About me

Rabu, 14 November 2012

Pemilihan Kata dalam Karya Tulis Ilmiah



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Bahasa indonesia sebagai bahasa nasional tentu saja digunakan dalam berbagai betuk jenis penulisan, mulai dari penulisan ilmiah dan yang lainnya, yang pada kenyataannya tidak terlepas dari kesalahpahaman dalam penggunaan kalimatnya dikarenakan tidak tepatnya penggunaan kalimat tersebut. Semestinya sebuah karya ilmiah hendaknya menggunakan bahasa yang jelas, tepat dan formal dan lugas.  Kegiatan dan ketepatan isi dapat diwujudkan dengan menggunakan kata dan istilah yang jelas dan tepat, kalimat yang tidak berbelit-belit, dan struktur paragraf yang runtut, sehingga pembaca dapat memahami isi yang dimaksudkan oleh penulis. Kesalahan penggunaan bahasa dalam karya ilmiah menyebabkan inti yang disampaikan penulis tidak dapat diterima oleh pembaca. Kemungkinan, pemakaian bahasa yang salah menyebabkan pemahaman pembaca bertolak belakang dangangagasan penulis.
Oleh karena sebab itu, penulis mengambil judul “ Pemilihan Kata untuk  Penulisan Karya Ilmiah ” , agar penulis ataupun pembaca bisa menghasilkan sebuah karya ilmiah yang baik dan benar.

1.2       Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah yang kami susun adalah :
a.               Apa pengertian dari kata baku ?
b.              Jelaskan perbedaan Kata Baku dan Kata Lugas ?
c.               Apa saja kegunaan dari istilah ?

1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan dari makalah yang kami susun adalah :
a.      Mampu menjelaskan pengertian dari kata baku
b.     Mampu membedakan kata baku dan kata lugas
c.      Mampu menjelaskan kegunaan dari istilah



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Karya Tullis Ilmiah
2.1.1 Pengertian Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah dapat didefinisikan sebagai laporan tertulis tentang (hasil) suatu kegiatan ilmiah. Definisi yang lebih kompleks dapat dikemukakan bahwa pengertian karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboratorium, ataupun kajian pustaka yang didasarkan pada pemikiran (metode) ilmiah yang logis dan empiris.
Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu permasalahan.Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian.Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang sistematis untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti.Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut.
Karya tulis ilmiah sebagai sarana komunikasi ilmu pengetahuan yang berbentuk tulisan menggunakan sistematika yang dapat diterima oleh komunitas keilmuan melalui suatu sistematika penulisan yang disepakati.Dalam karya tulis ilmiah ciri-ciri keilmiahan dari suatu karya harus dapat dipertanggung jawabkan secara empiris dan objektif.
Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yakni gaya penulisan dalam membuat pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber pengetahuan ilmiah yang digunakan dalam penulisan. Penulisan ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak bisa diidentifikasikan mana yang merupakan subjek dan predikat serta hubungan apa antara subjek dan predikat kemungkinan besar merupakan informasi yang tidak jelas. Penggunaan kata harus dilakukan secara tepat artinya kita harus memilih kata-kata yang sesuai dengan pesan apa yang harus disampaikannya.

2.1.2 Persyaratan Karya Tulis Ilmiah
Dari berbagai macam bentuk karya tulis ilmiah, karya tulis ilmiah memiliki persyaratan khusus. Persyaratan karya tulis ilmiah adalah:
  1. Karya tulis ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik.
  2. Karya tulis ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur dan tidak bersifat terkaan. Dalam pengertian jujur terkandung sikap etik penulis ilmiah yakni mencantukan rujukan dan kutipan yang jelas.
  3. Karya tulis ilmiah disusun secara sistematis setiap langkah direncanakan secara terkendali, konseptual dan prosedural.
  4. Karya tulis ilmiah menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan alasan yang indusif yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan.
  5. Karya tulis ilmiah mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian berdasarkan suatu hipotesis
  6. Karya tulis ilmiah hanya mengandung kebenaran faktual sehingga tidak akan memancing pertanyaan yang bernada keraguan. Penulis karya ilmiah tidak boleh memanipulasi fakta, serta tidak bersifat ambisius dan berprasangka, penyajian tidak boleh bersifat emotif.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam menulis karya ilmiah memerlukan persiapan yang dapat dibantu dengan menyusun kerangka tulisan.Di samping itu, karya tulis ilmiah harus mentaati format yang berlaku.

