BAB I
PENDAHULUAN
Menurut pengertian umum, obat dapat didefinisikan sebagai bahan yang menyebabkan perubahan
dalam fungsi biologis melalui proses kimia. Sedangkan definisi yang lengkap,
obat adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan (1) pengobatan, peredaan,
pencegahan atau diagnosa suatu penyakit, kelainan fisik atau gejala-gejalanya
pada manusia atau hewan; atau (2) dalam pemulihan, perbaikan atau pengubahan
fungsi organik pada manusia atau hewan. Obat dapat merupakan bahan yang
disintesis di dalam tubuh (misalnya : hormon, vitamin D) atau merupakan
merupakan bahan-bahan kimia yang tidak disintesis di dalam tubuh. Pada makalah
ini akan dibahas memgenai obat hormonal.
Walaupun hormon merupakan zat yang disintesis oleh badan dalam keadaan
normal,tidak berarti hormon bebas dari efek toksis/racun. Pemberian hormon
eksogen / dari luar yang tidak tepat dapat menyebabkan gangguan keseimbangan
hormonal dengan segala akibatnya.
Analog
hormon adalah zat sintetis yang berkaitan dengan reseptor hormon. Analog
hormon sangat mirip dengan hormon alami dan sering kali fungsi klinisnya lebih
baik dari pada hormon alaminya sebab mempunyai beberapa sifat yang lebih
menguntungkan. Misalnya estradiol adalah hormon alami yang masa
kerjanya sangat pendek, sedangkan etinilestradiol adalah analog hormon
yang masa kerjanya lebih panjang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hormon
Hormon
berasal dari bahasa Yunani yang berarti merangsang. Hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar endokrin langsung disekresikan ke dalam darah karena tidak memiliki
saluran sendiri.
Sistem kerja
hormon berdasarkan mekanisme umpan balik. Artinya, kekurangan atau kelebihan
hormon tertentu dapat mempengaruhi produksi hormon yang lain. Hal ini disebut
homeostasis, yang berarti seimbang.
Di dalam
tubuh manusia terdapat tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipotalamus,
hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar andrenal, pankreas, dan kelenjar gonad
(ovarium atau testis).
Contoh
efek hormon pada tubuh manusia:
Perubahan Fisik yang ditandai dengan
tumbuhnya rambut di daerah tertentu dan bentuk tubuh yang khas pada pria
dan wanita (payudara membesar, lekuk tubuh feminin pada wanita dan bentuk
tubuh maskulin pada pria).
Perubahan Psikologis: Perilaku feminin dan
maskulin, sensivitas, mood/suasana hati.
Perubahan Sistem Reproduksi: Pematangan organ
reproduksi, produksi organ
seksual (estrogen oleh ovarium
dan testosteron oleh testis).
Pada
dasarnya hormon bisa dibagi menurut komposisi kandungannya yang berbeda-beda
sebagai berikut:
*
Hormon yang mengandung asam amino (epinefrin, norepinefrin, tiroksin dan
triodtironin).
*
Hormon yang mengandung lipid (testosteron, progesteron, estrogen, aldosteron,
dan
kortisol).
*
Hormon yang mengandung protein (insulin, prolaktin, vasopresin, oksitosin,
hormon
pertumbuhan (growth hormone), FSH, LH, TSH).
Hormon-hormon
ini bisa dibuat secara sintetis.
B. Obat-Obatan Hormonal
1. Obat-obat
Anti Tiroid
Penatalaksanaan
hipertiroidisme secara farmakologi menggunakan empat kelompok obat ini yaitu:
obat antitiroid, penghambat transport iodida, iodida dalam dosis besar menekan
fungsi kelenjar tiroid, yodium radioaktif yang merusak sel-sel kelenjar tiroid.
Tetapi hipertiroid pada kehamilan hanya di obati dengan obat-obat antitiroid
saja dan pengobatan dan dilakukan di bawah pengawasan dokter spesialis.
Obat-obat tiroid akan melewati plasenta, tetapi hormon tiroidnya tidak, terapi
sulih hormon yang menyekat tiroid akan membuat janin menjadi hipotiroid.
Obat-obat
antitiroid dapat mensupresi produksi hormon tiroid janin dan menstimulasi
produksi TSH yang menyebabkan gondok (goitre) pada janin serta hipotiroidisme.
Keadaan ini lebih cenderung terjadi pada pemberian obat antitiroid
dosis-tinggi.
Obat
antitiroid bekerja dengan cara menghambat pengikatan (inkorporasi) yodium pada
TBG (thyroxine binding globulin) sehingga akan menghambat sekresi TSH (Thyreoid
Stimulating Hormone) sehingga mengakibatkan berkurang produksi atau sekresi
hormon tiroid. Antitiroid digunakan untuk :
- Mempertahankan remisi pada strauma dengan tirotoksikkosis
- Mengendalikan kadar hormon pada pasien yang mendapat yodium radioaktif
- Menjelang pengangkatan tiroid (Anonim, 2000).
Adapun
obat-obat yang temasuk obat antitiroid adalah Propiltiourasil, Methimazole,
Karbimazol.
Propiltiourasil (PTU)
Nama generik :
Propiltiourasil
Nama dagang
di Indonesia : Propiltiouracil (generik)
Indikasi :
hipertiroidisme
Kontraindikasi :
hipersensisitif terhadap Propiltiourasil, blocking replacement regimen tidak
boleh diberikan pada kehamilan dan masa menyusui.
Bentuk
sediaan : Tablet 50 mg dan 100 mg
Dosis dan
aturan pakai : untuk anak-anak 5-7 mg/kg/hari atau 150-200 mg/ m2/hari,
dosis terbagi setiap 8 jam. Dosis dewasa 3000 mg/hari, dosis terbagi setiap 8
jam. untuk hipertiroidisme berat 450 mg/hari, untuk hipertiroidisme ocasional
memerlukan 600-900 mg/hari; dosis pelihara 100-150 mg/haridalam dosis terbagi
setiap 8-12 jam. Dosis untuk orangtua 150-300 mg/hari (Lacy, et al,
2006)
Efek samping : ruam
kulit, nyeri sendi, demam, nyeri tenggorokan, sakit kepala, ada kecendrungan
pendarahan, mual muntah, hepatitis.
