About me

Kamis, 22 Maret 2012

KERACUNAN INSEKTISIDA


Semua insektisida bentuk cair dapat diserap melalui kulit dan usus dengan
sempurna. Jenis yang paling sering menimbulkan keracunan di Indonesia
adalah golongan organofosfat dan organoklorin. Golongan karbamat efeknya
mirip efek organofosfat, tetapi jarang menimbulkan kasus keracunan.
Masih terdapat jenis pestisida lain seperti racun tikus (antikoagulan dan seng
fosfit) dan herbisida (parakuat) yang juga sangat toksik. Kasus keracunan
golongan ini jarang terjadi.
A. Keracunan Golongan Organofosfat
Definisi
Golongan organofosfat bekerja selektif, tidak persisten dalam tanah, dan tidak
menyebabkan resistensi pada serangga.
Golongan organofosfat bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim kolinesterase, sehingga asetilkolin tidak terhidrolisa.Dalam golongan ini termasuk DDT, Dieldrin, Endrin, Chlordane, Aldin, dan lain-lain. DDT adalah pestisida yang mempunyai daya efek racun paling rendah tetapi pemakaiannya sangat luas, baik di lapangan maupun di dalam rumah tangga. Insektisida golongan ini pada umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam kerosen, minyak tumbuh-tumbuhan, alkohol dan benzen.
Penyebab
Keracunan pestisida golongan organofosfat disebabkan oleh asetilkolin yang
berlebihan, mengakibatkan perangsangan terus menerus saraf muskarinik
dan
nikotinik.
Gambaran klinik
Gejala klinis keracunan pestisida golongan organofosfat pada:
1. Mata : pupil mengecil dan penglihatan kabur
2. Pengeluaran cairan tubuh : pengeluaran keringat meningkat, lakrimasi, salviasi
dan juga sekresi bronchial.
3. Saluran cerna : mual, muntah, diare dan sakit perut.
4. Saluran napas : batuk, bersin, dispnea dan dada sesak.
5. Kardiovaskular : bradikardia dan hipotensi.
6. Sistem saraf pusat; sakit kepala, bingung, berbicara tidak jelas, ataksia, demam,
konvulsi dan koma.
7. Otot-otot : lemah, fascikulasi dan kram.
8. Komplikasi yang dapat terjadi, antara lain edema paru, pernapasan berhenti,
blockade atrioventrikuler dan konvulsi.
Diagnosis
Riwayat kontak dengan insektisida golongan organofosfat
Penatalaksanaan
Keracunan akut :
Tindakan gawat darurat:
1. Buat saluran udara.
2. Pantau tanda-tanda vital.
3. Berikan pernapasan buatan dengan alat dan beri oksigen.
4. Berikan atropin sulfat 2 mg secara i.m, ulangi setiap 3 – 8 menit sampai gejala
keracunan parasimpatik terkendali.
5. Berikan larutan 1g pralidoksim dalam air secara i.v, perlahan-lahan, ulangi
setelah 30 menit jika pernapasan belum normal. Dalam 24 jam dapat diulangi
2 kali. Selain pralidoksim, dapat digunakan obidoksim (toksogonin).
6. Sebelum gejala timbul atau setelah diberi atropine sulfat, kulit dan selaput
lendir yang terkontaminasi harus dibersihkan dengan air dan sabun.
7. Jika tersedia Naso Gastric Tube, lakukan bilas lambung dengan air dan berikan
sirup ipeca supaya muntah.
Tindakan umum:
1. Sekresi paru disedot dengan kateter.
2. Hindari penggunaan obat morfin, aminofilin, golongan barbital, golongan
fenotiazin dan obat-obat yang menekan pernapasan.
Keracunan kronik:
Jika keracunan melalui mulut dan kadar enzim kolinesterase menurun, maka
