PEMBAHASAN
Dokumentasi adalah bukti pencatatan
dan pelaporan yang dimiliki perawat/ bidan dalam melakukan catatan yang berguna
untuk kepentingan klien, bidan dan tim kesehatan.
Menurut Thomas (1994 cit. Muslihatun,dkk,2009),
dokumentasi adalah catatan tentang interaksi antara tenaga kesehatan, pasien,
keluarga pasien dan tim kesehatan tentang hasil pemeriksisaan, prosedur
tindakan, pengobatan pada pasien, pendidikan, dan respon pasien terhadap semua
asuhan yang di berikan.
Menurut Tung Palan (1983),
dokumemtasi adalah suatu catatan yang dapat sibuktikan atau dijadikan bukti
dalam hukum.
Menurut Suyonno Trisno, dokmentasi
berasal dari kata dokumen yaitu bahan pustaka, baik yang berbentuk tulisan
maupun rekaman seperti pita suara/kaset, video, film gambar, foto.
Depkes RI (1995), dokumentasi adalah
suatu proses pencatatan, penyimpanan informasi, data atau fakta yang bermakna
dalam pelaksanaan kegiatan.
Sedangkan pendokumentasian merupakan
tindakan membuat pencatatan sebagai bukti otentik yang dapat dijadikan bukti
dalam persoalan hukum.
Pendokumentasian yang benar adalah
pendokumentasian mengenai asuhan yang telah dan akan di lakukan pada seorang
pasien, di dalamnya tersirat proses berfikir bidan yang sistemmatis dalam
menghadapi seorang pasien sesuai langkah-langkah manajemen kebidanan.
Langkah-langkah manajemen kebidanan,
diantarnya ;
- Pengumpulan data dasar
- Merumuskan diagnosa/merumuskan masalah
- Masalah Potensial
- Menetapkan kebutuhan tindakan segera
- Merencanakan Asuhan Secara Menyeluruh
- Melaksanakan Perencanaan
- Evaluasi
A.
PENDOKUMENTASIAN METODE SOAP
Pendokumentasian
atau catatan manajemen kebidanan dapat di terapkan dengan metode SOAP yang tersusun berdasarkan pola fikir manajemen
asuhan kebidanan .
S ( data
subjektif )
Data subjektif( S ), merupakan
pendokumentasian manajemen kebidanan. Menurut Helen Varney langkah pertama (
pengkajian data ).
Menggambarkan
pendokumentasian hasil pengumpulan data klien yang diperoleh melalui anamnesa.
Pada pasien yang bisu, di bagian
data di belakang huruf “S”, di beri tanda huruf “O” atau “X”. Tanda ini
akan menjelaskan bahwa pasien adalah penderita tuna wicara.
O ( data
objektif )
Data objektif ( O ) merupakan
pendokumentasian manajemen kebidanan. Menurut Helen Varney pertama (pengkajian
data).
Merupakan pendokumentasian hasil
pengumpulan data kilen yang di peroleh melalui hasil observasi yang jujur dari
pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan diagnostik lain.
A (
assesment )
A (analysis/assesment) merupakan
pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi ( kesimpulan ) dari data
subjektif dan objektif.
Analisis/assesment merupakan
pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen Varney langkah kedua,ketiga
dan keempat sehingga mencakup hal-hal berikut ini :
*
diagnosis/masalah kebidanan
*
diagnosis/masalah potensial, serta
*
perlunya mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera
untuk antisipasi diagnosis/masalah potensial.
P ( planning
)
Planning/perencanaan adalah membuat
rencana asuhan saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun
berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data. Rencana asuhan ini bertunjuan
untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan
mempertahankan kesejahteraanya Meskipun secara istilah, P adalah planning atau
perencanaan saja, namun P dalam metode SOAP ini juga merupakan gambaran
pendokumentasian implementasi dan evaluasi. Dengan kata lain, P dalam SOAP
meliputi pendokumentasian manejemen kebidanan menurut Helen Varney langkah
kelima, keenam dan ketujuh. B.
b. Pendokumentasian
Asuhan Kebidanan Pada bayi Baru lahir
Menajemen/asuhan segera pada bayi
baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan pada bayi pada jam pertama
setelah kelahiran, dilanjutkan sampai 24 jam setelah kelahiran.
Asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir bertujuan untuk memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada bayi
baru lahir dengan memperhatikan riwayat bayi selama kehamilan, dalam persalinan
dan keadaan bayi segera setelah lahir.
Hasil yang diharapkan dari pemberian
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir adalah terlaksananya asuhan segera/rutin
pada bayi baru lahir termasuk melakukan pengkajian, membuat diagnosis,
mengidentifikasi masalah dan kebutuhan bayi, mengidentifikasi diagnosis dan
masalah potensial, tindakan segera serta rencana asuhan.