Mekanisme
Obat: menghambat
sintesis hormon tiroid dengan memhambatoksidasi dari iodin dan menghambat
sintesistiroksin dan triodothyronin (Lacy, et al, 2006)
Resiko
khusus : .
Hati-hati
penggunaan pada pasien lebih dari 40 tahun karena PTU bisa menyebabkan
hipoprotrombinnemia dan pendarahan, kehamilan dan menyusui, penyakit hati (Lee,
2006).
Methimazole
Nama generik :
methimazole
Nama dagang : Tapazole
Indikasi : agent
antitiroid
Kontraindikasi :
Hipersensitif terhadap methimazole dan wanita hamil.
Bentuk
sediaan : tablet 5 mg, 10 mg, 20 mg
Dosis dan
aturan pakai : untuk anak 0,4 mg/kg/hari (3 x sehari); dosis
pelihara 0,2 mg/kg/hari (3 x sehari). maksimum 30 mg dalam sehari.
Untuk
dewasa: hipertiroidisme ringan 15 mg/hari; sedang 30-40 mg/hari; hipertiroid
berat 60 mg/ hari; dosis pelihara 5-15 mg/hari.
Efek samping : sakit
kepala, vertigo, mual muntah, konstipasi, nyeri lambung, edema.
Resiko
khusus : pada pasien diatas 40 tahun hati-hati bisa meningkatkan myelosupression,
kehamilan (Lacy, et al, 2006)
Karbimazole
Nama generik :
Karbimazole
Nama dagang
di Indonesia : Neo mecarzole (nicholas).
Indikasi :
hipertiroidisme
Kontraindikasi : blocking
replacement regimen tidak boleh diberikan pada kehamilan dan masa menyusui.
Bentuk
sediaan : tablet 5 mg
Dosis dan
aturan pakai : 30-60 mg/hari sampai dicapai eutiroid, lalu dosis
diturunkan menjadi 5-20 mg/hari; biasanya terapi berlangsung 18 bulan.
Sebagai blocking
replacement regimen, karbamizole 20 – 60 mg dikombinasikan dengan tiroksin
50 -150 mg.
Untuk dosis
anak mulai dengan 15 mg/hari kemudian disesuaikan dengan respon.
Efek samping : ruam
kulit, nyeri sendi, demam, nyeri tenggorokan, sakit kepala, ada kecendrungan
pendarahan, mual muntah, leukopenia.
Resiko
khusus : penggunaan pada pasien lebih dari 40 tahun karena PTU bisa menyebabkan
hipoprotrombinemia dan pendarahan, kehamilan dan menyusui (Lacy, et al,
2006).
Tiamazole
Nama generik : Tiamazole
Nama dagang
di Indonesia : Thyrozol (Merck).
Indikasi :
hipertiroidisme terutama untuk pasien muda, persiapan operasi.
Kontraindikasi :
hipersensitivitas
Bentuk
sediaan : tablet 5 mg, 10 mg
Dosis dan
aturan pakai : untuk pemblokiran total produksi hormon tiroid
25-40 mg/hari; kasus ringan 10 mg (2 x sehari); kasus berat 20 mg (2 x sehari);
setelah fungsi tiroid normal (3-8 minggu) dosis perlahan-lahan diturunkanhingga
dosis pemelihara 5 – 10 mg/hari.
Efek samping : alergi
kulit, perubahan pada sel darah, pembengkakan pada kelenjar ludah.
Resiko
khusus : jangan diberikan pada saat kehamilan dan menyusui, hepatitis.
Hipotiroidisme
Hipotirodisme
diobati dengan terapi sulih hormon tiroksin. Jika pasien mendapatkan preparat
tiroksin dengan dosis yang berlebihan, tanda dan gejala hipertiroidisme akan
muncul. Tiroksin tidak melewati plasenta.
Dianjurkan untuk melakukan minimal satu kali TFT yang penuh dalam setiap
trimester.
2. Obat Yang Meningkatkan Kontraksi Uterus/Oksitosik
Kontraktilitas
uterus dipengaruhi pleh sejumlah faktor fisiologis dan farmakologis. Sementara
banyak obat bekerja dengan mempengaruhi otot polos uterus, obat-obat golongan
oksitosik tertentu digunakan untuk penatalaksanaan medis persalinan khususnya
untuk meningkatkan kontraktilitas uterus.
Obat Oksitosik
Obat-obat
oksitosik banyak digunakan untuk induksi serta penguatan persalinan, pencegahan
serta penanganan perdarahan postpartum, pengendalian perdarahn akibat abortus
inkomplitus, dan penanganan aktif pada kala tiga persalinan. Obat-obat
oksitosik yang digunakan di Inggris adalah prostaglandin E serta F, oksitosin
dan ergometrin. Ergometrin bekerja pada regio internal miometrium, sedangkan
oksitosin dan prostaglandin pada regio eksternal miometrium.
Prostaglandin
Prostaglandin
merupakan kelompok senyawa yang seacra kimiawi saling berhubungan dan dibuat
secara in vivo dari fosfolipid pada membran sel dalam pelbagai jaringan tubuh.
Prostaglandin merupakan subtansi yang penting “hormon lokal”.
