BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Ilmu
pengetahuan alam merupakan ilmu yang mempelajari mengenai makluk hidup dan
semua proses kehidupannya. Ilmu alamiah atau sering disebut ilmu pengetahuan alam
(natural science) adalah ilmu
yang mempelajari tentang pengungkapan rahasia dan gejala alam , meliputi asal
mula alam semesta dengan segala isinya, termasuk proses, mekanisme, sifat benda maupun peristiwa yang terjadi .Pengetahuan
yang duperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari pengembangan
ilmu pengetahuan alam (IPA) Informasi yang didapat dapat disimpan dan diajarkan
kepada generasi berikut nya,ditambah dengan pengetahuan yang diperoleh saat itu
maka informasi tentang pengetahuan ini terus bertambah dan berkembang dari
generasi ke generasi berikutnya.
Munculnya
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA ) diperkirakan pada sekitar abad pertengahan
(1500-1600). Pada saat ini banyak oang yang menjadi ahli dibeberapa bidang ilmu
pengetahuan , seperti Copernicus dan
Galileo yang tidak saja sebagai astronot, tetapi juga ahli dalam bidang
pengobatan dan ahli matematika.
Ilmu
pengetahuan semakin hari semakin berkembang sehingga orang sulit mempelajari
secara keseluruhan. Orang tidak lagi menjadi ahli dalam banyak bidang ilmu
karena masing-masing ilmu sudah semakin luas dan mendalam.
Ilmu pengetahuan alam mempunyai cakupan yang sangat luas sehingga ilmu pengetahuan alam menjadi berbagai disiplin ilmu.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metode Ilmiah
sebagai Dasar IPA
Manusia
sebagai makhluk hidup melalui panca inderanya memberikan tanggapan terhadap
semua rangsangan, termasuk gejala di alam semesta ini. Tanggapan terhadap
gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa alam merupakan suatu
pengalaman.
Pengalaman
tersebut dari zaman ke zaman akan terakumulasi karena manusia
mempunyai rasa ingin tahu atau kuriositas terhadap segalanya di alam semesta
ini. Pengalaman merupakan salah satu cara terbentuknya “pengetahuan,” yakni
kumpulan fakta-fakta. Pengalaman ini akan bertambah terus selama
manusia ada di muka bumi dan mewariskan pengetahuan itu kepada generasi
berikutnya. Bertambahnya pengetahuan seperti yang telah dikemukakan
didorong oleh 1) keingingan memuaskan diri yang bersifat non praktis atau
teoritis guna memenuhi kuriositas atau memehami hakikat alam semesta dan
isinya, dan 2) dorongan praktis, yang memanfaatkan pengethuan itu untuk
meningkatkan taraf hidup yang lebih tinggi. Kedua dorongan itu
menumbuhkan kemajuan ilmu pengetahuan. Dorongan pertama menuju ilmu
pengetahuan murni (pure science) dan dorongan kedua menuju ilmu
pengetahuan terapan (applied science).
Ilmu alamiah merupakan kegiatan
manusia yang bersifat aktif dan dinamis. Artinya, kegiatan manusia yang
tiada hentinya dari hasil percobaan yang akan menghasilkan konsep., selanjutnya
konsep tersebut mendorong dilakukannya percobaan berikutnya dan
seterusnya.
Tujuan
ilmu alamiah menurut beberapa ahli adalah mencari kebenaran tentang objeknya,
dan kebenaran itu bersifat relative. Alam semesta sebagai objek
penyelidikan mempunyai aspek yang sangat luas, misalnya aspek fisis, aspek
kimiawi, aspek biologis, aspek ekonomis dan sebagainya. Oleh karena itu, tidak
mungkin ilmu alamiah dapat mencapai seluruh kebenaran mengenai
objeknya. Kebenaran yang dapat dicapai oleh ilmu alamiah hanya satu
atau beberapa aspek saja sehingga aspek lain belum
diketahui. Meskipun demikian, yang penting adalah sesuai dengan
tujuan ilmu alamiah, yaitu mencari kebenaran yang sesuai dengan
objeknya. Secara umum, dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan harus
objektif.
