About me

Jumat, 03 Agustus 2012

Kepribadian


BAB I
PENDAHULUAN

Kata personality dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa latin yaitu persone, yang berarti kedok atau topeng. Hal ini selalu dipakai pada zaman romawi dalam melakukan sandiwara panggung. Lambat laun kata persona (personality) berubah istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima individu dari kelompok atau masyarakat. Sehingga individu diharapkan akan berperilaku sesuai dengan peran atau gambaran sosial yang diterimanya.
Pada dasarnya pola kelakuan tiap manusia sebenarnya unik dan berbeda dengan manusia-manusia lainnnya karena suatu kelakuan manusia tidak hanya timbul dan ditentukan oleh sistem organik biologinya saja, melainkan sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh akal dan jiwanya.
Pola kelakuan berbeda dengan tingkah laku karena ahli antropologi, sosiologi atau psikologi menyatakan bahwa pola kelakuan mempunyai arti suatu kelakuan organisme manusia yang ditentukan oleh naluri, dorongan-dorongan, refleks-refleks atau kelakuan manusia yang tidak lagi dipengaruhi atau ditentukan oleh akal dan jiwanya yaitu kelakuan manusia yang membabi buta. Sedangkan pola tingkah laku adalah unsur-unsur dan akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia itu, yang dapat kita sebut sebagai kepribadian (personality).
Kepribadian memiliki hubungan dengan konsep pelayanan kesehatan ibu dan anak, karena kepribadian akan  sangat berpengaruh terhadap pelayanan yang diberikan. untuk memberikan pelayanan yang baik, seseorang  harus memiliki kepribadian yang baik pula.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1             Definisi Kepribadian
a.      Kepribadian Secara Umum
Secara umum kepribadian memiliki arti sebagai suatu ciri-ciri watak seseorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khusus. Kepribadian menunjuk pada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya. Pada dasarnya definisi dari kepribadian secara umum ini adalah lemah karena hanya menilai perilaku yang dapat diamati saja dan tidak mengabaikan kemungkinan bahwa ciri-ciri ini bisa berubah tergantung pada situasi sekitarnya selain itu definisi ini disebut lemah karena sifatnya yang bersifat evaluatif (menilai), bagaimanapun pada dasarnya kepribadian itu tidak dapat dinilai baik atau buruk karena bersifat netral.
b. Kepribadian Menurut Psikologi
Kepribadian (personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk oleh proses sosialisasi. Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku sosial tertentu, baik berupa perasaan, berpikir dan berkehendak maupun perbuatan . Definisi kepribadian menurut beberapa ahli antara lain ;
1.      Allport
Kepribadian merupakan suatu organisasi psikofisik yang dinamis dalam diri individu, yang menentukan tingkah laku yang khas (unik) dari orang tersebut.
2.      Sigmund Freud
Kepribadian merupakan suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem yaitu Id, Ego dan Superego.
3.      Cattell
Kepribadian adalah sesuatu yang memungkinkan kita untuk meramalkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang dalam situasi tertentu.
4.      Alder
Kepribadian adalah gaya hidup individu atau cara yang khas dari individu tersebut dalam memberikan respon  terhadap masalah-masalah hidup.