Prostaglandin
sintetik yang diresepkan pada saat melahirkan ;
·
Dinoproston (PGE2) untuk pematangan serviks dan
induksi persalinan biasanya diberikan per vaginam. Tinjauan tentang sejumlah
hasil penelitian menunjukan bahwa periode waktu di antara induksi dan kelahiran
dapat diperpendek dengan penggunaan prostaglandin (Dawood, 1995). Dinoproston
dapat diberikan intravena pada kasus missed abortion atau mola hidatidosa.\
·
Carboprost(15 metil PGF2a, suatu derivat sintetik)
untuk perdarahan postpartum diberikan lewat suntikan yang dalam. Biasanya
preparat ini diberikan setelah preparat lain gagal menghentikan perdarahn,
kendati carbopost dapat dijadikan obat pilihan jika pasien menderita hipertensi
(Gulmezoglu,2000)
·
Gemeprost (analog PGE1) untuk membantu evakuasi uterus
diberikan pervaginam.
·
Misoprostol (analog PGE1) telah digunakan untuk
induksi serta penguatan persalinan dan untuk penatalaksanaan kala III
persalinan. Namun demikian, tidak ada satupun di antara misoprostol oral atau
intravaginal yang kini sudah mendapatkan lisensi untuk pemakaian dalam
obstetrik, ketidakpastian masih terdapat sehubungan dengan takaran optimumnya,
jalur pemberian, dan keamanannya.
Obat-obat
golongan prostaglandin ini memfasilitasi kerja oksitosin dalam induksi
persalinan dan dengan demikian akan mengurangi takaran oksitosin yang
diperlukan.
Bagaimana tubuh menangani prostaglandin
Penggunaan preparat jeli atau pesarium prostaglandin per vaginam atau
servikal akan mengurangi absorpsi sistemik dan efek sampingnya tetapi tidak
menghilangkan sama sekali kedua hal tersebut.
Dinoproston bekerja dalam waktu sekitar 10menit sesudah praparat ini
dimasukkan kedalam vagina. Kecepatan absorpsi lewat dinding vagina berbeda
antara bentuk tablet dan jeli; bentuk jeli akan diserap lebih cepat daripada
bentuk tablet. Dalam salah satu penelitian yang kecil, insersi prostaglandin
dengan bentuk jeli perlu dilakukan beberapa kali bila dibandingkan bentuk
pesariumnya. Pemberian intraservikal lebih besar kemungkinannya untuk bekefrja
efektif dibandingkan pemberian intravaginal jika serviks berada dalam kondisi
yang tidak menguntungkan dengan skor bishop kurang dari tiga. Pemberian jeli
dinoproston intraservikal harus dilakukan dengan hati-hati karena insersi jeli
ini kedalam ruang ekstra-amnion dapat menyebabkan hiperstimulasi uterus.
Normalnya, inaktivasi prostaglandin terjadi pada tempat kerjanya. Jika prostaglandin
memasuki sirkulasi darah yang biasanya hanya terjadi pada preparat
prostaglandin sintetik, subtansi ini akan dibersihkan oleh paru-paru,hati dan
ginjal.
Mistropol dapat dberikan per oral. Kontrasepsi puncak dalam plsama akan
terlihat dalam waktu satu jam, tetapi onset aktivitas puncak uterus terjadi
lima hingga enam jam kemudian.
Kerja dan efek samping prostaglandin
Prostaglandin bekerja pada seluruh reseptor prostaglandin yang berlainan.
Substansi ini mempengaruhi banyak sistem dan menyebabkan pelbagai efek samping
;
·
Kontraksi otot-otot polos, uterus, pembuluh darah, bronkiolus
·
Vasodilatasi dan hipotensi
·
Pireksia
·
Inflamasi
·
Sensitisasi terhadap rasa nyeri
·
Diuresis + kehilangan elektrolit
·
Efek pada sistem saraf pusat(tremor merupakan efek
samping yang jarang terjadi )
·
Pelepasan hormon hipofise, renin, dan steroid adrenal
·
Inhibisi respon sistem saraf otonom
·
Peningkatan tekanan intraokuler
Kontraindikasi dan kewaspadaan
Induksi
persalinan dengan prostaglandin merupakan kontraindikasi jika sudah
terdapat ruptura membran amnion.
Pemberian prostaglandin harus dilakukan dengan hati-hati pada setiap keadaan
berikut ini yang cenderung menghalngi proses pelahiran per vaginam atau
meruapakn prediposisi untuk terjadinya ruptura uteri.
·
Adanya riwayat sikatriks pada uterus-sikatriks yang
vertikal merupakan kontraindikasi
·
Disproporsi sefalopelvic yang berat
·
Plasenta previa
·
Malpresentasi-khususnya letak lintang
·
Grand multipara (melahirkan anak 4x/lebih)
·
Kehamilan kembar
·
Riwayat melahirkan yang sulit atau traumatik, atau
riwayat kontraksi uterus yang hipertonik
·
Polihidramnions atau oligohidramnion
Jika janin
sudah tergangu, pemberian prostaglandin cenderung memperberat gangguan
tersebut. Banyak penyakit maternal yang sedang dialami ibu akan mengalamai
eksarbasi akut dengan pemberian prostglandin. Penyakit maternal ini meliputi ;
penyakit jantung, kelainan paru-paru, penyakit asma, hipo- atau hipertensi,
epilepsi, glaukoma atau kenaikan tekanan intraokuler, enyakit inflamasi pelvik
yang akut dan herpes genetalis yang aktif. Disamping itu, ibu hamil dengan
insufiensi hati atau ginajl tidak akan mampu untuk mengeliminasi prostglandin
dengan kecepatan yang normal.. Pemberian prostaglandin harus dijaga oleh
beberapa pembatasan, sebagai contoh, pabrik pembuatannya menyarankan pemberian
hanya 2x saja dinoproston dalam bentuk tablet vaginal prostin E2R.
Penyimpanan
Preparat
prgesteron parenteral harus selalu disimpan di dalam lemari es. Ada banyak dari
produk ini yang memiliki waktu paruh yang singkat. Persyaratan yang sebenarnya
antara pelbagi produk berbeda-beda dan bodan harus memelajari dahulu lembaran
data dari pabrik pembuatannya yang tercantum untuk setiap preparat. Tabel misoprostol
dapat disimpan di luar lemari es dan memiliki waktu penyimpanan yang lama
Interaksi
Oksitosin :
Jika dua
jenis preparat stimulun uterus diberikan sekaligus, apat terjadi
hiperstimulaso. Karena itu, oksitosin biasanya diberikan 6-12 jam setelah
pemberian prostaglandin yang terakhir.