Untuk
mencapai kebenaran, yakni persesuaian antara pengetahuan dan objeknya, tidaklah
terjadi secara kebetulan, tetapi harus menggunakan prosedur atau metode yang
tepat, yaitu prosedur atau metode ilmiah (scientific method). Dengan
prosedur atau metode ilmiah tersebut akan dicapai kebenaran yang merupakan
keputusan atas objeknya, dan dirumuskan secara tertentu. Namun,
keputusan mengenai keadaan, sifat, tingkah laku, dan lain-lain tidaklah khusus
karena hal itu bukuan tujuan ilmu pengetahuan yang mencari
kebenaran yang bersifat umum. Misalnya, sepotong logam dipanasi akan
memuai. Peristiwa itu tidak hanya berlaku untuk logam besi, tetapi
berlaku juga untuk semua logam dan berlaku di semua tempat di alam semesta
ini. Dengan demikian, hokum itu berlaku secara umum mengenai suatu
objek, walaupun hanya mencakup salah satu aspek saja, tetapi dicapai dengan
menggunakan metode ilmiah yang dirumuskan, diorganisasikan, dan
diklasifikasikan , yang terbukti secara signifikan.
Segala
kebenaran yang terkandung dalam ilmu alamiah terletak pada metode
ilmiah. Kelebihan dan kekurangan ilmu alamiah ditentukan oleh metode
ilmiah, maka pemecahan segala masalah yang tidak dapat diterapkan metode
ilmiah, tidaklah ilmiah.
Sebagai langkah pemecahan atau prosedur ilmiah dapat dirinci sebagai
berikut :
1. Penginderaan
Penginderaan
merupakan langkah pertama metode ilmiah dan segala sesuatu yang tidak dapat
diindera, maka dapat diselidiki oleh ilmu alamiah walaupun penginderaan tidak
selalu langsung. Misalnya, mengenai magnetisme dan inti atom yang
tidak dapat kita indera secara langsung, tetapi efek-efeknya dapat ditunjukkan
melalui alat-alat. Seperti halnya pikiran, tidak dapat kita indera
secara langsung, tetapi efeknya dapat ditunjukkan dalam bentuk tingkah laku.
Agar
penginderaan tepat dan benar, maka perlu pengulangan, dan
pengulangan itu dapat dilakukan juga oleh orang
lain. Penginderaan yang tepat adalah sulit, memerlukan waktu yang
lama, dan setelah dicoba berkali-kali sering mengalami
kegagalan. Sedangkan untuk meminimalkan subjektivitas penginderaan,
seringkali pengamatan menggunakan instrument
standar. Contohnya, untuk mengetahui suhu air, tidak cukup dengan
kulit/tangan, tetapi perlu dibantu dengan thermometer.
2. Masalah atau Problem
Setelah
penginderaan dan perenungan dilakukan, langkah kedua adalah menemukan
masalah. Dengan kata lain, membuat pertanyaan : apakah yang ditemukan melalui
penginderaan itu? Mengapa begitu? Bagaimana hal itu terjadi? Dan
seterusnya.
Secara umum, untuk menemukan masalah digunakan
pertanyaan “Bagaimana?” atau “Apa.?” Pertanyaan “Mengapa?” menimbulkan
kesukaran, dan sering diganti “Bagaimana?” atau “Apa?” Pertanyaan
“Mengapa alam itu ada?” termasuk kategori yang tidak dapat diuji sehingga hal
tersebut tidak termasuk bidang ilmua alamiah.
3. Hipotesis
Pertanyaan
yang tepat akan melahirkan suatu jawaban dan jawaban itu bersifat sementara
yang merupakan suatu dugaan. Dalam ilmu alamiah dugaan sementara itu
disebut hipotesis. Untuk membuktikan apakah dugaan itu benar atau
tidak, diperlukan fakta atau data. Fakta itu dapat dikumpulkan
melalui survey atau eksperimen. Bila data tidak mendukung hipotesis,
harus disusun hipotesis baru.
Hipotesis,
kecuali didukung oleh data, agar mudah dibuktikan harus bersifat sederhana dan
memiliki jangkauan yang jauh. Keadaan yang ideal untuk membuktikan
kebenaran hipotesis adalah melalui pengujian dengan eksperimen.
4. Eksperimen
Eksperimen
atau percobaan merupakan langkah ilmiah keempat. Pada titik ini,
ilmu alamiah dan non ilmu alamiah.dapat dipisahkan secara sempurna.
Sebagian
besar orang mengadakan penginderaan, menyusun pertanyaan, dan menduga
jawabannya. Namun orang biasa akan berhenti sampai disitu
saja. Sebaliknya, seorang ilmuwan tidak akan berhenti sampai di situ,
tetapi akan meneruskan pertanyaan, “Mana buktinya?” Dalam sejarah,
cara demikian merupakan suatu cara untuk menghilangkan pendapat umum yang
emosional, tidak didukung oleh bukti, merupakan ilusi dan tidak
bijaksana. Eksperimen dapat menunjukkan bukti, sehingga jawaban yang
bersifat dugaan itu menjadi jawaban yang benar atau ilmiah. Eksperimen yang baik harus
dirancang dengan seksama sehingga semua faktor dapat dikendalikan dan hipotesis
dapat diuji kebenarannya.