2.1.3 Penulisan kata dalam karya ilmiah
Untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah yang baik dan benar dalam penulisannya terdapat  aturan yang harus ditaati, diantaranya sebagai berikut :
1.        Awalan di- dan ke- atau kata depan ditulis serangkai apabila dihubungkan dengan kata kerja & dipisah apabila bukan kata kerja
2.        Hindari singkatan dalam penulisan Karya Ilmiah begitu juga untuk spesial karakter
3.        Hindari penggunaan istilah atau kata-kata asing khususnya Bahasa Inggris.
4.        Bentuk dasar berupa gabungan kata yang sekaligus mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.
5.        Hindari menulis huruf kapital, di tengah kalimat. Huruf kapital hanya digunakan pada alenia baru, kata setelah titik, nama orang, nama sungai, nama negara dsb.
6.        Kata ulang dituliskan dengan menggunakan tanda hubung di antara kedua unsurnya.
7.        Kata depan di dan ke ditulis terpisah dengan kata sifat & kata benda yang mengikutinya.
8.        Kata sandang si atang sang ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
9.        Partikel per yang berarti “tiap” dan mulai ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului dan mengikutinya. Sebaliknya per pada bilangan pecahan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
10.    Singkatan nama gelar sarjana kesehatan, dokter, seringkali dipermasalahkan. Di dalam lingkungan masyarakat muncul singkatan dr. untuk dokter (kesehatan) dan DR untuk doktor (purnasarjana). Hal ini tentu saja bertentangan dengan kaidah karena singkatan Dr. diperuntukkan bagi gelar Doktor, sedangkan DR seolah-olah merupakan singkatan kata atau nama yang sama halnya dengan PT (Perseroan Terbatas), SD (Sekolah Dasar).
11.    Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf kapital, tidak diikuti tanda titik.
12.    Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik
13.    Lambang kimia, singkatan satuan ukuran timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
14.    Akronim nama diri, yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.

Berdasarkan cara masuknya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi 2 golongan, yaitu sebagai berikut :
1. Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap dalam bahasa Indonesia
2. Unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia

2.2 Kata Baku
2.2.1 Pengertian Kata Baku
Kata-kata baku adalah kata-kata yang standar sesuai dengan aturan kebahasaaan yang berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu, termasuk ilmu bahasa dan sesuai dengan perkembangan zaman. Kebakuan kata amat ditentukan oleh tinjauan disiplin ilmu bahasa dari berbagai segi yang ujungnya menghasilkan satuan bunyi yang amat berarti sesuai dengan konsep yang disepakati terbentuk.
Kata baku dalam bahasa Indonesia memedomani Pedoman Umum Pembentukan Istilah yang telah ditetapkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa bersamaan ditetapkannya pedoman sistem penulisan dalam Ejaan Yang Disempurnakan. Di samping itu, kebakuan suatu kata juga ditentukan oleh kaidah morfologis yang berlaku dalam tata bahasa bahasa Indonesia yang telah dibakukan dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indoensia.
Kata baku sebenanya merupakan kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan. Konteks penggunaannya adalah dalam kalimat resmi, baik lisan maupun tertulis dengan pengungkapan gagasan secara tepat.
Suatu kata bisa diklasifikasikan tidak baku bila kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan. Biasanya hal ini muncul dalam bahasa percakapan sehari-hari, bahasa tutur.


