB
Anti-A dan anti-B
Negatif
O

Pemeriksaan golongan darah slide
Alat dan bahan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4YAi0Fp7k2jguBXG9OnWNijEmV2LRKHMh5HCIMjTslOzjyPmt1FyOp2fEQgIpv45XrYcMKAgjkom3WVbvJVLNTSBhk74NgWWM29NcC6CAlKufGRH1flVHunvvjkehxPvN5Ff4YuWCmns/s400/Anti+Golongan+Darah.jpg1. Darah perifer
2. Obyek glass
3. Anti a
4. Anti b
5. Anti d
6. Lidi
7. Kapas alkohol 70%
8. Lancet
9. Pen lancet ukuran 5

Cara kerja
1. Bersihkan obyek glass dari lemak
2. Teteskan anti a,anti b, dan anti d, saat setelah mengambil reagen pipet harus benar benar kosong.
3. Ambil darah perifer, teteskan pada bagian bawah masing masing anti a, anti b, anti d.
4. Aduk menggunakan lidi searah.
5. Ratakan, dan lebarkan
6. Goyang goyang kan sambil dilihat adanya gumpalan.

B.       Pemeriksaan hemoglobin
Dasar Teori
Hemoglobin merupakan protein sel darah merah ( SDM ) yang funsinya antara lain :
1. Mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dan jaringan ke paru-paru
2. Memberi warna merah pada darah
3. Mempertahankan keseimbangan asam basa dalam tubuh
Hemoglobin mengandung protein globin yang berkaitan dengan hem ( senyawa besi protein ), mempunyai berat molekul 64450 dalton. Di dalam darah mengandung Hb antara 7,8 – 12,2 mM/l atau 12,6 – 18,4 gr/dl, tergantung pada jenis kelamin dan umur individu.
Pada setiap tetramer Hb mampu mengikat 4 atom oksigen yang terikat pada atom ferro ( Fe 2+ ) dalam hem. Hemoglobin yang berikatan dengan oksigen disebut oksihemoglobin ( HbO2 ) sedang yang telah melepaskan oksigen disebut deoksihemoglobin ( HbCO ) jika Hb mengikat gas CO hasil pembakaran yang tidak sempurna. Ikatan Hb dengan CO, 200 kali lebih kuat disbanding ikatan Hb dengan oksigen.
Pemeriksaan HB
Menurut Soenarto (1980) dengan pemeriksaan Hb ini kita akan mendapatkan gambaran dari penderita apakah normal atau abnormal . Untuk itu perlu kita menggunakan kriteria yang seragam ialah dari WHO (1972). Ini telah dipakai dan dianjurkan oleh ahli-ahli.
Kriteria persangkaan Anemi pada : bila Hb dibawah :
ü  Pria dewasa 13 g %
ü  Wanita tak hamil 12 g %
ü  Wanita hamil 11 g %
ü  Anak :
6 bl — 6 th 11 g %
6 th — 14 th 12 g %
Pengukuran Hb yang disarankan oleh WHO ialah dengan cara cyanmet, namun cara oxyhaemoglobin dapat pula dipakai asal distandarisir terhadap cara cyanmet.
Namun, sampai saat ini baik di PUSKESMAS maupun dibeberapa Rumah sakit di negara kita masih menggunakan alat Sahli.

Pemeriksaan Darah Hemoglobin (Cara Sahli)