perlu dihindari kontak lebih lanjut sampai kadar kolinesterase kembali normal.
B. Keracunan Organoklorin
Definisi
Pestisida golongan organoklorin pada umumnya merupakan racun perut dan racun
kontak yang efektif terhadap larva, serangga dewasa dan kadang-kadang juga
terhadap kepompong dan telurnya. Penggunaan pestisida golongan organoklorin
makin berkurang karena pada penggunaan dalam waktu lama residunya persisten
dalam tanah, tu
buh hewan dan jaringan tanaman. Termasuk dalam golongan ini adalah Paraoxon, Dimefox, Schradan, Parathion, Systox, Potosan, Malathion, Sumithion, Diazinon, TEPP, EPN. Organofosfat dapat menyebabkan keracunan akut maupun menahun.
Penyebab
Pestisida golongan organoklorin
Gambaran klinis
- Gejala keracunan turunan halobenzen dan analog, terutama muntah, tremor
dan konvulsi.
- Pada keracunan akut melalui mulut disebabkan oleh 5 g DDT akan menyebabkan
muntah-muntah berat setelah 0,5 – 1 jam, selain kelemahan dan mati rasa pada
anggota badan yang terjadi secara bertahap, rasa takut, tegang dan diare juga
dapat terjadi.
- Dengan 20 g DDT dalam waktu 8 – 12 jam kelopak mata akan bergerak-gerak
disetai tremor otot mulai dari kepal dan leher, selanjutnya konvulsi klonik kaki
dan tangan seperti gejala keracunan pada strichnin. Nadi normal, pernapasan
mula-mula cepat kemudian perlahan.
Diagnosis
Riwayat kontak dengan insektisida golongan organoklorin
Penatalaksanaan
Tindakan pencegahan :
1. Pestisida sebaiknya disimpan dalam tempat aslinya dengan etiket yang jelas
dan disimpan di tempat yang tidak terjangkau oleh anak-anak, serta jauh dari
makanan dan minuman.
2. Pada waktu menggunakan pestisida, perlu diikuti dengan cermat dan tepat,
sesuai prosedur dan petunjuk lain yang telah ditentukan.
3. Hindari kontak atau menghisap pestisida.
4. Pada waktu bekerja dengan pestisida, sebaiknya tidak sambil makan, minum
atau merokok.
5. Tempat atau wadah pestisida yang telah kosong, sebaiknya dibuang atau
dimusnahkan, demikian juga pestisida yang tidak berlabel atau etiketnya sudah
rusak, sehingga tidak dapat diketahui dengan pasti.
6. Tergantung pada tingkat toksisitasnya, jika bekerja yang berhubungan dengan
pestisida, sebaiknya tidak lebih dari 4 – 5 jam.
Tindakan penanggulangan :
Penanggulangan keracunan pestisida golongan keracunan organoklorin pada
umumnya:
Tindakan gawat darurat:
a. Jika keracunan melalui mulut, usahakan untuk muntah
b. Pantau tanda-tanda vital.
c. Berikan karbon aktif, diikuti bilas lambung dengan air 2 – 4 liter. Kemudian
berikan obat pencuci perut. Pembersihan usus, juga dapat dilakukan dengan
200 mL larutan manitol 20 % dengan melalui pipa.
d. Jangan diberi lemak atau minyak.
e. Jika kulit juga terkena, bersihkan dengan air dan sabun.
Tindakan umum:
1. Untuk mengatasi konvulsi, berikan diazepam 10 mg secara i.v perlahan-lahan.
Jika belum menunjukkan hasil berikan obat yang memblokade neuromuscular.
2. Atasi hiperaktivitas dan tremor, berikan natrium fenobarbital 100 mg secara
s.c setiap jam sampai mencapai jumlah 0,5 g atau sampai konvulsi terkendali.
3. Jangan diberi obat stimulan terutama epinefrin, karena dapat menimbulkan
fibrilasi ventrikuler.


0 komentar :

Posting Komentar