Langkah 1.
Pengkajian data
Melakukan pengkajian dengan
mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan bayi baru
lahir.
a.Pengkajian
setelah lahir
Pengakajian ini bertujuan untuk
mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan dalam uterus ke kehidupan luar
uterus yaitu dengan penilaian APGAR, meliputi :
Tanda
|
0
|
1
|
2
|
Appearance
|
Biru, pucat tungkai biru
|
Badan pucat,muda
|
Semuanya merah
|
Pulse
|
Tidak teraba
|
<100
|
>100
|
Grimace
|
Tidak ada
|
Lambat
|
Menangis kuat
|
Activity
|
Lemas /lumpuh
|
Gerakan sedikit/fleksi tungkai
|
Aktif/fleksi tungkai baik/ reaksi melawan
|
Respiratory
|
Tidak ada
|
Lambat, tidak teratur
|
Baik, menangis kuat
|
Hasil nilai APGAR skor dinilai
setiap variabel dinilai dengan angka 0,1 dan 2, nilai tertinggi adalah 10,
selanjutnya dapat ditentukan keadaan bayi sebagai berikut :
Nilai 7-10 menunjukan bahwa bayi
dalam keadaan baik (vigrous baby)
Nilai 4-6 menunjukan bayi mengalami
depresi sedang dan membutuhkan tindakan resusitasi
Nilai 0-3 menunjukan bayi mengalami
depresi serius dan membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi.
b.
Pengkajian keadaan fisik
Data subyektif bayi baru lahir yang
harus dikumpulkan, antara lain :
Riwayat kesehatan bayi baru lahir
yang penting dan harus dikaji adalah :
1.Faktor genetik
2.Faktor meternal (ibu)
3.Faktor antenatal
4.Faktor perinatal
Data objektif bayi baru lahir yang
harus dikumpulkan antara lain :
1) Pemeriksaan umum
Pengukuran antropometri yaitu pengukuran lingkar
kepala yang dalam keadaan normal berkisar 33-35 cm, lingkar dada 30,5-33 cm,
panjang badan 45-50 cm, berat badan bayi 2500-4500 gram.
2) Pemeriksaan
tanda-tanda vital
Suhu tubuh, nadi, pernafasan bayi baru lahir
bervariasi dalam berespon terhadap lingkungan.
a) Suhu bayi
Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar antara
36,5-37,50 C pada pengukuran diaxila.
b) Nadi
Denyut nadi bayi yang normal berkisar 120-140 kali
permenit.
c) Pernafasan
Pernafasan pada bayi baru lahir tidak teratur
kedalaman, kecepatan, iramanya. Pernafasannya bervariasi dari 30 sampai 60 kali
permenit.
d) Tekanan darah
Tekanan darah bayi baru lahir rendah dan sulit untuk
di ukur secara akurat. Rata-rata tekanan darah pada waktu lahir adalah 80/64
mmHg.
3) Pemeriksaan
fisik secara sistematis (head to too)
Pemeriksaan fisik secara sistematis pada bayi baru
lahir di mulai dari:
a) Kepala
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel, apakah
ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar mengidentifikasikan
yang preterm, moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan
letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut moulding
atau moulase. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang
besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang
terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini
diakibatkan peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat
terjadi akibat dehidrasi.
Periksa adanya trauma kelahiran misalnya : caput
suksedaneum, sefalhematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur
tulang tengkorak. Perhatikan adanya kelainan congenital seperti :anensefali,
mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya.
b) Telinga
Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya pada
bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang. Daun telinga harus berbentuk
sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagian atas. Perhatikan letak daun
telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada
bayi yang mengalami sindrom tertentu (Pierre-robin). Perhatikan adanya
kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan abnormalitas
ginjal.
c) Mata
Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang
belum sempurna. Periksa adanya glaucoma congenital, mulanya akan tampak sebagai
pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea. Katarak congenital akan
mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat. Terkadang
ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan
adanya defek retina.
Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan
konjungtiva atau retina, adanya secret pada mata, konjungtivitis oleh kuman
gonokokus dapat menjadi panoftalmiadan menyebabkan kebutaan. Apabila
ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down.
d) Hidung atau
mulut
Bibir bayi baru lahir harus kemerahan dan lidahnya
harus rata dan simetris.bibir dipastikan tidak adanya sumbing dan langit-langit
harus tertutup. Reflek hisaf bayi harus bagus, dan berespon terhadap
rangsangan. Kaji benttuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus
lebih 2,5 cm.