5. Teori
Bukti
eksperimen merupakan dasar langkah ilmiah berikutnya, yaitu teori. Apabila
suatu hipotesis telah didukung oleh bukti atau data yang meyakinkan dan bukti
itu diperoleh dari berbagai eksperimen yang dilakukan di laboratorium, dimana
eksperimen itu dilakukan oleh berbagai peneliti dan bukti-bukti menunjukkan hal
yang dipercaya dan valid, walaupun dengan keterbatasan tertentu, maka disusun
suatu teori.
Beberapa
teori menunjukkan validitas yang umum sehingga memiliki rangkuman yang tinggi,
maka teori itu menjadi hokum alam. Hukum gravitasi juga ditemukan
dari penginderaan semacam itu, yakni peristiwa jatuhnya buah apel ke bawah oleh
Newton. Berdasarkan hukum gravitasi itulah manusia dapat
meninggalkan bumi dengan roket menuju ke benda-benda angkasa lainnya.
.Kriteria Ilmu
Pengetahuan
Tidak semua pengetahuan dapat
disebut sebagai ilmu,karena ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya
harus memenuhi syarat tertentu.
a. Logis atau masuk akal
Sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan yang
tidak diakui kebenarannya.
b. Objektif
Pengetahuan yang didapat harus sesuai dengan objeknya
dan didukung oleh fakta empiris.
c. Metodik
Berarti bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara-cara
tertentu yang teratur, dirancang,diamati,dan dikontrol.
d. Sistematis
Berarti bahwa pengetahuan tersebut disusun dalam satu
system yang satu dengan lainnya saling berkaitan dan saling menjelaskan.
Sehingga merupakan satu-kesatuan yang utuh.
e. Berlaku umum atau universal
Pengetahuan berlaku untuk siapa saja dan dimana saja
yaitu dengan cara eksperimentasi yang sama akan di peroleh hasil yang sama atau
konsisten.
f. Komulatif berkembang dan tentative
Khasanah ilmu pengetahuan selalu bertambah dengan
hadirnya ilmu pengetahuan baru. Ilmu pengetahuan yang terbukti salah harus
diganti dengan ilmu pengetahuan yang benar ( tentatif ).
Sikap Ilmiah
- Jujur
Ilmuan wajib melaporkan hasil pengamatannya secara
objektif dan jujur, penelitian tersebut diuji kembali oleh peneliti lain akan
memberi hasil yang sama.
- Terbuka
Ilmuan harus mempunyai pandangan luas, terbuka
terhadap pendapat orang lain, jauh dari praduga dan menghargai gagasan orang
lain meskipun untuk menerimanya harus melakukan pengujian terlebih dahulu.
c. Toleran
Ilmuan tidak akan merasa dirinya paling hebat,
bersedia belajar dari orang lain serta tidak pernah memaksakan pendapat orang
lain
d. Skeptis
Ilmuan akan bersikap berhati-hati meragukan sesuatu
dan skeptis, tapi kritis sehingga akan menyelidiki dahulu bukti bukti suatu
kesimpulan,keputusan atau pemecahan masalah.
- Optimis
Ilmuan tidak akan mengatakan sesuatu tidak dapat
dikerjakan sebelum memikirkan dan mencoba mengerjakannya terlebih dahulu.
- Pemberani
Ilmuan mencari kebenaran, berani melawan ketidak
benaran, kepura-puraan yang menghambat kemajuan. Contohnya COPERNICUSdan GALILIEO
- Kreatif dan Inovatif
Ingin mendapatkan, Menciptakan, memvariasikan sesuatu
yang baru terutama guna mendapatkan nilai tambah.
2.2 Perkembangan IPA
Dalam upaya mencari jawaban yang
dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena alam, maka perlu dilakukan
pengamatan atau penelitian yang terus menerus. Untuk melakukan
penelitian maka diperlukan landasan pengetahuanatau teori yang sudah
ada. Sebaliknya berdasarkan data penelitian yang diperoleh maka
dimungkinkan mendapatkan jawaban atas pertanyaan maupun teori baru yang
menjelaskan fenomena yang diteliti. Dengan demikian inti dari
perkembangan ilmu adalah penelitian yang dikelilingi atau didukung oleh
landasan-landasan ilmu. Landasan ilmu yang paling rendah stratanya dikenal
sebagai hipotesis yaitu berupa dugaan atau prediksi yang diambil berdasarkan
pengetahuan atau teori yang sudah ada untuk menjawab masalah penelitian yang
sedang dilakukan. Strata yang lebih tinggi adalah teori, landasan
ilmu yang telah teruji kebenarannya, namun demikian teori masih mungkin untuk
dikoreksi dengan teori baru yang lebih tepat. Strata yang paling
tinggi adalah hokum atau dalil, berasal dari teori yang telah diuji
terus-menerus dan diketahui tidak ditemukan adanya kesalahan.
