1.
Nutrisi
dan Cairan
Diet bagi ibu yang
telah melahirkan harus banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh,
bervariasi dan seimbang, protein yang adekuat, zat besi dan vitamin untuk
mengatasi anemia. Serat untuk memperlancar ekskresi dan juga sejumlah cairan.
Ibu menyusui harus :
Ø Mengkonsumsi
tambahan kalori 500 kalori tiap hari
Ø Makan
dengan diet berimbang untuk mendapatkan prtein, mineral, dan vitamin yang
cukup.
Ø Minum
sedikitnya 3 liter air setiap hari
Ø Pil
zat besi harus diminum setidaknya selama 40 hari pasca persalinan
Ø Minum
kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya
melalui ASInya.
2.
Ambulasi
Ambulasi dini (early
ambulation) adalah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu post
partum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin untuk
berjalan.
Ambulasi dilakukan
sesegera mungkin setelah melahirkan dan kebanyakan ibu dapat berjalan kekamar
mandi ±6 jam postpartum. Early ambulation
dilakukan secara berangsur-angsur dan tentu saja tidak dibenarkan pada ibu post
partum dengan penyulit, mis: anemia, penyakit jantung, penyakit paru-paru,
demam dan sebagainya.
Keuntungan early ambulation adalah sebagai
berikut:
1.
Mempercepat pengeluaran lochea.
2.
Faal usus dan kandung kemih lebih
baik.
3.
Mempercepat mengembalikan tonus otot
dan vena.
4.
Mengurangi insiden troboembolisme.
Mobilisasi Ibu Pasca Seksio Sesarea
Agar luka sayatan tidak
mengalami banyak guncangan, usai operasi sesar tak diperkenankan turun dari
tempat tidur selama 24 jam. Mobilisasi secara bertahap sangat berguna membantu
jalannya penyembuhan luka penderita.
Tahap-tahap
Mobilisasi Dini
Menurut Kasdu (2003) mobilisasi dini dilakukan secara bertahap berikut
ini akan dijelaskan tahap mobilisasi dini pada ibu post operasi seksio sesarea
:
1) Setelah operasi, pada 6 jam pertama ibu pasca operasi seksio sesarea
harus tirah baring dulu. Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah
menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar
pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan
menggeser kaki
2) Setelah 6-10 jam, ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan
kekanan mencegah trombosis dan trombo emboli
3) Setelah
24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk
4) Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan
4) Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan
3.
Eliminasi
: BAB/BAK
Setelah melahirkan,
ibu harus berkemih dalam 6-8jam. Urin yang dikeluarkan pertama harus diukur
untuk mengetahui apakah pengosongan kandung kemih adekuat. Diharapkan, setiap kali
berkemih, urin yang keluar sekitar 150ml. Beberapa wanita mengalami kesulitan
untuk mengosongkan kandung kemihnya. Hal ini kemungkinan akibat menurunnya
tonus kandung kemih, adanya edema akibat trauma, rasa takut akan timbulnya rasa nyeri.
Jika dalam 8 jam
postpartum belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 100 cc,
maka dilakukan kateterisasi. Tetapi kalau ternyata kandung kemih penuh, tidak
perlu menunggu 8 jam untuk melakukan kateterisasi.
Berikut ini
sebab-sebab terjadinya kesulitan berkemih (retensio urine) pada ibu postpartum:
1.
Berkurangnya tekanan intra abdominal
2.
Otot-otot perut masih lemah
3.
Edema dan uretra
4.
Dinding kandung kemih kurang sensitive
Ibu postpartum
diharapkan dapat buang air besar (defekasi) setelah hari kedua postpartum. Jika
hari ketiga belum juga BAB, maka perlu diberi obat pencahar peroral atau
perektal. Jika setelah pemberian obat pencahar masih belum bisa BAB, maka
dilakukan klisma (huknah).
Masalah kebutuhan dasar
eliminasi urin
1.
Retensi urin
Merupakan penumpukan urin
dalam kandung kemih akibat ketidakmampuan
kandung kemih untuk mengosongkan kandung kemih, sehingga
menyebabkan distensi vesika urinaria, atau merupakan keadaan ketika seseorang
mengalami pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap. Dalam keadaan distensi
urinaria dapat menampung urin sebanyak 3000-4000 ml urin.