5.      Chaplin
Kepribadian merupakan integrasi dari sifat-sifat tertentu yang dapat diselidiki dan  dijabarkan untuk menyatakan kualitas yang unik dari individu.
6.      Yinger
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang Individu dengan sisitem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian intruksi.
7.      M.A.W Bouwer
Kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginana, opini dan sikap-sikap seseorang.
8.      Cuber
Kepribadian merupakan gabung keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.
9.      Theodore R. Newcombe
Kepribadian merupakan organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latarbelakang terhadap perilaku.
Dari sebagian besar teori kepribadian di atas, dapat diambil kesamaan sebagai berikut (E. Koswara):
1. Sebagian besar batasan melukiskan kerpibadian sebagai suatu struktur atau organisasi hipotesis, dan tingkah laku dilihat sebagai sesuatu yang diorganisasi dan diintegrasikan oleh kepribadian. Atau dengan kata lain kepribadian dipandang sebagai organisasi yang menjadi penentu atau pengarah tingkah laku kita.
2. Sebagian besar batasan menekankan perlunya memahami arti perbedaan-perbedaan individual. Dengan istilah kepribadian, keunikan dari setiap individu ternyatakan. Dan melalui studi tentang kepribadian, sifat-sifat atau kumpulan sifat individu yang membedakannya dengan individu lain diharapkan dapat menjadi jelas atau dapat dipahami. Para teoris kepribadian memandang kepribadian sebagai sesuatu yang unik dan atau khas pada diri setiap orang.
3. Sebagian besar batasan menekankan pentingnya melihat kepribadian dari sudut sejarah hidup, perkembangan, dan perspektif. Kepribadian, menurut teoris kepribadian, merepresentasikan proses keterlibatan subyek atau individu atas pengaruh-pengaruh internal dan eksternal yang mencakup faktor-faktor genetik atau biologis, pengalaman-pengalaman social, dan perubahan lingkungan. Dengan kata lain, corak dan keunikan kepribadian individu itu dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan dan lingkungan.

2.2.           Unsur-unsur Kepribadian
a.   Pengetahuan
Pengetahuan adalah unsur dalam kepribadian manusia yang mengisi akal dan alam jiwa seseorang manusia yang sadar, secara nyata terkandung didalam otaknya. Pengetahuan tersebut diterima oleh manusia melalui pengalaman pancaindera seperti cahaya dan warna, suara, berat-ringan, panas-dingin, dsb. Pengalaman yang didapat kemudian dipancarkan atau diproyeksikan oleh individu tersebut menjadi suatu penggambaran tentang lingkungannya. Seluruh proses akal manusia yang sadar itu dalam psikologi dinamakan persepsi.
Persepsi merupakan salah satu unsur yang membentuk pengetahuan selain dari apersepsi, pengamatan, konsep dan fantasi. Apersepsi adalah suatu penggambaran baru dengan lebih banyak pengertian baru tentang keadaan dari lingkungannya. Karena banyaknya penggambaran baru dari lingkungan maka terjadi pemusatan akal yang lebih intensif pada penggambaran tadi akibat adanya ketertarikan yang disebut sebagai pengamatan. Hasil dari pengamatan tersebut kemudian membentuk suatu penggambaran yang lebih baru dan abstrak yaitu konsep.
Manusia juga memiliki suatu kemampuan untuk menggambarkan suatu lingkungan dengan penambahan atau perbesar-besaran bahkan pengurangan hingga sekecil-kecilnya pada bagian-bagian tertentu. Penggambaran tersebut dapat pula digabung-gabungkan hingga menciptakan suatu penggambaran yang baru sama sekali, ini disebut sebagai fantasi. Unsur-unsur pengetahuan inilah yang pada akhirnya membingkai azas-azas kehidupan dan kebudayaan di dalam masyarakat.
b.   Perasaan
Perasaan adalah suatu kesadaran dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilainya sebagai keadaan positif dan negatif. Keadaan positif yaitu apersepsi dari kenikmatan yang dirasakan oleh manusia tersebut, sedangkan keadaan negatif yaitu persepsi dari individu yang melihat sesuatu yang buruk atau mendengar suara yang tidak menyenangkan, dan sebagainya sehingga menimbulkan perasaan yang negatif.
Perasaan mengisi penuh alam kesadaran manusia pada tiap saat dalam hidupnya dan selalu bersifat subjektif karena adanya unsur penilaian yang menimbulkan suatu kehendak dalam kesadaran seorang individu. Suatu kehendak dapat menjadi keras bila kehendak tersebut tidak mudah diperoleh atau sebaliknya. Jika kehendak yang telah menjadi keras itu tidak terpenuhi sehingga mengakibatkan rasa penasaran dan menciptakan sesuatu yang disebut keinginan. Bila suatu keinginan tidak tercapai yang sudah terlanjur diinginkan maka bisa membangkitkan nafsu untuk memperolehnya bahkan melakukan apa saja untuk mendapatkannya.
c.      Dorongan Naluri
Dorongan naluri adalah kemauan yang sudah merupakan naluri pada tiap mahluk manusia. Di dalam naluri diri manusia secara umum terdapat tujuh macam dorongan naluri, yaitu :
1.      Dorongan untuk mempertahankan hidup
Dorongan ini memang merupakan suatu kekuatan biologi yang juga ada pada semua mahluk di dunia ini dan yang menyebabkan bahwa semua jenis mahluk mampu mempertahankan hidupnya dimuka bumi ini.
2.      Dorongan sex
Dorongan ini timbul pada tiap individu yang normal tanpa terkena pengaruh pengetahuan dan dorongan ini mempunyai landasan biologi yang mendorong mahluk manusia untuk membentuk keturunan yang melanjutkan jenisnya.
3.      Dorongan untuk usaha mencari makan
Dorongan ini diperoleh tanpa dipelajari karena sejak bayi pun manusia sudah menunjukkan dorongan untuk mencari makan, yaitu mencari susu ibunya atau botol susunya, tanpa dipengaruhi oleh pengetahuan tentang adanya hal-hal itu tadi.
4.      Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama manusia
Dorongan ini memang merupakan landasan biologi dari kehidupan masyarakat manusia sebagai mahluk kolektif.
5.      Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya
Dorongan ini merupakan sumber dari adanya beraneka warna kebudayaan di antara mahluk manusia karena adanya dorongan ini manusia mengembangkan adat yang memaksanya berbuat konform dengan manusia sekitarnya.
6.      Dorongan untuk berbakti
Dorongan ini mungkin ada dalam naluri manusia karena manusia merupakan mahluk yang hidup kolektif sehingga untuk dapat hidup bersama dengan manusia lain secara serasi ia perlu mempunyai suatu landasan biologi untuk mengembangkan rasa altruistik, rasa simpati, rasa cinta, dan sebagainya yang memungkinkannya hidup bersama itu. Kalau dorongan untuk berbagai hal itu diekstensikan dari sesama manusianya kepada kekuatan-kekuatan yang oleh perasaannya dianggap berada di luar akalnya, maka akan timbul religi.
7.      Dorongan akan keindahan, dalam arti keindahan bentuk, warna, suara atau gerak
Dorongan naluri ini merupakan landasan dari suatu unsur penting dalam kebudayaan manusia, yaitu kesenian. Contohnya, pada seorang bayi dorongan ini sudah sering tampak pada gejala tertariknya seorang bayi kepada bentuk-bentuk tertentu dari benda-benda sekitarnya, kepada warna-warna cerah, kepada suara-suara nyaring dan berirama, dan kepada gerak-gerak yang selaras.