Ilmu
pengetahuan akan terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang tidak
pernah merasa puas dengan apa yang sudah dipunyai atau
diketahuinya. Berdasarkan hal tersebut maka ilmu pengetahuan
merupakan siklus ilmu yang tidak pernah terputus bahkan akan semakin membesar
dan meluas dengan penelitian sebagai intinya. Siklus ini secara
sederhana seperti pada Gambar 1. Berdasarkan gambar tersebut maka
dapat diterangkan bahwa penelitian iktu dilakukan dalam upaya untuk menjawab
masalah yang dikemukakan, secara sederhana masalah tersebut berupa pertanyaan
apa, mengapa atau bagaimana fenomena (alam) itu terjadi
Ilmu pengrtahuan pada mulanya berkembang sangat lambat
sampai abad pertengahan (abad 15-16). Pengembangan tersebut sedikti
lebih pesat terutama setelah Copernicus yang kemudian diperkuat oleh Galileo
berdasarkan penemuannya mengubah konsep geosentris menjadi heliosentris dan
seklaigus mengubah kepercayaan penguasa dan agama pada saat
ini. Penemuan ini sangat dimungkinkan karena berkembangnya alat
bantu penelitian (teropong bintang) yang lebih
baik. Periode ini dikenal sebagai permulaan abad ilmu pengetahuan
modern yang menetapkan suatu kebenaran berdasarkan induksi atau
eksperimen. Perubahan konsep ilmu yang radikal ini juga mempengaruhi cara
berpikir dan sekaligus memacu perkembangan ilmu sampai terjadinya revolusi
industri pada abad ke-19.
Perkembangan
IPA sangat pesat terjadi setelah diperkenalkannya konsep fisika kuantum dan
relativtas pada awal abad ke-20. Konsep “modern” ini mempengaruhi
konsep IPA keseluruhan sehingga dalam beberapa hal perlu dilakukan revisi dan
penyesuaian konsepsi ilmu pengetahuan ke arah pemikiran modern. Dengan
demikian terdapat dua konsep IPA, yaitu IPA klasik yang telaahannya bersifat
makroskopik, dan IPA modern yang bersifat mikroskopik. Secara umum periode
pengembangan IPA dapat dilihat Gambar 2.
Abad 15 16 19 20
- Pseudo Science -
Awal IPA - Revolusi
industri - IPA modern
-
Mitos sekarang -
Penemuan mesin -alat riset canggih
-
Logika -
Heliosentris modern :
mesin -telaah mikroskopik
-
Liberalisme uap, mesin
cetak -penemuan anomali
-
Penemuan - Penemuan
alat teori sebelumnya
alat bantu lebih
baih -konsep
baru (modern)
Sifat : -
mikroskopis
- analisis tinggi
- abstraksi
dalam
Dengan demikian penggolongan IPA “klasik” dan IPA
“modern” sama sekali sekali bukan berkaitan dengan waktu maupun klasifikasi
bidang ilmu. Penggolongan ini lebih mengacu kepada konsepsi yaitu cara
berpikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu fenomena
alam. Perkembangan ilmu yang sangat besar akhir-akhir ini sangat
ditunjang oleh perkembangan ilmu maupun perangkat computer yang semakin cepat
dan canggih.
2.3 Ruang Lingkup IPA dan Pengembangannya
Sampai
mendekati abad pertengahan, perkembangan ilmu pengetahuan belum begitu luas dan
dalam sehingga seseorang yang mempunyai cara berpikir tajam dan kritis akan
sangat mungkin dapat menguasai beberapa cabang ilmu
sekaligus. Sebagai contoh adalah ahli piker Yunani, Pythagoras (+ 500
SM) dikenal sebagai seorang astronom dan juga ahli matematika dan transmutasi
unsur (dasar dari kimia). Copernicus (1473-1543 M) dikenal sebagai
ahli astronomi, matematika dan pengobatan. Setelah itu perkembangan
ilmu yang relatif pesat dan mendalam sehingga tidak memungkinkan lagi seseorang
menguasai berbagai bidang ilmu dengan mendalam. Oleh karena itu
perlu dilakukan klasifikasi ilmu pengetahuan yang ada menjadi berbagai disiplin
bidang ilmu (Tabel 1).
