BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan psikologik pada perempuan dewasa dapat
digolongkan dalam empat kelompok sesuai dengan urutan perubahan fungsi kodrati
sebagai perempuan yang berbentuk ;
·
Persiapan menanti
kehamilan
·
Perubahan psikologik
selama kehamilan
·
Perubahan psikologik
di waktu persalinan
·
Perubahan psikologik
selama nifas
Kehamilan seharusnya menjadi saat-saat yang paling
membahagiakan bagi seorang Ibu. Namun
terkadang, sebagai seorang calon Ibu (apalagi karena baru pertama kali
menghadapi kehamilan) ada saja rasa kekhawatiran yang berlebihan sehubungan
dengan semakin dekatnya proses kelahiran. Pada masa kehamilan ini
perempuan dapat dihantui beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan perubahan
psikologik perempuan antara lain pertumbuhan janinnya apakah baik atau tidak,
cacat atau tidak, bila minum obat tertentu apakah berpengaruh, kembar atau
tidak. Apakah plasentanya tidak menutupi jalan lahir, apakah ada lilitan tali
pusat, apakah bisa berhubungan seksual atau tidak dan sebagainya.
Depresi merupakan gangguan mood yang muncul pada 1 dari 4 wanita yang
sedanghamil dan hal ini
bukan sesuatu yang istimewa. Penyakit ini selalu melanda mereka yang sedang
hamil, tetapi sering dari mereka tidak pernah menyadari depresi ini karena
mereka menganggap kejadian ini merupakan hal
yang lumrah terjadi pada Ibu hamil, padahal jika tidak ditangani dengan
baik dapat mempengaruhi bayi yang dikandung Ibu. Depresi selama kehamilan merupakan gangguan mood yang sama seperti halnya
pada depresi yang terjadi pada orang awam secara umum, dimana pada
kejadian depresi akan terjadi perubahan kimiawi pada otak. Depresi juga dapat dikarenakan adanya
perubahan hormon yang berdampak mempengaruhi mood Ibu sehingga Ibu merasa
kesal, jenuh atau sedih. Selain itu, gangguan tidur yang kerap terjadi
menjelang proses kelahiran juga mempengaruhi Ibu karena letih dan kulit muka
menjadi kusam.Selain itu, adanya kekhawatiran akan kandungan, sering muntah
pada awal trimester pertama, dan
masalah-masalah lain juga dapat menyebabkan Ibu depresi. Ibu akan
terus-menerusmengkhawatirkan keadaan bayinya dan ini akan membuat Ibu merasa
tertekan.
DSM-IV mendefenisikan bahwa
gangguan mood berbeda dalam hal penampilan klinis, perjalanan penyakit, genetik dan respon
pengobatan. Kondisi ini dibedakan berdasarkan ada atau tidaknya mania (bipolar
atau unipolar), beratnya penyakit (mayor atau minor) dan peran kondisi medis atau psikiatrik lainnya sebagai penyebab
gangguan (primer atau sekunder) sehinggadepresi dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1). Gangguan mood
mayor: depresi mayor atau tanda dan gejala maniak.
•Gangguan Bipolar
I (maniak-depresi): maniak pada masa lalu atau saat ini (dengan atau
tanpa adanya depresi atau riwayat depresi). Kadang-kadang depresimayor muncul.
•Gangguan Bipolar II: hipomania dan depresi mayor
harus ada saat ini atau pernah ada.
•Gangguan Depresi Mayor: depresi berat saja.
2). Gangguan mood
spesifik lainnya. Depresi minor dan tanda/gejala maniak.
•Gangguan dismitik : depresi saja.
•Gangguan siklotimik : gejala depresi dan hipomaniak
saat ini atau baru saja berlalu(secara terus-menerus selama 2 tahun).
3). Gangguan mood:
akibat kondisi medis umum dan gangguan mood yang diinduksi zat; bisa
depresi, maniak, atau campuran; ini merupakan gangguan mood sekunder.
4).
Gangguan penyesuaian dengan mood depresi: depresi yang disebabkan oleh adanya stesor.
Secara lebih
lengkap depresi dalam kehamilan ini akan dibahas pada pembahasan.