ü Tanda klinis:
a.
Ketidaknyamanan di daerah pubis
b.
Distensi vesika urinaria
c.
Ketidaksanggupan untuk berkemih
d.
Sering berkemih saat vesika urinaria berisi sedikit urin (25-50 ml)
e.
Ketidakseimbangan jumlah urin yang dikeluarkan dengan
asupannya
f.
Meningkatkan keresahan dan keinginan berkemih
g.
Adanya urin sebanyak 3000-4000 ml dalam kandung kemih.
ü Penyebab :
a.
Operasi pada daerah abdomen bawah, pelvis vesika urinaria
b.
Trauma sumsum tulang belakang
c.
Tekanan uretra yang tinggi disebabkan oleh otot detrusor
yang lemah
d.
Sfingter yang kuat
e.
Sumbatan (struktur uretra, pembesaran kelenjar
prostat_pada pria.
2.
Inkontinensia Urine
Adalah ketidakmampuan otot sfingter eksternal sementara
atau menetap untuk mengontrol ekskresi urin. Secara umum, penyebab dai
inkontinensia urin adalah ; proses
penuaan (aging proses), pembesaran kelenjar prostat, penurunan kesadaran,
penggunaan obat narkotik dan sedatif. Jenis inkontinensia :
a.
Inkontinensia dorongan
Merupakan keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran
urin tanpa sadar, terjadi segera setelah merasa dorongan yang kuat untuk
berkemih
b.
Inkontinensia total
Merupakan keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran
urin yang terus menerus dan tidak dapat diperkirakan.
c.
Inkontinensia stres
Merupakan keadaan seseorang yang mengalami kehilangan
urin kurang dari 50 ml, terjadi dengan peningkatan tekanan abdomen
d.
Inkontinensia refleks
Merupakan keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran
urin yang tidak dirasakan, terjadi pada interval yang tidak dapat diperkirakan
bila volume kandung kemih mencapai jumlah tertentu.
e.
Inkontinensia fungsional
Merupakan keadaan seseorang yang mengalami pengeluaran
urin secara tanpa disadari dan tidak dapat diperkirakan.
3.
Euresis
Merupakan ketidaksanggupan menahan kemih (mengompol) yang
diakibatkan tidak mampu mengontrol sfingter eksterna anuresis biasanya terjadi
pada anak atau orang jompo. Umumnya terjadi pada malam hari (nocturial enuresis).
4.
Ureterotomi
Adalah tindakan operasi dengan jalan membuat stoma
(lubang) pada dinding perut untuk drainase urin. Operasi ini dilakukan karena
adanya penyakit atau disfungsi pada kandung kemih.
Tindakan mengatasi masalah eliminasi urin
- Pengumpulan urin untuk bahan pemeriksaan
- Menolong buang air kencing dengan menggunakan urineal
- Melakukan kateterisasi
Masalah eliminasi
1.
Konstipasi
Merupakan keadaan individu yang
mengalami atau beresiko tinggi mengalami statis usus besar sehingga menimbulkan eliminasi yang jarang
atau keras, atau keluarnya tinja terlalu kering dan keras. Konstipasi berarti bahwa perjalanan tinja melalui kolon dan
rektum mengalami penghambatan dan biasanya disertai kesulitan defekasi .Disebut
konstipasi bila tinja yang keluar jumlahnya hanya sedikit, keras, kering, dan
gerakan usus hanya terjadi kurang dari 3 x dalam 1 minggu. Penyebab konstipasi
biasanya multifaktor, misalnya diit, kelainan anatomi, kelainan endokrin dan
metabolik, kelainan syaraf, penyakit jaringan ikat, obat, dan gangguan
psikologi. Pada masa nifas konstipasi dapat dihubungkan dengan :
a.
Faktor perubahan metabolisme yang
terjadi karena tubuh sedang mengalami proses perubahan untuk kembali ke kondisi
semula seperti sebelum hamil.
b.
Faktor psikologis ibu, misalnya pada
ibu yang mengalami depresi post partum dan ibu sering menahan keinginan untuk
defekasi karena rasa takut akan nyeri akibat luka jahitan.
c.
Faktor perubahan anatomi atau struktur
yaitu terjadinya hemoroid pada wanita post partum.
d.