1.       Prinsip
Hemoglobin darah diubah menjadi asam hematin dengan pertolongan larutan HCL, lalu kadar dari asam hematin ini diukur dengan membandingkan warna yang terjadi dengan warna standard memakai mata biasa.
2.       Tujuan
Menetapkan kadar hemoglobin dalam darah
3. Alat dan bahan yang dipergunakan
a. Hemoglobinometer (hemometer), Sahli terdiri dari :
1) Gelas berwarna sebagai warna standard
2) Tabung hemometer dengan pembagian skala putih 2 sampai dengan 22. Skla merah untuk hematokrit.
3) Pengaduk dari gelas
4) Pipet Sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai volume 20/ul
5) Pipet pasteur.
6) Kertas saring/tissue/kain kassa kering
b. Reagen
1) Larutan HCL 0,1 N
2) Aquades
4. Cara Pemeriksaan
a. Tabung hemometer diisi dengan larutan HCL 0,1 N sampai tanda 2
b. Hisaplah darah kapiler/vena dengan pipet Sahli sampai tepat pada tanda 20 ul.
c. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan kertas tissue secara hati-hati jangan sampai darah dari dalam pipet berkurang.
d. Masukkan darah sebanyak 20 ul inike dalam tabung yang berisi larutanHCL tadi tanpa menimbulkan gelembung udara.
e. Bilas pipet sebelum diangkat dengan jalan menghisap dan mengeluarkan HCL dari dalam pipet secra berulang-ulang 3 kali
f. Tunggu 5 menit untk pembentukan asam hematin
g. Asam hematin yang terjadi diencerkan dengan aquades setetes demi setetes sambil diaduk dengan pengaduk dari gelas sampai didapat warna yang sama dengan warna standard.
h. Miniskus dari larutandibaca. Miniskus dalam hal ini adalah permukaan terendah dari larutan.
5. Pelaporan
Dinyatakan dalam gr/dl
Hanya dilaporkan dalam angka bulat, atau naik setengah, Misal 11, 11 ½, 12, 12 ½, dan sebagainya.
6. Catatan
a. Nilai normal
Laki-laki : 14 – 18 gram/dl
Wanita : 12 – 16 gram/dl
b. Kesalahan yang sering terjadi
1. Alat/regen kurang sempurna, yaitu :
a. Volume pipet Hb tidak selalu tepat 20 ul
b. Warna standard sering sudah pucat.
c. Kadar larutan HCL sering tidak dikontrol.
2. Orang yang melakukan pemeriksaan :
a. Pengambilan darah kurang baik.
b. Penglihatan pemeriksa tidak normal atau sudah lelah.
c. Intensitas sinar/penerangan kurang.
d. Pada waktu waktu membaca hsil dipermukaan terdapat gelembung udara.
e. Pipet tidak dibilas dengan HCL.
f. Pengenceran tidak baik

Hemoglobin Sianida ( Sianomethemoglobin )
Dalam keadaan tertentu, Hb juga dapat berikatan sehingga besi teroksidasi ( Fe3+ ) membentuk methemoglobin ( Met Hb atau Hb ( Fe3+ ). Hb dalam bentuk MetHb akan menyebabkan kemampuan mengikat oksigennya menjadi hilang. Beberapa derivate hemoglobin satu sama lain dapat dibedakan dengan cara pengenceran. HbO2 pada pengenceran terlihat berwarna merah kekuningan, HbCO berwarna merah terang ( carmine tint ) sedang deoksihemoglobin ( Hb ) berwarna kecoklatan.
Metode
Hemoglobin Sianida ( Sianomethemoglobin )
Prinsip
Hemoglobin dengan larutan K2Fe ( CN )6 berubah menjadi methemoglobin kemudian menjadi hemoglobin sianida ( HiCN ) oleh KCN dengan absorbansi maksimum pada 540 nm.
Pengaturan pH dilakukan dengan menambah KH2FO4, untuk mempercepat lisis eritrosit dan mengurangi kekeruhan HiCN ditambah non ionic detergent. Absorbansi warna berbanding lurus dengan konsentrasi Hb.
Persiapan Reagen
Larutan isi satu botol reagen dengan 500 nm akuabides, simpan dalam botol warna gelap. Reagen stabil bila disimpan dalam gelap pada suhu 15 – 25 oC selama 4 bulan.
Bahan dan Alat
Bahan : darah kapilerm darah vena-EDTA, akuabides dan reagen sianmethemoglobin
Alat : Erlenmeyer, tabung reaksi, spektrofotometer.
Cara Kerja
1. Disiapkan 3 tabung reaksi seukuran 5 ml, masing-masing diberi label reagen blanko ( RB ), Reagen standarr ( RTD ) dan Reagen Sampel ( RPL )
2. Tabung RB diberi 5000 µl ( 5 cc ) Reagen Hb Cyanida
3. Tabung RTD diberi 20 µl sample darah standard an ditambah dengan 5000µl Reagen Hb Cyanida dicampur hingga homogen
4. Tabung RPL diberi 20 µl sample darah dan ditambah dengan 5000 µl Reagen Hn Cyanida didiamkan selama 3 menit pada suhu kamar
5. Diukur absorbansi RTD dan abs ( RPL ) terhadap reagen blanko pada panjang gelombang 578 nm
Perhitungan
Hb = Abs RPL X 15 G/DL
Abs RTD
Nilai normal :
Wanita : 12-16 g/dl
Pria : 14-18 g/dl
Bayi : 10-15 g/dl
Balita : 11-14 g/dl
Anak-anak : 12-16 g/dl
Bayi baru lahir : 16-25 g/dl
Bayi belum lahir : masih mengandung Hb fetal dari plasenta

 

DAFTAR PUSTAKA

-----.1991.”Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas”. Jakarta:Departemen Kesehatan.
Hidayat, Alimul A. 2004. “Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia”. Jakarta : EGC.
Pusat LABKES. 1997. ‘Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas”. Jakarta : Dit. Jen Binkesmas.

0 komentar :

Posting Komentar