BAB I
PENDAHULUAN
Kata
personality dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa latin yaitu persone, yang
berarti kedok atau topeng. Hal ini selalu dipakai pada zaman romawi dalam
melakukan sandiwara panggung. Lambat laun kata persona (personality) berubah istilah
yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima individu dari kelompok
atau masyarakat. Sehingga individu diharapkan akan berperilaku sesuai dengan
peran atau gambaran sosial yang diterimanya.
Pada dasarnya pola kelakuan tiap manusia sebenarnya
unik dan berbeda dengan manusia-manusia lainnnya karena suatu kelakuan manusia
tidak hanya timbul dan ditentukan oleh sistem organik biologinya saja,
melainkan sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh akal dan jiwanya.
Pola kelakuan berbeda dengan tingkah laku karena
ahli antropologi, sosiologi atau psikologi menyatakan bahwa pola kelakuan
mempunyai arti suatu kelakuan organisme manusia yang ditentukan oleh naluri,
dorongan-dorongan, refleks-refleks atau kelakuan manusia yang tidak lagi
dipengaruhi atau ditentukan oleh akal dan jiwanya yaitu kelakuan manusia yang
membabi buta. Sedangkan pola tingkah laku adalah unsur-unsur dan akal dan jiwa
yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu
manusia itu, yang dapat kita sebut sebagai kepribadian (personality).
Kepribadian
memiliki hubungan dengan konsep pelayanan kesehatan ibu dan anak, karena kepribadian
akan sangat berpengaruh terhadap
pelayanan yang diberikan. untuk memberikan pelayanan yang baik, seseorang harus memiliki kepribadian yang baik pula.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Kepribadian
a. Kepribadian Secara Umum
Secara umum kepribadian memiliki arti sebagai suatu
ciri-ciri watak seseorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya
suatu identitas sebagai individu yang khusus. Kepribadian
menunjuk pada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi
individu-individu lainnya. Pada dasarnya definisi dari kepribadian secara umum
ini adalah lemah karena hanya menilai perilaku yang dapat diamati saja dan
tidak mengabaikan kemungkinan bahwa ciri-ciri ini bisa berubah tergantung pada
situasi sekitarnya selain itu definisi ini disebut lemah karena sifatnya yang
bersifat evaluatif (menilai), bagaimanapun pada dasarnya kepribadian itu tidak
dapat dinilai baik atau buruk karena bersifat netral.
b. Kepribadian Menurut Psikologi
Kepribadian (personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan
terbentuk oleh proses sosialisasi. Kepribadian merupakan kecenderungan
psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku sosial tertentu, baik berupa
perasaan, berpikir dan berkehendak maupun perbuatan . Definisi kepribadian menurut
beberapa ahli antara lain ;
1.
Allport
Kepribadian merupakan suatu organisasi psikofisik yang
dinamis dalam diri individu, yang menentukan tingkah laku yang khas (unik) dari
orang tersebut.
2.
Sigmund Freud
Kepribadian merupakan suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem yaitu Id, Ego dan Superego.
3.
Cattell
Kepribadian adalah sesuatu yang memungkinkan kita untuk
meramalkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang dalam situasi tertentu.
4.
Alder
Kepribadian adalah gaya hidup individu atau cara yang
khas dari individu tersebut dalam memberikan respon terhadap masalah-masalah hidup.
5.
Chaplin
Kepribadian merupakan integrasi dari sifat-sifat
tertentu yang dapat diselidiki dan
dijabarkan untuk menyatakan kualitas yang unik dari individu.
6.
Yinger
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari
seorang Individu dengan sisitem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan
serangkaian intruksi.
7.
M.A.W Bouwer
Kepribadian adalah corak tingkah laku social yang
meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginana, opini dan sikap-sikap seseorang.
8.
Cuber
Kepribadian merupakan gabung keseluruhan dari sifat-sifat
yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.
9.