Aspirin dan
obat-obat ani-inflamasi nonsteroid lainnya merupakan antagonis prostaglandin
sehingga oemberiannya akan memperlambat atau memperpanjang proses persalinan.
Parasetamol tidak berinteraksi denagn prostaglandin. Alkohol merupakan zat
antagonis yang melawan kerja dinoproston.
3.
Obat
Hormonal Oksitosin
Oksitosin sintetik
Oksitosin
(syntocinon) dibuat untuk reproduksi bangunan dan kerja hormon yang alami.
Sekresi
oksitosin endogenus tidak disupresi oleh mekanisme umpan-balik yang negatif.
Ini berarti bahwa syntocinon antifisial tidak akan mensupresi pelepasan
oksitosin endogenus.
Bagaimana
tubuh menangani oksitosin sintetik
Oksitosin
dapat diberiakn sacara IM, IV, IC atau intranasal. Pemakaian pompa infus
dianjurkan untuk pemberian oksitosin lewat infus IV. Oksitosin bekerja dalam
waktu satu menit setelah pemberian IV, peningkatan konytraksi uterus dimulai
hampir seketika, kemudian menjadi stabil selama 15-60 menit pemberian infus
oksitosin dan setelah penghentian infus tersebut, kontraksi uterus masih
berlangsung selama 20menit. Waktu paruh oksitosin berkisar 1-20 menit, kendati
data-data farmaklologis yang lebih muktahir menunjukan angka 15menit. Oksitosin
akan dieliminasi dalam waktu 30-40menit sesudah pemberiannya. Pemberian
oksitosin sublingual dapat membantu memulai dan mempertahankan peranan
klinisnya. Abrorpsi lewat jalur intranasal mungkin menyimpang sehingga preparat
intranasal dianggap tidak efektif.
Efek Samping
Oksitosin
Bila
oksitosin sintetik ini diberikan, kerja fisiologis hormin ini akan bertambah
sehingga dapat timbul efek samping yang potensila berbahaya. Efek samping
tersebut dapat dikelompokkan menjadi :
·
Stimulasi berlebihan pada uterus
·
Kontraksi pembuluh darah tali pusat
·
Kerja antidiuretik
·
Kerja pembuluh darah (kontraksi dan dilatasi)
·
Mual
·
Reaksi hipersensitivitas
Kewaspadaan
dan kontraindikasi
·
Pemberian oksitosin merupakan kontraindikasi jiak
uterus sudah berkontraksi dengan kuat atau bila terdapat obstruksi mekanis yang
menghalangi kelahiran anak seperti plasenta previa atau disproporsi sefalo
pelvik. Jika keadaan serviks masih belum siap, pematangan serviks harus
dilakukan sebelum pemberian oksitosin.
·
Meskipun sudah lazim digunakan di banyak klinik
bersalin atau bagian obstetri rumah sakit, namun potensi oksitosin dalam
mengganggu keseimbangan cairan dan tekanan darah membuat obat ini tidak tepat
untuk digunakan pada ibu hamil dengan
pre-eklampsia atau penyakit kardiovaskuler atau pada ibu hamil yang berusia di
atas 35 tahun.
·
Pemberian infus oksitosin meruapakn kontraindikasi
pada ibu hamil yang menghaapi resio karean melahirkan per vaginam, misalnya
kasus dengan malpresentasi atau solusio plasenta atau denag resiko ruptur uteri
yang tinggi. Pemebrian infus oksitosin yang terus-menerus pada kasus dengan
resistensi dan inersia uterus merupakan kontraindikasi.
·
Uterus yang starvasi. Kontraksi otot uterus memerlukan
glukosa maupun oksigen. Jika pasokan keduanya tidak terdapat pada otot yang
berkontraksi tersebut dan keadaan ini mungkin terjadi karena stravasi atau
pasoka darah yang tidak memadai, maka respon yang timbul terhadap pemberian
oksitosin tidak akan adekuat sehingga pemberan oksitosin secara sedikit demi
sedikit tidak akan efektif. Situasi ini lebih cenderung dijumpai pada
persalinan yang lama
Penyimpanan
Oksitosin
Harus di
tempat yang tidak terkena cahaya dengan suhu diantara 4-220c, misalnya
di dalam lemari es.
Interaksi
Obat-oksitosin
Obat-obat vasopresor (simpatomimetik)
Jika
oksitosin diberikan bersama preparat vasokontrikonstrokyor lainnya, maka akan
terdapat bahaya peningkatan TD yang dapat menyebabkan serangan stroke. Keadaan
ini dapat terjadi bila adrenain (efinefrin) ditambahkan pada obat anestesi
lokal, misalnya pada anatesi blok kaudal atau jika efedrin diberikan untuk
memperbaiki hipotensi yang ditimbulkan oleh anestesi epidural.. Ergometrin dan
oksitosin bekerja secara sinergis dan kerapkali direspkan bersama dalam
penatalaksanaan kala tiga persalinan. Obat-pbat anastesi inhalasi dapat
menurunkan tekanan darahh atau menimbulkan disritmia jantung. Progesteron,
estrigen jika diberikan lebih dari satu preparat yang meningkatkan kontraktilitas
uters, stimulasi berlkebih uterus lebih cenderung terjadi.
Obat
golongan opioid dan fenotiazin air dan hiponatrtemia merupakan masalah yang
pemakaian kombinasi oksitosin, opioid, dan fenotiazin (mis.proklorperazin)
dengan memperbesar bahaya akibat pemberan kombinasi obat-obat tersebut. Darah,
plsama atau metabisulfit akan menghilangkan aktivitas oksitosin jika diberikan
lewat set infus yang sama.