Secara
garis besar ilmu pengetahuan dibagi menjadi dua bidang ilmu utama yaitu :
1. Ilmu Sosial dan Budaya yang mempelajari tentang tingkah laku manusia
2. Ilmu Pengetahuan Alam yang mempelajari tentang makhluk hidup (biologi) dan
benda mati (sains fisik). Sain fisik utama adalah ilmu fisika yang
sasaran utama pembelajarannya adalah materi dan energi serta ilmu kimia yang
mempelajari komposisi materi.
Tabel 1. Perkembangan ilmu pengetahuan menjadi berbagai disiplin ilmu
Ilmu Pengetahuan
Alam
|
Ilmu Sosial dan
Budaya
|
|
Sains Fisik
|
Sains Hayati
(Biologi)
|
|
- Fisika
- Kimia
- Astronomi
- Geologi
- Mineralogi
- Geografi
- Geofisika
- Meteorologi
- Oseanologi
- Dll
|
- Botani
- Zoologi
- Mikrobiologi
- Kesehatan
- Palaentologi
- Fisiologi
- Taksonomi
- Dll
|
- Bahasa
- Sosiologi
- Pendidikan
- Sejarah
- Antropologi
- Etnologi
- Seni
dan Budaya
- Psikologi
- Ekonomi
- Dll
|
Didukung oleh Matematika/Statistika dan Informatika
|
Matematika sebagai salah satu ilmu tidak termasuk dalam kategori pembagian
ilmu pengetahuan tersebut. Kedudukan matematika merupakan penunjang pengembangan
semua disiplin ilmu. Bagi sain fisik, matematika merupakan bahasa
yang dapat menerangkan hokum-hukum alam. Sedangkan
statistikadimanfaatkan untuk pengumpulan, pengorganisasian serta peringkasan
data. Kesimpulan ditarik berdasarkan analisis data yang
diamati. Informatika banyak dimanfaatkan dalam permodelan, baik
fisik maupun matematis dan sekaligus untuk menganalisis data yang diperoleh.
Pengembangan
ilmu yang terus menerus dan begitu cepatnya, terutama mulai awal abad ke-20 menyebabkan
klasifikasi ilmu berkembang ke arah disiplin ilmu yang lebih
spesifik. Sebagai contoh dalam displin ilmu kimia maka telah terjadi
pemfokusan menjadi berbagai sub-disiplin ilmu kimia antara lain : kimia
teoritis, kimia analisis, kimia anorganik, biokimia, kimia fisik, kimia
organik. Selanjutnya contoh adalah dalam sub-disiplin kimia organik maka
terdapat antara lain focus kea rah kimia organik sintesis dan kimia bahan
alam. Kimia bahan alampun dapat terbagi lagi berdasarkan kelompok
senyawa kimianya.
Berdasarkan
pengembangan fokus ilmu tersebut menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan berkembang
dengan pesatnya sehingga tidak memungkinkan lagi seseorang dapat menguasai ilmu
dengan sempurna. Untuk dapat menguasai ilmunya dengan baik, maka pada
akhirnya seorang ahli akan lebih memfokuskan atau menspesialisasikan dirinya
dalam salah satu fokus disiplin ilmu tertentu.
Dalam hal lain, perkembangan ilmu tidak hanya ke arah
fokus disiplin ilmu saja. Tetapi banyak ilmu baru yang tidak bisa
dibahas berdasarkan satu disiplin ilmu saja. Ilmu semacam ini
disebut sebagai multidisiplin ilmu. Contoh ilmu
multidisiplin yang paling popular adalah ilmu lingkungan
. Pembahasan ilmu lingkungan dapat dilihat dari disiplin ilmu social
maupun IPA. Pendekatan IPA pun dapat dilihat dari berbagai disiplin
ilmu seperti kimia (kimia lingkungan), fisika (fisika lingkungan), biologi
(ekologi, biodiversivitas), hidrologi (pencemaran air), geografi (pencemaran
udara, perubahan iklim), pertanian dan banyak lainnya.
Perkembangan multidisiplin IPA pun cukup banyak dan
beberapa ilmu multidisiplin saat ini berkembang dengan sangat pesat, sebagai
contoh adalah bioteknologi, rekayasa genetika, informatika/computer dan ilmu
material. Perkembangan tersebut sangat mempengaruhi pola pandang dan
kehidupan sosial manusia saat ini.
Daftar pustaka
Darmodjo,Hendro, dan
Yeni Kaligis.2002.Modul Ilmu Alamiah
Dasar.Universitas Terbuka:Jakarta.
1 komentar :
thank u
Posting Komentar