BAB II
ISI
Depresi adalah
istilah yang menyangkut mood, gejala atau sindroma. Mood aatau feeling blue
adalah perasaan seseorang yang berkaitan dengan perasaan sedih atau frustasi. Beberapa
perempuan mengalami hal ini dalam berbagai derajat beberapa minggu setelah
persalinan. Gejala dapat merupakan bagian dari gangguan fisik atau psikologik
seperti alkoholisme, skizoprenia, atau penyakit yang disebabkan oleh virus.
Sindroma adalah
sekumpulan gejala yang berhubungan dengan perubahan mood. Ada 2 tife reaksi
depresi, yaitu post partum blues dan depresi.
Depresi, kondisi
ini termasuik sindroma depresi nonpsikotik yang dapat terjadi selama kehamilan
dan persalinan. Umumnya keadaan ini terjadi dalam beberapa minggu atau bulan
setelah persalinan. Insidensinya 10-15%.
a. Depresi Saat Kehamilan
Kehamilan, sama hal
nya dengan menarche dan menopause adalah tahap utama perkembangan kehidupan
seorang perempuan. Kehamilan dapat membawa kegembiraan dan sebaliknya merupakan
peristiwa yang penuh dengan tekanan dan tantangan, khususnya kehamilan yang
pertama.
Respon perempuan
terhadap kehamilannya berhubungan dengan 5 variabel berikut ;
·
Riwayat
kehidupan keluarga
·
Kepribadian
·
Situasi
kehidupan saat itu
·
Pengalaman
kehamilan sebelumnya
·
Keadaan
dan pengalaman kehamilan sekarang
Kehamilan merupakan waktu
transisi, yakni suatu masa antara kehidupan sebelummemiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan
kehidupan nanti setelah anak tersebutlahir.
Perubahan status yang radikal ini dipertimbangkan sebagai suatu krisis disertai
periode tertentu untuk menjalani proses persiapan psikologis yang secara normal
sudah ada selamakehamilan dan mengalami puncaknya pada saat bayi lahir. Secara umum, semua emosi yang dirasakan oleh
wanita hamil cukup labil. Ia dapatmemiliki reaksi yang ekstrem dan
susana hatinya kerap berubah dengan cepat. Reaksi emosional dan persepsi mengenai kehidupan juga dapat
mengalami perubahan. Ia menjadi sangat sensitif dan cenderung bereaksi
berlebihan. Seorang wanita hamil akan lebih terbuka terhadap dirinya sendiri
dan suka berbagi pengalaman kepada orang lain. Ia merenungkan mimpi tidurnya,
angan-angannya, fantasinya, dan arti kata-katanya, objek, peristiwa, konsep
abstrak, seperti kematian, kehidupan,
keberhasilan, dan kebahagiaan. Ia dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk fisik
yang berhubungan erat dengan
masa usia subur atau mencukupkan diri dengan kehidupan ataumakanan.
Selama kehamilan berlangsung, terdapat rangkaian proses psikologis khusus yang
jelas, yang terkadang tampak berkaitan erat dengan perubahan biologis yang
sedang terjadi. Peristiwa dan proses psikologis ini dapat diidentifikasi pada
trimester ketiga.
Respons psikologis umum
terhadap kehamilan yang baru saja dibahas dan proses manapun peristiwa
psikologis khusus lain dapat lain dapat terulang lagi. Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan telah melaporkan bahwa 1
dari 8orang akan mengalami gangguan
depresi dan jumlah tersebut hampir 2 kali lipat pada wanita (Depression
Gideline Panel, 1993).
b. Gejala
Gejala-gejalanya meliputi :
·
Perubahan
mood
·
Perubahan
pola tidur
·
Perubahan
pola makan
·
Perubahan
konsentrasi
·
Perubahan
libido
·
Gangguan
stomatik
·
Fobia
·
Ketakutan
Depresi ini
mempunyai kecenderungan untuk rekuen pada kehamilan berikutnya.
c.
Insidens
Walaupun perubahan fisiologis dan psikologis muncul selama kehamilan dan dalamwaktu 9 bulan kehamilan
insidens gangguan emosional yang serius sebenarnya rendah tetapi pada beberapa wanita perlu penanganan
adekuat. Insidens gangguan jiwa pada
kehamilan lebih rendah dibanding post partum dan di luar kehamilan.
Post partum 10-15%, diluar kehamilan 2-7%. Namun Ohara melaporkan bahwa
10% wanita hamil memenuhi syarat mengalami depresimayor dan minor.
d.