Faktor asupan nutrisi, ibu post partum
biasanya malas makan karena mereka terfokus pada bayinya.
e.
Faktor mobilisasi bila ibu kurang
mobilisasi pasca persalinan karena persalinan secara seksio atau ibu yang
mengalami trauma persalinan.
Tanda klinis :
- adanya feses yang keras
- defekasi kurang dari 3 kali seminggu
- menurunnya bising usu
- adanya keluhan pada rektum
- nyeri saat mengejan dan defekasi
- adanya perasaan masih ada sisa feses
- Menurunnya peristaltik; karena psikologis,dll
Hal
– hal yang dapat diajarkan kepada ibu untuk mencegah konstipasi :
a.
Memakan makanan kaya serat misalnya
buah-buahan, sayur-sayuran,dll.
- Minum yang cukup 6-8 gelas sehari.
c.
Lakukan olahraga ringan
d.
Tidak menahan keingginan untuk BAB.
2.
Diare
Merupakan keadaan individu yang mengalami atau beresiko
sering mengalami pengeluaran feses dalam bentuk cair. Diare disertai kejang usus, mungkin
ada rasa mual dan muntah. Diare pada masa nifas dapat
disebabkan oleh faktor psikologis ibu, dimana ibu merasa takut atau cemas yang
berlebihan, misalnya pada ibu yang mengalami depresi post partum. Faktor lain
adalah terjadinya perubhan metabolisme yang menyebabkan malabsorbsi
karbohidrat, lemat dan protein.
3.
Inkontinensia usus
Merupakan keadaan individu yang mengalami perubahan
kebiasaan dari proses defekasi normal mengalami proses pengeluaran feses tak
disadari. Hal ini juga disebut sebagai inkontinensia alvi yang merupakan
hilangnya kemampuan otot untuk mengontrol pengeluaran feses dan gas melalui
sfingter akibat kerusakan sfingter. Penyebab
inkontinensia pada masa nifas adalah bila ibu mengalami laserasi hingga derajat
IV dimana robekan mengenai perineum sampai dengan
otot sfingter ani dan mukosa rektum.
Tanda klinis : pengeluan feses yang tidak dikehendaki.
4.
Kembung
Merupakan keadaan penuh udara dalam perut karena pengumpulan gas
secara berlebihan dalam lambung atau usus. Secara medis perut kembung disebabkan oleh jumlah angin
atau gas yang terlalu banyak di dalam perut. Normalnya tubuh hanya bisa
menampung setengah liter gas. Maka, bila jumlahnya lebih dari itu, gas akan
dikeluarkan dari tubuh lewat anus berupa kentut atau lewat mulut berupa
sendawa. Penumpukan gas di perut bisa terjadi karena berbagai penyebab.
Misalnya makan yang tergesa-gesa tanpa dikunyah sempurna. Ini akan memicu
penumpukan gas karena kadar oksigen tidak sempat diabsorbsi.Banyak angin atau
gas di dalam perut bisa menyebabkan gangguan sistem imunitas tubuh. Akibatnya,
tubuh akan lemah sehingga virus dan bakteri mudah masuk dan menyerang
tubuh.Organ yang pertama diserang biasanya lambung sebab merupakan salah satu
sistem pencernaan yang terkait erat dengan angin. Setelah melewati lambung,
angin akan bergerak ke ulu hati dan jantung. Akibatnya dada kiri terasa
sakit.Setelah dari jantung, angin bergerak ke paru-paru yang menimbulkan sesak
napas dan nyeri. Cepat atau lambatnya organ-organ tubuh tersebut terserang
angin sangat ditentukan oleh daya tahan tubuh. Penimbunan gas dalam lambung
dapat terjadi akibat belum sempurnanya sistem gastrointestinal.
5.
Hemoroid
Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen
/ lebih pembuluh darah vena hemoroidales (bacon) pada poros usus dan anus yang
disebabkan karena otot & pembuluh darah sekitar anus / dubur kurang elastis
sehingga cairan darah terhambat dan membesar.
Hemoroid dapat timbul pasca persalinan akibat ibu mengedan terlalu kuar saast
proses persalinan.