2.2.2 Contoh Kata Baku dan Tidak Baku
Kata Baku
Kata Tidak Baku
Apotek
Apotik
Atlet
Atlit
Bus
Bis
Cenderamata
Cinderamata
Sistem
Sistem
Utang
Hutang
Hakikat
Hakekat
Kaidah
Kaedah
Disahkan
Disyahkan
Universitas
University

2.2.3 Penggunaan Ragam Baku
Penggunaan ragam baku biasana dsering digunakan dalam pembuatan :
a.   Surat menyurat antarlembaga
b.   Laporan keuangan
c.   Karangan ilmiah
d.  Lamaran pekerjaan
e.   Surat keputusan
f.    Perundangan
g.   Nota dinas
h.   Rapat dinas
i.     Pidato resmi
j.     Diskusi
k.   Penyampaian pendidikan
l.     Dan lain-lain.

2.2.4 Kalimat Ragam Baku
Kalimat baku adalah kalimat yang secara efektif dapat dipakai untuk menyampaikan gagasan secara tepat. Tujuannya, agar intonasi tersampaikan secara baik. Beberapa kesalahan yang menghasilkan kalimat tidak baku     :
1).    Terpengaruh bahasa daerah
Contoh            :
a.   Apa kamu sudah makan?
b.   Apakah kamu sudah makan?
c.   Bukumu ada di saya ~ Bukumu ada pada saya.
2).    Terpengaruh bahasa asing
Contoh            :
a.    Orang yang mana berbaju putih itu abangku.
b.    Orang yang berbaju putih itu abangku.
3).    Kerancuan
Contoh            :
a.   Di sekolahku mengadakan pesta.
b.   Di sekolahku diadakan pesta.
c.   Sekolahku mengadakan pesta.
4).    Kemubaziran
Contoh            :
a.   Kami semua sudah hadir.
b.   Kami sudah hadir.
5).    Terpengaruh bahasa tutur
Contoh :
a.   Saya sudah bilang sama dia.
b.   Saya sudah berkata dengan dia.
c.   Emangnya itu bini Tono ?
d.  Apakah itu istri Tono?
6).    Salah susunan kata
Contoh :
a.   Kami sudah baca suratmu.
b.   Suratmu sudah kami baca.

2.3 Makna Kias dan Lugas
2.3.1 Pengertian Makna
Makna adalah bagian yang tidak terpisahkan dari semantik dan selalu melekat dari apa saja yang kita tuturkan. Pengertian dari makna sendiri sangatlah beragam. Mansoer Pateda (2001:79) mengemukakan bahwa istilah makna merupakan kata-kata dan istilah yang membingungkan. Makna tersebut selalu menyatu pada tuturan kata maupun kalimat.
Menurut Ullman (dalam Mansoer Pateda, 2001:82) mengemukakan bahwa makna adalah hubungan antara makna dengan pengertian. Dalam hal ini Ferdinand de Saussure ( dalam Abdul Chaer, 1994:286) mengungkapkan pengertian makna sebagai pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada suatu tanda linguistik.
Dalam Kamus Linguistik, pengertian makna dijabarkan menjadi :
1.      maksud pembicara;
2.      pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia;
3.      hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya,dan
4.      cara menggunakan lambang-lambang bahasa ( Harimurti Kridalaksana, 2001: 132).
Bloomfied (dalam Abdul Wahab, 1995:40) mengemukakan bahwa makna adalah suatu bentuk kebahasaan yang harus dianalisis dalam batas-batas unsur-unsur penting situasi di mana penutur mengujarnya. Terkait dengan hal tersebut, Aminuddin (1998:50) mengemukakan bahwa makna merupakan hubungan antara bahsa dengan bahasa luar yang disepakati bersama oleh pemakai bahsa sehingga dapat saling dimengerti.
Dari pengertian para ahli bahsa di atas, dapat dikatakan bahwa batasan tentang pengertian makna sangat sulit ditentukan karena setiap pemakai bahasa memiliki kemampuan dan cara pandang yang berbeda dalam memaknai sebuah ujaran atau kata.