4. Obat Hormonal Estrogen & Hormon
Progesteron
Preparat estrogen
Contoh : - dietilstilbestrol
- Estradiol
- Etinil estradiol
Preparat progesteron
Contoh: - didrogesteron
- Mestranol
- Noretindron
- Etinodiol
Indikasi Estrogen
_ Kontrasepsi bersama progesteron
_ Antralgia
_ Mati haid (menopause)
_ Dismenore
_ Akne
_ Perdarahan rahim fungsional
_ Osteoporosis
Indikasi progesteron
_ Kontrasepsi bersama estrogen
_ Nyeri haid
_ Abortus yang mengancam
_ Perdarahan rahim fungsional
_ Endometriosis
Contoh Kontrasepsi oral:
_Microgynon
_Neugynon
_Nordette
_Exluton (ibu menyusui)
Contoh Kontrasepsi injeksi/suntik:
_Depo Provera _ 3 bulan sekali
_Noristerat _ 2 bulan sekali
Mekanisme
kerja Estrogen
Hormon
steroid berdifusi melalui membran sel dan terikat dengan afinitas tinggi pada
reseptor protein sitoplasmik spesifik. Afinitas terhadap reseptor bervariasi
dengan estrogen spesifik aktivasi kompleks steroid-reseptor memasuki nukleus
dan berinteraksi dengan kromatin inti untuk memulai sintesa RNA hormon spesifik
yang memerantarai sejumlah fungsi fisiologis.
Penggunaan
Terapi Estrogen
-
Untuk kontrasepsi
-
Terapi hormon pasca menopouse.
-
Osteoporosis : Estrogen menurunkan resorpsi tulang tetapi tidak mempunyai efek
pada pembentukan tulang.
Farmakokinetik
estrogen alamiah adalah mudah diabsorbsi melalui saluran pencernaan, kulit dan
membran mukosa. cepat diabsorbsi juga bila intra muscular. Sebaliknya estrogen
sintetik Misalnya etinil estradiol, mestranol mudah diabsorbsi setelah peroral,
kulit, membran mukosa. Metabolisme lebih lambat dibanding estrogen alami.
Disimpan dalam adiposa dan di lepaskan secara lambat.
Efek
lebih lama dan potensi lebih tinggi dibanding estrogen alami.
Kontrasepsi (KB)
dengan hormon estrogen
Estrogen
sintetik yang dibuat untuk obat kontrasepsi (KB) merupakan agonis estrogen
alamiah, dengan mekanisme kerja meningkatkan umpan balik negatif pada hipofisis
sehingga produksi LH/FSH berkurang. Menurunnya produksi LH/FSH akan menghambat
(ovarium tidak dapat dibuahi).
Kontrasepsi (KB)
oral dan implant
Mekanisme kontrasepsi adalah mencegah ovulasi,
mengganggu gametogenesis (pematangan gamet). Selain itu juga estrogen
memberikan umpan balik pada pelepasan LH dan FSH jadi menghambat ovulasi dan
progestin merangsang perdarahan normal pada akhir siklus haid.
Golongan
utama kontrasepsi (KB) oral
Pil
Kombinasi :
Kombinasi estrogen (etinilestradiol dan mestranol)
dan progestin. Dimana estrogen menekan ovulasi dan progestin menyebabkan mukus
serviks tidak dapat dipenetrasi oleh sperma. 21 hari dosis rendah estrogen dan
progestin dosis terus meningkat dan periode 7 hari periode putus obat untuk
menginduksi haid.
Pil
Progestin :
Noretindron dan norgestrel, melepaskan pil dosis
rendah secara kontinyu.
efek
samping : haid ireguler dan kemungkinan hamil.
Implant
Progestin :
Levonorgestrel kapsul subdermal sebesar korek api di
subkutan lengan atas, lebih efektif
efek samping : haid ireguler dan nyeri kepala.
Kontrasepsi Pasca
Senggama :
Estrogen
dosis tinggi (etinilestradiol dan dietilstilbestrol) diberikan dalam waktu 72
jam pasca senggama dan dilanjutkan 2x1 selama 5 hari. 2 dosis etinil estradiol
ditambah norgestrel diberikan dalam waktu 72 jam pasca senggama, lanjut 2 dosis
lain 12 jam kemudian. Dosis tunggal Mifepriston.
Golongan Progestin
Terdapat beberapa senyawa sintetik
yang berefek progestogenik dan beberapa diantaranya juga berefek androgenik
atau estrogenik yang disebut golongan progestin.
Secara kimia, progesteron dibagi
menjadi 2 kelompok:
- Derivat progesteron: hidroksiprogesteron, medroksiprogesteron, megestrol, dan didrogesteron.
- Derivat testosteron: noretisteron, tibolon, norgestrel, linestrenol, desogestrel, gestoden dan alilestrenol.
Semua zat ini memiliki efek androgen
kecuali Alilestrenol. Linestrenol, Noretisteron dan Tibolon berefek estrogen.
Norgestrel, Desogestrel dan Gestoden memiliki efek antiestrogen yang kuat,
begitu juga dengan Noretisteron, Linestrenol, Megestrol dan Medroksiprogesteron
tetapi lebih lemah.
Progesteron memiliki khasiat sebagai berikut:
- Kontrasepsi. Beberapa derivat progestin sering dikombinasikan dengan derivat estrogen untuk kontrasepsi oral.
- Disfungsi perdarahan rahim. Perdarahan rahim akibat gangguan keseimbangan estrogen dan progesteron tanpa ada kelainan organik antara lain perdarahan rahim fungsional. Untuk menghentikan perdarahan yang berlebihan dan pengaturan siklus hadi dapat diberikan progestin oral dosis besar.
- Nyeri haid. Pemberian kombinasi estrogen dengan progestin diindikasikan untuk nyeri haid yang tidak dapat diatasi dengan estrogen saja.
- Endometriosis. Penyebab nyeri hebat pada endometriosis belum jelas diketahui tapi dapat diberikan noretindron.