Theodore R. Newcombe
Kepribadian merupakan organisasi sikap-sikap yang
dimiliki seseorang sebagai latarbelakang terhadap perilaku.
Dari sebagian
besar teori kepribadian di
atas, dapat diambil
kesamaan sebagai berikut (E. Koswara):
1. Sebagian besar batasan melukiskan
kerpibadian sebagai suatu struktur atau organisasi hipotesis, dan tingkah laku
dilihat sebagai sesuatu yang diorganisasi dan diintegrasikan oleh kepribadian.
Atau dengan kata lain kepribadian dipandang sebagai organisasi yang menjadi
penentu atau pengarah tingkah laku kita.
2. Sebagian besar batasan menekankan
perlunya memahami arti perbedaan-perbedaan individual. Dengan istilah
kepribadian, keunikan dari setiap individu ternyatakan. Dan melalui studi
tentang kepribadian, sifat-sifat atau kumpulan sifat individu yang
membedakannya dengan individu lain diharapkan dapat menjadi jelas atau dapat
dipahami. Para teoris kepribadian memandang kepribadian sebagai sesuatu yang
unik dan atau khas pada diri setiap orang.
3. Sebagian besar batasan menekankan
pentingnya melihat kepribadian dari sudut sejarah hidup, perkembangan, dan
perspektif. Kepribadian, menurut teoris kepribadian, merepresentasikan proses
keterlibatan subyek atau individu atas pengaruh-pengaruh internal dan eksternal
yang mencakup faktor-faktor genetik atau biologis, pengalaman-pengalaman
social, dan perubahan lingkungan. Dengan kata lain, corak dan keunikan kepribadian individu
itu dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan dan lingkungan.
2.2.
Unsur-unsur Kepribadian
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah unsur dalam kepribadian manusia
yang mengisi akal dan alam jiwa seseorang manusia yang sadar, secara nyata
terkandung didalam otaknya. Pengetahuan tersebut diterima oleh manusia melalui
pengalaman pancaindera seperti cahaya dan warna, suara, berat-ringan,
panas-dingin, dsb. Pengalaman yang didapat kemudian dipancarkan atau
diproyeksikan oleh individu tersebut menjadi suatu penggambaran tentang
lingkungannya. Seluruh proses akal manusia yang sadar itu dalam psikologi
dinamakan persepsi.
Persepsi merupakan salah satu unsur yang membentuk
pengetahuan selain dari apersepsi, pengamatan, konsep dan fantasi. Apersepsi
adalah suatu penggambaran baru dengan lebih banyak pengertian baru tentang
keadaan dari lingkungannya. Karena banyaknya penggambaran baru dari lingkungan
maka terjadi pemusatan akal yang lebih intensif pada penggambaran tadi akibat
adanya ketertarikan yang disebut sebagai pengamatan. Hasil dari pengamatan
tersebut kemudian membentuk suatu penggambaran yang lebih baru dan abstrak
yaitu konsep.
Manusia juga memiliki suatu kemampuan untuk menggambarkan suatu lingkungan dengan penambahan atau perbesar-besaran bahkan pengurangan hingga sekecil-kecilnya pada bagian-bagian tertentu. Penggambaran tersebut dapat pula digabung-gabungkan hingga menciptakan suatu penggambaran yang baru sama sekali, ini disebut sebagai fantasi. Unsur-unsur pengetahuan inilah yang pada akhirnya membingkai azas-azas kehidupan dan kebudayaan di dalam masyarakat.
Manusia juga memiliki suatu kemampuan untuk menggambarkan suatu lingkungan dengan penambahan atau perbesar-besaran bahkan pengurangan hingga sekecil-kecilnya pada bagian-bagian tertentu. Penggambaran tersebut dapat pula digabung-gabungkan hingga menciptakan suatu penggambaran yang baru sama sekali, ini disebut sebagai fantasi. Unsur-unsur pengetahuan inilah yang pada akhirnya membingkai azas-azas kehidupan dan kebudayaan di dalam masyarakat.
b.