2.3.2 Makna Kias
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, makna kias adalah makna kata atau kelompok kata yang bukan nama sebenarnya, melainkan mengias pada sesuatu, sama dengan makna konotatif.
Contoh            :
a.   Pegawai yang malas itu makan gaji buta (makan = menerima)
b.   Si Kadut senang terbang bersama miras oplosan beracun (terbang = mabok)


2.3.3 Makna Lugas
Makna lugas adalah makna yang sesungguhnya dan mirip dengan makna denotatif.
Bahasa tulis ilmiah digunakan untuk menyampaikan gagasan ilmiah secara jelas  dan tepat. Untuk itu, setiap gagasan hendaknya diungkapkan secara langsung sehingga makna yang ditimbulkan oleh pengungkapan itu adalah makna lugas. Dengan  paparan yang lugas kesalahpahaman dan kesalahan menafsirkan isi kalimat akan terhindarkan. Penulisan  yang bernada sastra perlu  dihindari (Basuki, 1994). Penulisan  yang bernada sastra cendarung tidak mengungkapkan sesuatu secara langsung (lugas). Perhatikan  contoh di bawah ini :
a.      Para pendidik  yang kadangkala atau bahkan sering kena getahnya oleh  ulah sebagian, anak-anak mempunyai  tugas yang tidak bisa dikatakan ringan.
b.     Para pendidik  yang kadang-kadang atau bahkan sering  terkena  akibat ulah sebagian anak-anak mempunyai  tugas yang berat.

Kalimat bermakna  tidak lugas. Hal itu tampak pada pilihan kata kena getahnya dan tidak bisa dikatakan ringan. Kedua ungkapan itu tidak mampu mengungkapkan gagasan secara lugas. Kedua ungkapan itu dapat diganti terkena akibat dan berat yang memiliki makna langsung, separti kalimat.
Contoh :
a.   Olahragawan itu senang memelihara codot hitam
b.   Pak Kimung minum teh sisri di pematang sawah

2.4 Istilah
Pemilihan kata dan istilah seorang terpelajar diharapkan mengguasai kosa kata umum serta seperangkat peristilahan dibidang ilmu yang ditekuninya. Perbaikan khazanah kosakata dapat dicapai dengan jalan banyak membaca dan mempelajari kata-kata yang sulit dengan pertolongan kamus (kamus umum atau kamus isatilah).
Kata memiliki medan makna dengan corak, nuansa, dan kekuatan yang berbeda-beda, misalnya : Salah, Kurang tepat, tidak benar, keliru, semuanya memiliki makna yang sama tetapi penggaruh pemakaiannya amat berlainan.
Juga misalnya kata-kata yang bersinonim : ongkos, sewa, upah, belanja, biaya, anggaran. Contoh lain : kata hutan dapat berfungsi sebagai kata benda (hutan jati), kata kerja (menghutankan), atau kata sifat (menghutan, ayam hutan).

2.4.1 Pengertian Istilah
Pengertian Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan suatu makna, konsep proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Ada dua macam istilah:
a.      Istilah Khusus
Istilah khusus adalah kata yang pemakaiannya dan maknanya terbatas pada suatu bidang tertentu, misalnya cakar ayam (bangunan), agregat (ekonomi);
b.     Istilah Umum
istilah umum ialah kata yang menjadi unsur bahasa umum.misalnya: ambil alih, daya guna, kecerdasan, dan tepat guna merupakan istilah umum, sedangkan radiator, pedagogi, androgogi, panitera. sekering, dan atom merupakan istilah khusus. Istilah dalam bahasa Indonesia bersumber pada: kosa kata umum bahasa Indonesia, kosa kata bahasa serumpun. dan kosa kata bahasa asing.