2.3. Materi dari Unsur-unsur Kepribadian
Di dalam kepribadian terdapat sistem atikal seluruh materi yang menjadi objek dan sasaran unsur kepribadian manusia, yaitu :
1.      Aneka warna kebutuhan organik diri sendiri, aneka warna kebutuhan serta dorongan psikologi diri sendiri, dan aneka warna kebutuhan serta dorongan organik maupun psikologi sesama manusia yang lain daripada diri sendiri; sedangkan kebutuhan-kebutuhan tadi dapat dipenuhi atau tidak dipenuhi oleh individu yang bersangkutan, sehingga memuaskan dan bernilai positif baginya, atau tidak memuaskan dan bernilai negatif.
2.      Aneka warna hal yang bersangkutan dengan kesadaran individu akan identitas diri sendiri atau identitas aku, baik aspek fisik maupun psikologinya dan segala hal yang bersangkutan dengan kesadaran individu mengenai bermacam-macam kategori manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, benda, zat, kekuatan dan gejala alam, baik yang nyata maupun yang gaib dalam lingkungan sekelilingnya.
3.   Berbagai macam cara untuk memenuhi, memperkuat, berhubungan, mendapatkan atau mempergunakan aneka warna kebutuhan dari hal tersebut diatas sehingga tercapai keadaan memuaskan dalam kesadaran individu yang bersangkutan. Pelaksanaan berbagai macam cara dan jalan tersebut terwujud dalam aktivitas hidup sehari-hari dari seorang individu.
 