Bayi harus bernafas dengan hidung, jika melalui mulut
harus diperhatikan kemungkinan adanya obstruksi jalan nafas karena atresia
koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang
menonjol ke nasofaring.
e) Leher
Ukuran leher normalnya pendek dengan banyak lipatan
tebal. Leher berselaput berhubungan dengan abnormalitas kromosom. Periksa
kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan
pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher. Periksa adanya trauma leher
yang dapat menyebabkan kerusakan pada fleksus brakhialis.lakukan perabaan untuk
mengidentifikasi adanya pembengkakan.
Periksa adanya pembesaran kelenjar tiroid dan vena
jugularis. Adanya lipatan kulit yang berlebihan dibagian belakang leher
menunjukan adanya kemungkinan trisomi 21.
f) Dada
Kontur dan simetrisitas dada normalnya adalah bulat
dan simetris. Payudara baik pada laki-laki maupun perempuan terlihat
membesar.karena pengaruh hormone wanita dari darah ibu. Periksa kesimetrisan
gerakan dada saat bernafas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami
pneumotorik, paresis diafragma atau hernia diafragmatika.pernafasan yang normal
dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan. Tarikan sternum atau
interkostal pada saat bernafas perlu diperhatikan.
g) Bahu, lengan
dan tangan
Gerakan normal, kedua lengan harus bebas gerak, jika
gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur. Periksa
jumlah jari. Perhatikan adanya plidaktili atau sidaktili. Telapak tangan harus
dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan abnormalitas
kromosom, seperti trisomi 21. Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat
terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka dn perdarahan.
h) Perut
Bentuk, penonjolan sekitar tali pusat pada saat
menagis, perdarahan tali pusat. Perut hrus tampak bulat dan bergerak secara
bersamaan dengan gerakan dada saat beernafas. Kaji adanya pembengkakan, jika
perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika, perut yang
membuncit kemungkinan karena hepato- splenomegali atau tumor lainnya. Jika perut
kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau duktus
omfaloentriskus persisten.
i) Kelamin
Pada wanita labia minora dapat ditemukan adanya vrniks
dan smegma (kelenjar kecil yang terletak dibawah prepusium mensekresi bahan
yang seperti keju) pada lekukan. Labia mayora normalnya menutupi labia minora
dan klitoris. Klitoris normalnya menonjol. Menstruasi palsu kadang ditemukan,
diduga pengaruh hormon ibu disebut juga psedomenstruasi, normalnya terdapat
umbai hymen. Pada bayi laki-laki rugae normalnya tampak pada skrotum dan
kedua testis turun kedalam skrotum. Meatus urinarius normalnya terletak pada
ujung glands penis. Epispadia adalah istilah yang digunakan untuk
menjelaskan kondisi meatus berada dipermukaan dorsal. Hipospadia untuk
menjelaskan kondisi meatus berada dipermukaan ventral penis.
j)
Ekstermitas atas dan bawah
Ekstermitas bagian atas normalnya fleksi ddengan baik
dengan gerakan yang simetris. Refleks menggengam normalnya ada. Kelemahan otot
parsial atau komlet dapat menandakan trauma pada pleksus brakhialis. Nadi
brakhialis normalnya ada. Ekstermitas bagian bawah normalnya pendek, bengkok
dan fleksi dengan baik. Nadi femoralis dan pedis normalnya ada.
k) Punggung
Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya
tanda-tanda abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan atau cekungan,
lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukan adanya abnormalitas
medulla spinalis atau kolumna vertebrata.
l) Kulit
Verniks ( tidak perlu dibersihkan karena untuk menjaga
kehangatan tubuh bayi), warna, pembengkakan atau bercak-bercak hitam,
tanda-tanda lahir. Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada
bayi kurang bulan.
m) Refleks
Refleks berkedip, batuk, bersin, dan muntah ada pada
waktu lahir dan tetap tidak berubah samapai dewasa. Beberapa refleks lain
normalnya ada waktu lahir, yang menunjukan imaturitas neurologis,
refleks-refleks tersebut akan hilang pada tahun pertama. Tidak adanya
refleks-refleks ini menandakan masalah neurologis yang serius.
Langkah 2.
Interpretasi data
Melakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis,
masalah dankebutuhan bayi berdasarkan data yang telah dikumpulkan pada langkah
1.
Langkah 3.
Identifikasi diagnosis atau masalah potensial
Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial yang
mungkin akan terjadi berdasarkan Diagnosis aatau masalah yang sudah
diiidentifikasi.
Langkah 4.
Identifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan
atau dokter dan/atau ada hal yang perlu dikonsultasi atau ditangani bersama
dengan anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi bayi.
Langkah 5.
Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai
dengan temuanpada langkah sebelumnya.
Langkah 6.
Melaksanakan Perencanaan
Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efektif
dan aman.
Langkah 7.
Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan.
0 komentar :
Posting Komentar