Hal yang dapat diajarkan pada ibu dengan hemoroid :
- perbaiki pola hidup (makanan dan minum): perbanyak konsumsi makanan yang mengandung serat (buah dan sayuran) kurang lebih 30 gram/hari, serat selulosa yang tidak dapat diserap selama proses pencernaan makanan dapat merangsang gerak usus agar lebih lancar, selain itu serat selulosa dapat menyimpan air sehingga dapat melunakkan feses.
- mengurangi makanan yang terlalu pedas atau terlalu asam. menghindari makanan yang sulit dicerna oleh usus. tidak mengkonsumsi alkohol, kopi, dan minuman bersoda. perbanyak minum air putih 30-40 cc/kg BB/hari.
- perbaiki pola buang air besar : mengganti closet jongkok menjadi closet duduk. jika terlalu banyak jongkok otot panggul dapat tertekan kebawah sehingga dapat menghimpit pembuluh darah.
- penderita hemoroid dianjurkan untuk menjaga kebersihan lokal daerah anus dengan cara merendam anus dalam air selama 10-15 menit tiga kali sehari. selain itu penderita disarankan untuk tidak terlalu banyak duduk atau tidur, lebih baik banyak berjalan.
6.
Fecal impaction
Impaction merupakan sekunder dari
konstipasi, buang air besar yang tidak teratur, menyebabkan tumpukan feses yang
keras di rektum tidak bisa dikeluarkan, hal ini terjadi akibat asupan kurang, aktifitas kurang, diet rendah serat dan
kelemahan tonus otot.
Tindakan mengatasi:
- Menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaan
- Menolong buang air besar dengan menggunakan pispot
- Memeriksa huknah rendah
- Memberikan huknah tinggi
- Memberikan gliserin
- Mengeluarkan feses dengan jari
4.
Kebersihan
Diri dan Perenium
Pada
masa postpartum seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu,
kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi.
Langkah-langkah
yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan diri ibu post partum adalah sebagai berikut:
1.
Anjurkan kebersihan seluruh tubuh.
2.
Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan
daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ibu mengerti untuk
membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan kebelakang baru
kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan ibu untuk membersihkan
diri setiap kali selesai BAB dan BAK.
3.
Sarankan ibu untuk mengganti pembalut
setidaknya 2x sehari.
4.
Sarankan pada ibu untuk mencuci tangan
dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
5.
Jika ibu mempunyai luka episiotomi
atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.
Rambut :
§
Pada saat hamil terjadi peningkatan hormon estrogen, folikel atau
kantong kelenjar kecil dan sempit dari rambut mengalami pertumbuhan dan
menghasilkan rambut lebih tebal. Beberapa wanita juga merasa rambutnya lebih
gelap dan berkilauan akibat dari meningkatnya produksi pigmen atau zat warna
melanin
Perubahan rambut pada
masa nifas :
§ Rambut rontok. Hal ini terjadi karena kadar hormon estrogen menurun.
Sebagian wanita merasakan dampaknya setelah 3 bulan persalinan, tetapi ada juga
yang lebih cepat dalam hitungan minggu
§ Warna rambut yang lebih gelap akan kembali ke warna
semula. Hal ini terjadi karena kadar melanin menurun
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meringankan
kerontokan :
-
Tetaplah mengkonsumsi makanan bergizi dan suplemen seperti saat hamil
-
Rawat rambut dengan conditioner
-
Gunakan sisir bergigi jarang
-
Hindari penggunaan hair drier
atau gulungan rambut panas. Tunda sementara keinginan mengeriting atau
meluruskan rambut sampai keadaan kembali
Kulit dan Pakaian :
§ Pada saat hamil terjadi peningkatan estrogen dan
progesteron
Perubahan kulit pada masa nifas :
§ Berjerawat, ada juga yang lebih mulus dari biasanya. Hal
ini disebabkan karena penurunan kadar estrogen dan progesteron
Jika berjerawat, usahakan tidak menggunakan sembarangan obat karena unsur kimianya bisa
membahayakan bayi yang masih menyusu. Lakukan saja perawatan kulit wajah rutin, seperti membersihkan, menyegarkan dan
melembabkan kulit
§ Jika ketika hamil mengalami melasma gravidarum, topeng
kehamilan atau perubahan kulit yang menjadi lebih gelap disekitar mata, tulang
hidung, dahi dan bibir atas, setelah melahirkan perubahan ini akan memudar
dalam 6 bulan. Beberapa obat memang dapat mempercepat, tetapi jika menyusui
sebaiknya jangan digunakan