2.4. Aneka Warna Kepribadian
a. Aneka Warna Kepribadian
Aneka warna stuktur kepribadian pada tiap individu yang satu dengan yang lain adalah berbeda. Ini disebabkan adanya aneka warna materi yang mengisi pengetahuan, perasaan, kehendak serta keinginan dan perbedaan kualitas hubungan antara berbagai unsur kepribadian dalam kesadaran tiap individu.
b.      Kepribadian Umum
Dalam melakukan penelitian kepribadian umum suatu suku bangsa masyarakat dapat menggunakan dua metode, yaitu :
a) Dengan metode pengumpulan data mengenai kepribadian bangsa itu, yaitu dengan mengumpulkan suatu sampel dari individu-individu warga masyarakat yang menjadi objek penelitian. Kemudian tiap-tiap individu dalam sampel itu diteliti kepribadiannya dengan test-test psikologi. Sehingga didapat hasil test ciri-ciri watak sampel tersebut yang secara statistik telah mewakili warga masyarakat itu.
b) Metode penelitian kepribadian umum dengan cara mempelajari adat-istiadat pengasuhan anak yang khas dalam yang ada dalam suatu masyarakat. Karena ciri-ciri dan unsur watak seorang individu dewasa sebenarnya sudah ada tertanam di dalam jiwa seorang individu sejak sangat awal (anak-anak). Hal ini dipengaruhi oleh pengalamannya ketika sebagai anak-anak, ia diasuh oleh orang-orang dalam lingkungannya yaitu seperti pengajaran etika makan, kebersihan, disiplin, bermain dan bergaul, dan sebagainya.
c. Kepribadian Barat dan Kepribadian Timur
Konsep kepribadian barat dan timur merupakan dua konsep kontras yang dahulu mulanya digunakan oleh para sarjana kebudayaan, penyair Eropa, dll. Namun konsep tersebut sering bersifat kabur, misalnya mengenai sifat keramah-tamahan dalam kebudayaan timur. Pada umumnya memang menyaratkan sifat ramah tamah, tetapi hanya keramahan lahiriah. Terutama dalam adat sopan santun Jawa, orang tetap harus bersikap ramah walaupun dalam batinnya mungkin membenci seseorang itu. Sebaliknya dalam kebudayaan barat yang dikatakan tidak sama sekali mengenal unsur keramahan. Padahal apabila orang Amerika misalnya bersikap ramah, maka ia sungguh-sungguh ramah secara spontan dan tidak hanya ramah lahiriah saja.


2.5 Tipe Kepribadian
a. Tipe Kepribadian Choleris
Orang yang choleris adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup penuh semangat, keras, hatinya mudah terbakar, daya juang besar, optimistis, garang, mudah marah, pengatur, penguasa, pendendam, dan serius.
b.   Tipe Kepribadian Melancholis
Orang yang melancholis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti mudah kecewa, daya juang kecil, muram, pesimistis, penakut, dan kaku.
c.       Tipe Kepribadian Phlegmatis
Orang yang phlegmatis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti tidak suka terburu-buru, tenang, tidak mudah dipengaruhi, setia, dingin, santai dan sabar.
d.   Tipe Kepribadian Sanguinis
Orang yang sanguinis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup mudah berganti haluan, ramah, mudah bergaul, lincah, periang, mudah senyum, dan tidak mudah putus asa.