Etiologi
Hasil penelitian sampai saat ini
menunjukkan etiologi yang multifaktorial. Beberapafaktor yang dilaporkan seperti faktor hormonal, neuroendokrin, biokemikal,
psikologik, sosial, budaya, genetik dan kepribadian, atau hubungan timbal balik
diantara faktor-faktor tersebut. Eskirol sejak tahun 1845 telah menghubungkan faktor
keturunan penyebab gangguan tersebut.Salah
satu dari banyak teori yang berhubungan dengan psikopatologi menyangkut hal melahirkan anak adalah bahwa
beberapa penelitian epidemiologi melaporkan gangguan
mental menjadi
bertambah berat selama kehamilan, disamping faktor fisiologis mayor yang
diturunkan dan stres psikologis.
Sejauh ini belum ada mekanisme
biokimia seperti hormonal atau neuroendokrin yang jelas.
Dalton menyatakan progesteron yang tiba-tiba rendah menyebabkan penyakit mental
pada masa nifas. Salah satu hal yang memegang
peranan penting adalah ketidakseimbangan antarahormon estrogen dan
progesteron.
e. Pengaruh Psikologis Pada Kehamilan
Kehamilan, disamping memberi kebahagiaan yang luar
biasa, juga sangat menekan jiwasebagian besar
wanita. Pada beberapa wanita dengan perasaan ambivalen mengenai kehamilan,stres
mungkin meningkat. Respon terhadap stres mungkin dapa terlihat bervariasi yang
tampak atau tidak tampak. Sebagai
contoh, sebagian besar wanita mengkhawatirkan apakah bayinya normal. Pada
mereka yang memiliki janin dengan resiko tinggi untuk kelainan bawaan, stres meningkat
(Tunis & Golbus, 1991). Selama kehamilan dan terutama mendekati akhir
kehamilan,harus dibuat rencana untuk perawatan anak dan perubahan gaya hidup
yang akan terjadi setelah kelahiran. Pada
sejumlah wanita, takut terhadap nyeri melahirkan sangat menekan jiwa. Pengalaman kehamilan mungkin dapat diubah oleh
komplikasi medis dan obstetrik yang dapat terjadi. Burger dkk. (1993) telah
menunjukkan bahwa wanita dengan komplikasi kehamilanadalah 2 kali cenderung memiliki ketakutan
terhadap kelemahan bayi mereka atau menjadidepresi.
f. Pemeriksaan Prenatal
Sebaiknya masalah mengenai
kesehatan mental dibicarakan. Skrining penyakit mental sebaiknya dilakukan pada
pemeriksaan prenatal pertama. Ini mencakup riwayat gangguan psikiatrik dahulu, termasuk rawat inap dan rawat
jalan. Penilaian gangguan cemas dan mood
dalam kehamilan mencakup pemeriksaan medisdasar yang sesuai dalam hal ini
termasuk pemeriksaan darah lengkap, fungsi tiroid, ginjal danhati.
Disarankan juga pemeriksaan toksikologi urin.
Penggunaan obat
psikoaktif sebelumnya atau saat ini seperti juga penggunaan alkoholdan obat
terlarang perlu dicatat. Gejala-gejala yang menunjukkan disfungsi mental
sebaiknya diperiksa. Kondisi seperti kecemasan dan depresi mungkin berhubungan
dengan peningkatanresiko kelahiran prematur (Paarlberg dkk, 1996).
Masa kehamilan dibagi
menjadi tiga periode atau trimester, masing-masing selama 13minggu. Kehamilan itu unik pada setiap
wanita.
Trimester pertama sering
dianggap sebagai periode penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung.Sebagian besar wanita merasa sedih dan ambivalen tentangkenyataan bahwa ia hamil. Kurang lebih 80% wanita mengalami
kekecewaan, penolakan,kecamasan, defresi, dan kesedihan.Fokus
wanita adalah pada dirinya sendiri yang akan menimbulkan ambivalensi
mengenaikehamilannya seiring usahanya menghadapi pengalaman kehamilan yang
buruk, yang pernah iaalami sebelumnya, efek
kehamilan terhadap kehidupannya kelak ( terutama jika ia memilikikarir),
tanggung jawab yang baru atau tambahan yang akan ditanggungnya, kecemasan yang akan berhubungan dengan kemampuannya untuk menjadi seorang ibu, masalah-masalahkeuangan dan rumah tangga, dan keberterimaan
orang terdekat terhadap kehamilannya. Perasaan ambivalen ini biasanya berakhir
dengan sendirinya seiring ia menerima kehamilannya, sementara itu, beberapa ketidaknyamanan pada trimester
pertama, seperti nausea, kelemahan, perubahan nafsu makan, kepekaan emosional,
semua ini dapat mencerminkan konflik dan defresi yang ia alami dan pada
saat bersamaan hal-hal tersebut menjadi pengingat tentang kehamilannya.Trimester pertama sering menjadi waktu yang menyenangkan untuk melihat apakahkehamilan akan dapat berkembang dengan baik.