2.4.2 Sumber Istilah
1.   Istilah Indonesia
Kata atau istilah dalam bahasa indonesia dapat dijadikan sumber istilah jika memenuhi salah satu atau lebih syarat-syarat bahwa istilah yang dipilih adalah kata atau frasa :
a.      paling tepat untuk mengungkapkan konsep yang dimaksudkan,
b.     paling singkat di antara pilihan yang tersedia,
c.      berkonotasi baik,
d.     sedap didengar, dan
e.      bentuknya seturut dengan kaidah bahasa Indonesia (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Pedoman Pembentukan Istilah, 2005:2).

2.   Istilah Nusantara
Jika dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan istilah yang tepat yang dapat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang dimaksudkan. Istilah dapat diambil dan stilah Nusantara, baik yang lazim maupun yang tidak lazim, asal memenuhi syarat, misalnya: Garuda Pancasila bineka tunggal ika, wayang, sawer, dan lain-lain. (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Pembentukan Istilah, 2005: 4).

3.   Istilah Asing
Istilah baru dapat dilakukan dengan pemadanan melalui penerjemahan atau penyerapan istilah asing. Penerjemahan perlu memperhatikan kesamaan dan kesepadanan makna konsepnya.misalnya: network — jaringan kerja, jejaring, medical treatment berarti pengobatan, brother-in -law berarti abang/adik ipar, (begroorirg) post berarti mata anggaran.
Penyerapan istilah asing dilakukan jika dalam istilah Indonesia dan istilah nusantara tidak lagi dapat ditemukan.lstilah asing diserap jika dapat :
meningkatkan ketersalinan bahasa asing dan bahasa Indonesia secara timbal balik.
a.      mempermudah pemahaman teks asing oleh pembaca Indonesia,
b.     Iebih singkat dibandingkan dengan terjemahan dalam bahasa Indonesia,
c.      mempermudah kesepakatan antar pakar jika istilah Indonesia terlampau banyak sinonimnya, atau
d.     lebih tepat karena tidak mengandung konotasi buruk.

Penyerapan istilah asing dapat dilakukan dengan:
a.      penyesuaian ejaan dan lafal. misalnya camera (kaemera) kamera (kamera),
b.     penyesuaian ejaan tanpa penyesuaian lafal design, misalnya (disain) desain (desain),
c.      tanpa penyesuaian ejaan, tetapi dengan peyesuaian lafal, misalnya bias (baies) bias (bias),
d.     tanpa penyesuaian ejaan dan lafal, misalnya stutus quo, in vitro,
e.      tanpa penyesuaian ejaan dan lafal, misalnya golf, internet.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboratorium, ataupun kajian pustaka yang didasarkan pada pemikiran (metode) ilmiah yang logis dan empiris.
Untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah yang baik dan benar, penulis harus menaati aturan yang ada dalam pembuatan karya ilmiah. Hingga mampu menempatkan pengguanaan kata baku, makna lugas dan makna kias serta penggunaan istilahnya.
            Kegiatan dan ketepatan isi dapat diwujudkan dengan menggunakan kata dan istilah yang jelas dan tepat, kalimat yang tidak berbelit-belit, dan struktur paragraf yang runtut, sehingga pembaca dapat memahami isi yang dimaksudkan oleh penulis. Kesalahan penggunaan bahasa dalam karya ilmiah menyebabkan inti yang disampaikan penulis tidak dapat diterima oleh pembaca.


3.2 Saran
Diharapkan pada pembaca mampu mengerti mengenai kata baku, makna kias dan makna lugas serta penggunaan istilah dengan baik sehingga mampu membuat karya ilmiah yang baik dan benar. 


1 komentar :

Unknown mengatakan...

Thanks a infonya.
jangan lupa visit balik a
rudichum.blogpsot.com

Posting Komentar