2.6 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan dan Dinamika Kepribadian Seseorang
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, meskipun mengalami perubahan, kepribadian merupakan karakteristik yang relatif stabil. Perubahan dalam kepribadian tidak bisa terjadi secara spontan, tetapi merupakan hasil pengamatan, pengalaman, tekanan dari lingkungan sosial budaya, rentang usia dan faktor-faktor dari individu. Faktor yang mempengaruhi perubahan dan dinamika kepribadian seseorang di pengaruhi beberapa faktor, diantaranya ;
v    Pengalaman Awal
Sigmund Freud menekankan tentang pentingnya pengalaman awal  (masa kanak kanak) dalam perkembangan kepribadian. Trauma kelahiran, pemisahan dari ibu adalah pengalaman yang sulit dihapus dari ingatan.
v    Pengaruh Budaya
Dalam menerima budaya anak mengalami tekanan untuk mengembangkan pola kepribadian yang sesuai dengan standar yang ditentukan budayanya.

v    Kondisi Fisik
Kondisi fisik berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kepribadian seseorang. Kondisi tubuh meentukan apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan seseorang. Secara tidak langsung seseorang akan merasakan tentang tubuhnya yang juga dipengaruhi oleh perasaan orang lain terhadap tubuhnya. Kondisi fisik yang mempengaruhi kepribadian antara lain adalah kelelahan, malnutrisi, gangguan fisik, penyakit menahun, dan gangguan kelenjar endokrin ke kelenjar tiroid (membuat gelisah, pemarah, hiperaktif, depresi, tidak puas, curiga, dan sebagainya).
v    Daya Tarik
Orang yang dinilai oleh lingkungannya menarik biasanya memiliki lebih banyak karakteristik kepribadian yang diinginkan dari pada orang yang dinilai kurang menarik, dan bagi mereka yang memiliki karakteristik menarik akan memperkuat sikap sosial yang menguntungkan.
v    Inteligensi
Perhatian lebih terhadap anak yang pandai dapat menjadikan ia sombong, dan anak yang kurang pandai merasa bodoh. Apabila berdekatan dengan orang yang pandai tersebut, dan tidak jarang memberikan perlakuan yang kurang baik.
v    Emosi
Ledakan emosional tanpa sebab yang tinggi dinali sebagai orang yang tidak matang. Penekanan ekspresi emosional membuat seseorang murung dan cenderung kasar, tidak mau bekerja sama dan sibuk sendiri.
v    Nama
Walaupun hanya sekedar nama, tetapi memiliki sedikit pengaruh terhadap konsep diri, namun pengaruh itu hanya terasa apabila anak menyadari bagaimana nama itu mempengaruhi orang yang berarti dalam hidupnya. Nama yang dipakai memanggil ,mereka (karena nama itu mempunyai asosiasi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam pikiran orang lain) akan mewarnai penilainya orang terhadap dirinya.
v    Keberhasilan dan Kegagalan
Keberhasilan dan kegagalan akan mempengaruhi konsep diri, kegagalan dapat merusak konsep diri, sedangkan keberhasilan akan menunjang konsep diri itu.

v    Penerimaan Sosial
Anak yang diterima dalam kelompok sosialnya dapat mengembangkan rasa percaya diri dan kepandaiannya. Sebaliknya anak yang tidak diterima dalam lingkungan sosialnya akan membenci orang lain, cemberut, dan mudah tersinggung.
v    Pengaruh Keluarga
Pengaruh keluarga sangat mempengaruhi kepribadian anak, sebab waktu terbanyak anak adalah keluarga dan di dalam keluarga itulah diletakkan sendi sendi dasar kepribadian.
v    Perubahan Fisik
Perubahan kepribadian dapat disebabkan oleh adanya perubahan kematangan fisik yang mengarah kepada perbaikan kepribadian. Akan tetapi, perubahan fisik yang mengarah pada klimakterium  dengan meningkatnya usia dianggap sebagai suatu kemunduran menuju ke arah yang lebih buruk. Sebenarnya masih banyak lagi hal hal yang mempengaruhi kepribadian, tetapi tidak dapat seluruhnya disampaikan di sini mengingat keterbatasan keterbatasan yang ada.

 DAFTAR PUSTAKA
Sujanto, Agus, Lubis, Halem, Hadi, Taufik. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara
Koeswara, E. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: Eresco
Jaali, H. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Koeswara, E. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: Eresco.  
Koenjaraningrat (Pengantar Antropologi)

0 komentar :

Posting Komentar