Hal ini akan terlihat jelas terutama pada wanitayang telah beberapa kali mengalami keguguran dan bagi para tenaga
kesehatan profesionalwanita yang cemas akan kemungkinan terjadi
keguguran kembali atau teratoma.Berat badan
sangat bermakna bagi wanita hamil selama trimester pertama. Berat badan dapat
menjadi salah satu uji realitas tentang keadaannya karena tubuhnya menjadi
bukti nyata bahwa dirinya hamil.
g. Penatalaksanaan
Perencanaan kehamilan sangat penting pada wanita yang di diagnosis depresi
atau mania,sebaiknya kehamilannya perlu direncanakan atau dikonsultasikan
dengan ahli kebidanan dan kandungan, dan psikiater tentang masalah resiko dan
keuntungan setiap pemakaian obat-obat psikofarmakologi.
Cara menanggulangi depresi berbeda-beda sesuai dengan keadaan pasien,
namun biasanya merupakan gabungan dari farmakoterapi dan psikoterapi atau
konseling. Dukungan dari orang-orang terdekat serta dukungan spiritual juga
sangat membantu dalam penyembuhan.
Selain itu penatalaksanaan depresi yaitu ;
·
Harus kita hadapi dengan sikap serius dan mengerti
·
Hendaknya jangan menghibur, memberi harapan palsu,
bersikap optimis dan bergurau, karena akan memperbesar rasa tidak mampu dan
rendah diri.
Beberapa cara dalam melakukan terapi dan konsultasi dengan dokter
kandungan seperti dengan metode support group atau psikoterapi yang dapat
dilakukan secara rutin. Psikoterapi harus
digunakan bila ada konflik intrapsikis
yang berhubungan dengan kehamilan. Terapi perilaku kognitif sangat
menolong pasien depresi dan dapat digunakan bersama antidepresan.
·
Perubahan pola hidup dapat memperbaiki
depresi pada sebagian orang
·
Olahraga teratur
·
Berjemur pada sinar matahari
·
Penanganan stres
·
Konseling
Tidur teratur
Tidur teratur
·
Relaksasi
·
Meditasi
·
obat-obat
antidepresan (diberikan dengan sangat hati-hati mengingat pengaruhnya pada
kehamilan dan menyusui)
Penggunaan
antidepresan trisiklik sebaiknya hanya pada pasien hamil yang mengalami depresi
berat yang mengeluhkan gejala vegetatif dari depresi, seperti : menangis,
insomnia,gangguan nafsu makan dan ada
ide-ide bunuh diri.
·
Jika
dibutuhkan pasien dapat di rawat di rumah sakit.
Rawat inap
sebaiknya dipikirkan sebagai pilihan pengobatan psikofarmakologis pada trimester I untuk kasus kehamilan yang tidak
direncanakan, dimana pengobatan harus dihentikan segera dan apabila terdapat
riwayat gangguan afektif rekuren.
·
Terapi elektrokompulsif ( ECT )digunakan pada pasien depresi psikotik untuk mendapatkan respon yang
lebih cepat, bilakehidupan ibu dan
anak terancam.Belum ada hubungan yang jelas antara penggunaannortriptilin,
desipramin atau golongan Selective SerotoninReuptake Inhibitors (SSRIs) adalah
anti depresan pilihan untuk wanita hamil, mencakup fluoksetindan sertralin,
tidak menyebabkanhipotensi ortostatik, konstipasi atau sedasi.Pengobatan
depresi dengan elektrosyok selama kehamilan belum diteliti lebih mendalam.Sebuah
tulisan oleh Repke dan Berger (1984) mengatakan bahwa tidak berbahaya bagi
janin pada beberapa terapi. Griffiths
dkk(1989) melaporkan hasil wanita yang menjalani 11 pengobatan dari
23 – 31 minggu. Mereka menggunakan thiamilal dan suksinilkolin, inkubasi dan
ventilasi selama tiap pengobatan. Mereka menemukan bahwa jumlah epinefrin dan
norepinefrin,dopamin plasma meningkat 2 sampai 3 kali lipat selama elektrosyok.