Jenis-Jenis
Penghambat Gonad
Penghambat
gonad merupakan suatu senyawa atau jenis obat yang digunakan untuk menghambat
hormon kelamin.meliputi:
a. Anti Estrogen
Antiestrogen adalah senyawa yang mampu meniadakan sebagian atau seluruh
kerja dari estrogen. Adapun jenis antiestrogen meliputi:
- KLONIFEN
Klonifen
suatu antiestrogen bersifat antagonis murni pada semua jaringan. Pada jaringan
klonifen terikat pada ligand/ dinding tockhet akan menghambat aktifitas
glikoprotein dari beberapa penelitian telah terbukti bahwa klonifen dapat
meningkatkan amplitido sekresi LH dan FSH tanpa mempengaruhi sekresinya yang
umumnya bersifat pulsatif. Ini menandakan bahwa klonifen bekerja pada hipofisis
anterior untuk menghambat umpan balik terhadap sekresi gonadotropin. Karena
preparat ini di indikasikan untuk infertilitas wanita. Pada pria pernah di
gunakan juga tetapi, penggunaan klinik untuk infertilitas pria masih
membutuhkan banyak uji klinik.
Pemberian
klonifen sitrat oral akan segera di absorbsi pada saluran cerna, metabolismenya
di hepar masa paruhnya panjang serkitar 5-7 hari.
Dosis untuk infertilitas wanita adalah
1-2 kali 50 mg di mulai pada hari ke 5 perdarahan haid selama 7 hari.
Efek samping yang sering timbul pada pemakaian
jangka panjang kista ovarium, rasa kembung, mual, muntah, gangguan penglihatan,
dan sakit kepala.
Efek samping
akan menghilang bila pemakaian di hentikan. Efek samping yang timbul pada pria
yaitu mual, sakit kepala, gangguan penglihatan, dan gangguan tubulus
seminiferus.
Mekanisme kerja Klomifen yaitu
menyebabkan bertambahnya pembebasan hormon GnRH dengan mempengaruhi umpan balik
estrogen pada hipotalamus dan hipofisis akibat blokade reseptor sehingga LH/FSH
yang dibutuhkan untuk menstimulasi pematangan ovarium tinggi terus. Nama
dagang: Profertil, Provula, Ofertil,dll.
- TAMOKSIFEN
Preparat ini
merupakan golongan trifeniletilen yang berasal dari inti stilden seperti dietil
stilbestrol. Tamoksifen berefek anti – estogenik di kelenjar mamae dan agonis
estrogen ditulan dan endometrium. Tamoksifen mengantagonis estrogen di reseptor
jaringan. Pada wanita premenopause yang sehat dapat menurunkan kadar prolaktin
mungkin karena meniadakan efek hambatan estrogen terhadap prolaktin di
hipofisis.
Di klinik di
gunakan sebagai terapi ajupan kanker mamae stadiuym awal atau lanjut.
Efek samping antara lain mual, trombosis, dan
dapat meningkatkan resiko kanker endometrium. Tamoksifen berpengaruh pada
Pertumbuhan payudara normal dirangsang oleh estrogen,sehingga pada kanker
payudara. Peningkatan/penurunan estrogen dapat memicu terjadinya kanker
payudara.
Mekanisme kerja Tamoksifen (Obat
Antiestrogen) adalah bersaing untuk mengikat reseptor estrogen dan
digunakan untuk pengobatan kanker payudara yang telah lanjut pada wanita pasca
menopause.
Indikasi : pengobatan kanker payudara.
- RALOKSIFEN
Raloksifen
merupakan hormon nonsteroid yang bekerja sebagai agonis dan antagonis. Variasi
efek ini di duga karena adanya variasi reseptor estrogen dan jumlahnya di
jaringan yang berbeda bersifat antagonis estrogen di jaringan uterus dan
kelenjar mamae karena adanya rantai samping.
Efek samping
penggunaan obat ini, gangguan saluran cerna, hipersensifitas, dan
gangguan reaksi kulit.
b. Antiprogestin
Fungsi progestin adalah dalam
perkembangan sekresi endometrium, sehingga dapat menampung implantasi embrio
yang baru terbentuk. Dan fungsi untuk mengurangi kontraksi. Macam-macam
antiprogestin;
- MIFERISTON
Miferiston
adalah salah satu obat antiprogesti (antagonis progestin) dengan aktivitas
agonis parsial. Kegunaan miferiston untuk kontrasepsi sebulan sekali selama
fase pertengahan luteal siklus haid jika progesteron normal tinggi. Dan
digunakan pada abortus tidak lengkap sehingga jika diberikan pada awal
kehamilan menyebabkan abortus.
Efek samping miferiston adalah
perdarahan uterus dan abortus tak lengkap sehingga diberikan misoprostol oral
setelah pemberian dosis tunggal oral
mifepriston, efektif mengakhiri kehamilan.
Mekanisme kerja Miferiston adalah
memblokir reseptor progestin sehingga progestin tidak dapat melaksanakan
fungsinya dalam perkembangan endometrium dan mengurangi kontraksi uterus. Jadi
Miferiston dapat menghambat perkambangan endometrium dan meningkatkan kontraksi
uterus.
c. Antiandrogen
Antiandrogen
menghambat kerja hormonal laki-Laki dengan mempengaruhi sintesa androgen atau
menghambat reseptornya.misalnya, pada dosis tinggi, antifungal,
ketokonazol menghambat beberapa enzim sitokrom P-450 yang terlibat dalam
sintesa steroid. Finasterid sepeti steroid yang baru2 ini disetujui untuk
pengobatan hipertrofi prostat jinak (BPH) menghambat 5-α-reduktase
mengakibatkan pegurangan ukuran prostat. Selain itu siproteron untuk pengobatan
hirsutisme pada perempuan dan flutamid untuk karsinoma prostat pada pria.