Sambil menunggu kulit mulus kembali, hal yang dapat
dilakukan :
-
Hindari paparan sinar matahari langsung karena akan memperparah melasma
-
Jika hendak keluar rumah, gunakan krim tabir surya
§
Berkeringat banyak pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan. Hal ini
terjadi karena ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan
kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan kehilangan pada
wajah, kaki, betis, dan tangan ibu. Hal yang dapat dilakukan adalah :
-
Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering
-
Pakaian tersebut dari bahan yang mudah menyerap keringat
-
Pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan
kering
-
Pakaian dalam longgar, agar tidak terjadi iritasi pada daerah sekitar
akibat lochea
Perawatan payudara dan puting :
- Tujuan :
Melancarkan sirkulasi
darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran
ASI
- Hal yang perlu diperhatikan :
-
Lakukan perawatan payudara secara teratur
-
Pelihara kesehatan sehari-hari
-
Pemasukan gizi ibu harus lebih dan lebih banyak untuk mencukupi produksi
ASI
-
Ibu harus percaya diri akan kemampuan menyusui bayinya
-
Ibu harus merasa nyaman dan santai
-
Hindari rasa cemas dan stres karena akan menghambat reflek eksitosin
§ Pelaksanaan perawatan payudara hendaknya dimulai sedini
mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan dua kali sehari
5.
Istirahat
Hal-hal yang bisa
dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat:
·
Anjurkan ibu untuk istirahat cukup
untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
·
Sarankan ibu untuk kembali melakukan
kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau
istirahat selagi bayi tidur.
·
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu
dalam beberapa hal:
ü Mengurangi
jumlah ASI yang diproduksi
ü Memperlambat
proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
ü Menyebabkan
depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.
6.
Seksual
Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu
masa nifas harus memenuhi syarat berikut ini:
v Secara
fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan
ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri.
v Banyak
budaya, yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu
tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan.
7. Senam Nifas
Senam nifas dilakukan untuk
memperlancar sirkulasi darah dan mengembalikan otot-otot yang kendur, terutama
rahim dan perut yang memuai saat hamil. Senam nifas dilakukan sesuai kemampuan,
terutama untuk melancarkan sirkulasi darah karena lama berbaring.
Senam
Kegel akan membantu penyembuhan postpartum dengan jalan
membuat kontraksi dan pelepasan secara bergantian pada otot-otot dasar panggul
adalah, yaitu :
Membuat jahitan jahitan lebih merapat
Mempercepat penyembuhan
Meredakan haemoroid
Meningkatkan pengendalian atas urin
Senam
Kegel (untuk dasar panggul) :
Lakukan senam ini kapan saja, tidak
akan da orang yang tau atau melihat anda melakukannya. Lakukanlahsampai 100
kali dalam sehari. Untuk mengkontraksikan pasangan otot-otot ini, bayangkanlah
bahwa anda sedang BAK dan lalu anda anda tiba-tiba menahannya ditengah-tengah
itulah ototnya. Atau bayangkan bahwa dasar panggul merupakan sebuah elevator;
secara perlahan anda menjalankannya sampai lantai 2 lalu kemudian ke lantai 3
dan seterusnya, dan kemudian balik turun secara perlahan. Begitulah cara
melatih otot-otot tersebut.
Tips sebelum melakukan latihan :
Latihan sebaiknya dilakukan secara
perlahan-lahan (sedikit tapi sering)
Jangan anjurkan u/ melakukan latihan apabila si
ibu kelelahan atau kurang sehat
Tidak dianjurkan untuk melakukan sit-up
U/ ibu dg riwayat melahirkan per abdominam
(seksio sesarea) à latihan dimulai stlh
minggu ke-6 PP
Anjurkan u/ menghentikan latihan/senam apabila
terasa sakit
DAFTAR PUSTAKA
1.
Bahiyatun.
2009. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Nifas Normal. EGC. Jakarta. 67-84
2.
Huliana Meliyna. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Puspa
Swara. Jakarta. 3-11.
3.
Saifuddin Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta. N-23–N-29.
4.
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan
Kebidanan Pada Masa Nifas. Salemba Medika. Jakarta. 71-75
0 komentar :
Posting Komentar