Disamping itu denyut jantung janin meningkat dan denyut jantung
ibu,tekanan darah dan saturasi oksigen tetap normal.Varandkk (1985) menjelaskan
deselerasi denyut jantung janin yang bervariasi sebagai tanda khaskompresi akar
saraf selama terapi elektrokompulsif. Sherer dkk (1991) menjelaskan bahwawanita
yang menjalani pengobatan elektrokompulsif anterpartum mingguan dimulai pada
umur kehamilan 30 minggu. Setiap pengobatan diikuti dengan hipertensi,
hipertonisitas uterus dan perdarahan uterus, ternyata kemudian diketahui
penyebabnya adalah karena abrupsi placenta.
BAB III
KESIMPULAN
Depresi
merupakan gangguan mood yang menyerang 1 dari 4 wanita pada suatu titik tertentu dalam kehidupannya dan hal ini
bisa mengenai wanita hamil. Tetapi sering kali depresi tidak di diagnose dengan
baik saat hamil karena sering dianggap hanya suatu bentuk gangguan keseimbangan
hormone. Asumsi ini tentu saja bias membahayakan ibu serta bayi yang
dikandungnya.
Depresi bisa
diobati dan dimanage selama kehamilan. Depresi saat kehamilan atau antepartum
depresi, merupakan gangguan mood sama halnya dengan depresi klinis. Gangguan
mood merupakan kelainan biologis yang
melibatkan perubahan kimia pada otak. Saat kehamilan, perubahan hormone bias
mempengaruhi kimia otak yang berhubungan dengan depresi dan gelisah. Hal ini
bias disebabkan/dimunculkan oleh situasi yang sulit, yang akhirnya menimbulkan
depresi.
Bumil dengan depresi biasanya
mengalami beberapa gejala ini selama 2 minggu atau lebih :
ü Sedih yang
persisiten (menetap)
ü Sulit
berkonsentrasi
ü Banyak tidur
atau kurang tidur
ü Hilangnya
minat pada aktifitas yang biasanya disukai
ü Pikiran
berulang akan kematian, bunuh diri atau
putus asa
ü Gelisah
ü Rasa
bersalah atau rasa tak berguna
ü Perubahan
pola makan
Hal-hal yang bisa mencetuskan depresi selama hamil :
ü Gangguan
hubungan kerja
ü Riwayat
depresi baik diri maupun keluarga
ü Pengobatan infertilitas
ü Riwayat
aborsi
ü Pengalaman
yang stressfull
ü Adanya komplikasi
dalam kehamilannya
ü Riwayat KDRT
atau trauma
Depresi yang tidak ditangani bisa
memberikan potensi bahaya ke ibu dan janin. Depresi yang tidak tertangani bisa
menyebabkan asupan nutrisi menjadi jelek, merokok dan tingkah laku ingin bunuh
diri, yang mana hal-hal ini bisa menyebabkan
kelahiran kurang bulan, berat lahir rendah, dan gangguan pertumbuhan
lainnya.
Pilihan pengobatan pada wanita hamil
berupa; kelompok-kelompok suportif, psikoterapi dan obat-obatan. Bicarakan
dengan dokter atau orang lain yang mengerti persoalan yang dihadapi. Prinsipnya
jangan menghadapi depresi seorang diri, jika gejalanya berat biasanya diberikan anti depresi.
Penatalaksanaan;
ü Harus kita hadapi dengan sikap
serius dan mengerti
ü Hendaknya jangan menghibur,
member harapan palsu, bersikap optimis dan bergurau, karena akan memperbesar
rasa tidak mampu dan rendah diri.
ü Untuk mengatasi dengan cepat,
gunakan obat-obat penenang
Beberapa
cara dalam melakukan terapi dan
konsultasi dengan dokter kandungan seperti dengan metode support group atau
psikoterapi yang dapat dilakukan secara rutin.
0 komentar :
Posting Komentar