5. Obat
Diabetes Melitus
Insulin ( eksogen )
Insulin
hanya di produksi oleh sel-sel beta pada pulau-pulau Langerhans pankreas .
Hormon ini di sekresikan ke dalam vena porta hepatik dan dengan demikian
bekerja langsung pada hati. Efek ini tidak tercapai ketika insulin disuntikkan
di bagian perifer tubuh. Pada orang sehat sekitar 50% insulin tubuh di
sekresikan pada basal metabolik rate, sementara sisanya di keluarkan sebagai
respon terhadap makanan.
Berbagai
jenis preparat insulin kini ada di pasaran dan sudah di gunakan. Takarannya di
titrasi menurut kebutuhan masing-masing pasien untuk mencapai konsentrasi
glukosa darah yang normal (normoglikemia). Takarnnya berkisar dari 0,2 unit/kg
BB/hari bagi pasien diabetes yang sangat sehat hingga 2,0 unit/kg BB/hari pada
pasien yang obese(Davis & Granner, 1996). Preparat insulin memiliki kisaran
terapeutik yang sempit, pasien diabetes harus mengendalikan pemakaian
insulinnya antara takaran yang dapat menimbulkan hipoglikemia dan takaran yang
menyebabkan hiperglikemia sehingga terdapar risiko komplikasi jangka panjang.
Kerja Insulin
Insulin
bekerja pada hidrat arang, lemak serta protein, dan kerja insulin ini pada
dasarnya bertujuan untuk mengubah arah lintasan metabolic sehingga gula, lemak
dan asam-asam amino dapat disimpan serta tidak terbakar habis. Jika tidak ada
insulin, lemak, gula dan asam-asam amino tidak dapat masuk kedalam sel sehimgga
insur-unsur gizi tersebut tetap berada di dalam plasma. Sebagai akibatnya,
sel-sel tubuh mengalami starvasi dan terjadi peningkatan kadar glukosa,
kolesterol serta lemak. Sebagian nutrient pada akhirnya akan hilang pada urin.
Preparat Insulin
Sebagian
besar pasian diabetes yang hamil mendapatkan suntikan preparat human insulin.
Pada tiga tipe preparat lama insulin yaitu : tipe kerja-singkat (short acting),
-sedang (intermediate acting), dan – lama (long acting). Preparat insulin yang
baru diperkenalkan, insulin lispro dan insulin aspart, bekrja lebih cepat dan
lebih cepat(transien) dibandingkan dengan preparat insulin kerja –singkat
(short –acting). Preparata ini memungkinkan pasien untuk menyuntik dirinya
sendiri sesaat sebelum makan, dan bukannya 30 menit sebelum makan(Rang et al,
1999). Sebagian besar pasien diabetes mendapatkan kombinasi preparat insulin
dalam upaya untuk meniru pola fisiologis sekresi insulin. Suntikan dengan pen
injectior memungkinkan preparat insulin yang berdaya larut disuntikan 30 menit
sebelum makan (makan pagi, siang dan malam) plus suntikan terpisah preparat
insulin intermediat sebelum tidur malam. Jika di kombinasikan dengan tindakan
pemantauan yang frekuen. Cara pemberian insulin seperti ini sangat cocok bagi
kehamilan (Nachum et al, 1999). Pada kehamilan, kebutuhan preparat insulin
short-acting biasanya meningkat. Keseimbangan antara preparat short-dan
intermediat –acting mungkin harus diatur kembali sehingga preparat
campuran(premixed) tidak cocok bagi kehamilan.
Efek samping insulin
Hipoglikemia
Efek samping
insulin yang paling penting adalah hipoglikemia. Serangan hipoglikemia
merupakan keadaan yang berbahaya dan jika berulang-ulang, dapat menimbulkan
kerusakan otak pada ibu dan neonatus. Hipoglikemia menyebabkan kehilangan
kesadaran yang dapat terjadi secara tiba-tiba.
Antibodi terhadap insulin
Produksi
antibodi insulin akan dikurangi (tidak dihilangkan) oleh pemberian preparat
human insulin. Antibodi akan menunda dan mengurangi kerja insulin sehingga
diperlukan pemberian insulin dengan dosis yang lebih tinggi. Pembentukan
antibodi dapat terjadi pada pemberian preparat insulin dari babi (porcine
insulin), tetapi penggantian preparat ini dengan human insulin dapat
menimbulkan masalah yang berkaitan dengan kesadaran hipoglikemia. Antibodi
insulin dapat melintasi plasenta dan merusak pankreas janin. Karena itu pada
kehamilan preparat biasanya direkomendasikan preparat human insulin.
Reaksi
setempat
Iritasi di
tempat suntikan dapat diatasi dengan krim antihistamin. Baik lipoatropy maupun
lipohipertrophy menyebabkan absorpsi insulin yang tidak teratur. Hipotensi
postural yang dapat terjadi karena neuropati otonom diabetic akan mengalami eksaserbasi
pada pemberian insulin.
Interaksi
obat dengan insulin
·
Interaksi obat dapat menaikkan atau menurunkan
konsentrasi glukosa darah.
·
Diabetes mempersulit penanganan partus prematurus.
Pemberian preparat agonis beta 2 seperti ritodrin merupakan tindakan yang
berbahaya. Paru-paru janin kemungkunan masih belum mengalami maturasi kendati
pemberian steroid secara dramatis akan meningkatkan kebutuhan ibu terhadap
insulin
·
Nikotin mengurangi absorpsi insulin dengan menyebabkan
vasokontriksi
·
Kesadaran hipoglikemia akan hilang pada penberian
preparat penyekat beta
Bagimana
tubuh menangani insulin
Insulin
memiliki waktu paruh yang singkat, yaitu hanya 5 menit. Hormon ini tidak
melintasi plasenta. Sebagian besar pasien diabetes menyuntikan sendiri preparat
insulinnya dengan suntikan subcutan. Jumlah insulin yang diserap bergantung
pada tempat dan metode pemberian. Karena itu, pola rotasi tempat suntikan yang
konsisten harus dipertahankan.
Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
Obat penurun kadar
glukosa pada darah, bukan hormon insulin yang diberikan secara
oral. Jenis OHO, terbagi dalam 3 kelompok:
- Obat yang meningkatkan produksi insulin.
- Obat yang memperbaiki kerja insulin
- Penghambat enzim alfa glukosidase
1. Obat
yang meningkatkan produksi insulin.
- Sulfonilurea, Repaglinid, Nateglinid
- Bekerja pada sel beta pankreas
2. Obat
yang memperbaiki kerja insulin
- Biguanid (metformin) , Cocok pada penderita gemuk : menurunkan nafsu makan dan menyebabkan penurunan berat badan.
- Tiazolinedion (glitazone), memperbaiki kadar glukosa darah, juga menurunkan kadar trigliserida dan asam lemak bebas.
3. Penghambat enzim
alfa glukosidase
- Contoh : akarbose, hambat penyerapan karbohidrat dengan menghambat enzim disakarida di usus, menurunkan kadar glukosa darah setelah makan.
- ESO : kembung, buang angin dan diare. Efektif dikonsumsi bersama dengan makanan
Terapi
minum larutan gula
Jika penderita diabetes mellitus mengalami glikemia, maka
harus segera mendapatkan penanganan yang memadai. Sebagai langkah awal, apabila
penderita masih sadar (kesadaran pasien cukup baik), dapat diberikan
makanan/minuman yang mengandung karbohidrat/manis (misalnya larutan gula atau
kue). Bila pasien tidak sadar, diberikan infuse dekstrosa 50%. Yang penting
inti penangan hipoglikemia adalah cepat dan tepat. Supaya kadar glukosa darah
segera naik.
4. Obat Hormon Kortikosteroid
Obat-obat golongan kortikosteroid banyak digunakan dalam penatalaksanaan
persalinan yang prematur. Untuk bayi-bayi prematur yang lahir dalam waktu tujuh
hari sesudah pemberian obat tokolitik, preparat kortikosteroid dapat mengurangi
insidens sindrom gawat napas neonatus, perdarahan intraventikuler dan kematian
neonatus. Baik deksametason maupun betametason direspekan untuk keperluan
tersebut. Betametason merupakan preparat steroid yang lebih poten dan
penggunaannya akan disertai dengan lebih banyak efek sampingnya pada ibu
kendati bagi bayinya yang lebih aman.
Pemberian
Kortikosteroid
Penyuntikan IM dapat disertai dengan insidens perdarahan intraventrikuler
dan sepsis yang lebih rendah bila dibandimgkan dengan pemberian peroral.
Dekametason dan betametason dapat melintasi plasenta dengan mudah. Pengangkutan
kedua obat tersebut ke dalam tubuh janin berlamgsung cepat, dan beberapa
keuntungan dapat dihasilkan sekalipun kelahirean bayi terjadi dalam waktu 12jam
susudah penyuntikannya.
Salah satu program terapi yang paling sering dilakukan adalah pemberian
deksametason sebanyak 4 kali 6 minggu melalui penyuntikan IM setiap 12 jam
sekali yang harus dimulai sedapat mungkin 24 jam sebelum melahirkan. Cara
terapi ini akan tetap memberikan hasil efektif selama 7-10 hari.
Kerja Kortikosteroid dan efek sampingnya
Deksametason dan betametason nekerja
sebagai preparat steroid endogen. Keadaan ini akan menggambarkan kerja kedua
obat tersebut dan efek sampingnya.
Efek samping cenderung timbul dengan
cepat :
·
Masalah
kardiovaskuler
·
Gangguan
metabolik-hiperglikemia
·
Masalah
sistem saraf pusat
Efek
samping yang cenderung timbul dalam jangka waktu yang lebih lama :
·
Kerja
anti-inflamasi-infeksi
·
Gangguan
metabolik
·
Supresi
adrenal
Interaksi dengan kortikosteroid
Retensi cairan akan bertambah nayata jika terapi steroid dilakukan
bersama denagn asupan natrium yang tinggi yang bisa diberikan peroral atau
lewat caran infus.
Edema paru pernah terjadi setelah pemberian deksametason bersama ritodrin
(McKenry & Salerno, 1998 )
Hipokalemia merupakan bahaya yang khusus, jika kortikosteroid diberikan
bersama dengan preparat agonis adrenoresptor beta2 (ritodrin),
teofilin, aminofilin, digitalis atau dengan preparat duretik, kombinasi
obat-obat ini dapat diresepkan oleh dokter dalam pelaksanaan terapi tokolisis atau
penanganan serangan asma yang akut.
Untuk menghindari efek samping yang
tidak diinginkan tsb, diajukan minimal 6 prinsip terapi yang perlu diperhatikan
sebelum obat digunakan:
- Untuk tiap penyakit pada tiap pasien, dosis efektif harus ditetapkan dengan trial and error, dan harus dievaluasi dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan penyakit,
- Suatu dosis tunggal kortiksteroid umumnya tidak berbahaya,
- Penggunaan kortikosteroid untuk beberapa hari tanpa adanya kontraindikasi spesifik, tidak membahayakan kecuali dosis sangat besar,
- Bila pengobatan diperpanjang sampai 2 minggu/lebih hingga dosis melebihi dosis substitusi, insidens efek samping dan efek lethal potensial akan bertambah. Awasi dan sadari risio pengaruhnya terhadap metabolisme terutama bila gejala terkait muncul misalnya diabetes resistensi insulin, osteoporosis, lambatnya penyembuhan luka,
- Kecuali untuk insufisiensi adrenal, penggunaan kortikosteroid bukan terapi kausal melainkan hanya paliatif saja,
- Penghentian pengobatan tiba-tiba pada terapi jangka panjang dengan dosis besar, mempunyai risiko insufisiensi adrenal yang hebat dan mengancam jiwa.
1 komentar :
terimakasih
Posting Komentar