Perasaan
Perasaan adalah suatu kesadaran dalam kesadaran
manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilainya sebagai keadaan positif
dan negatif. Keadaan positif yaitu apersepsi dari kenikmatan yang dirasakan
oleh manusia tersebut, sedangkan keadaan negatif yaitu persepsi dari individu
yang melihat sesuatu yang buruk atau mendengar suara yang tidak menyenangkan,
dan sebagainya sehingga menimbulkan perasaan yang negatif.
Perasaan mengisi penuh alam kesadaran manusia pada
tiap saat dalam hidupnya dan selalu bersifat subjektif karena adanya unsur
penilaian yang menimbulkan suatu kehendak dalam kesadaran seorang individu.
Suatu kehendak dapat menjadi keras bila kehendak tersebut tidak mudah diperoleh
atau sebaliknya. Jika kehendak yang telah menjadi keras itu tidak terpenuhi
sehingga mengakibatkan rasa penasaran dan menciptakan sesuatu yang disebut
keinginan. Bila suatu keinginan tidak tercapai yang sudah terlanjur diinginkan
maka bisa membangkitkan nafsu untuk memperolehnya bahkan melakukan apa saja
untuk mendapatkannya.
c.
Dorongan Naluri
Dorongan naluri adalah kemauan yang sudah merupakan naluri pada tiap
mahluk manusia. Di dalam naluri diri
manusia secara umum terdapat tujuh macam dorongan naluri, yaitu :
1.
Dorongan
untuk mempertahankan hidup
Dorongan ini memang merupakan suatu kekuatan biologi yang juga ada pada
semua mahluk di dunia ini dan yang menyebabkan bahwa semua jenis mahluk mampu
mempertahankan hidupnya dimuka bumi ini.
2.
Dorongan sex
Dorongan ini timbul pada tiap individu yang normal tanpa terkena
pengaruh pengetahuan dan dorongan ini mempunyai landasan biologi yang mendorong
mahluk manusia untuk membentuk keturunan yang melanjutkan jenisnya.
3. Dorongan untuk usaha mencari makan
Dorongan ini diperoleh tanpa dipelajari karena sejak bayi pun manusia
sudah menunjukkan dorongan untuk mencari makan, yaitu mencari susu ibunya atau
botol susunya, tanpa dipengaruhi oleh pengetahuan tentang adanya hal-hal itu
tadi.
4.
Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama manusia
Dorongan ini memang merupakan landasan biologi dari kehidupan
masyarakat manusia sebagai mahluk kolektif.
5. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya
Dorongan ini merupakan sumber dari adanya beraneka warna kebudayaan di
antara mahluk manusia karena adanya dorongan ini manusia mengembangkan adat
yang memaksanya berbuat konform dengan manusia sekitarnya.
6. Dorongan untuk berbakti
Dorongan ini mungkin ada dalam naluri manusia karena manusia merupakan
mahluk yang hidup kolektif sehingga untuk dapat hidup bersama dengan manusia
lain secara serasi ia perlu mempunyai suatu landasan biologi untuk
mengembangkan rasa altruistik, rasa simpati, rasa cinta, dan sebagainya yang
memungkinkannya hidup bersama itu. Kalau dorongan untuk berbagai hal itu
diekstensikan dari sesama manusianya kepada kekuatan-kekuatan yang oleh
perasaannya dianggap berada di luar akalnya, maka akan timbul religi.
7.
Dorongan
akan keindahan, dalam arti keindahan bentuk, warna, suara atau gerak
Dorongan naluri ini merupakan landasan dari suatu unsur penting dalam
kebudayaan manusia, yaitu kesenian. Contohnya, pada seorang bayi dorongan ini
sudah sering tampak pada gejala tertariknya seorang bayi kepada bentuk-bentuk
tertentu dari benda-benda sekitarnya, kepada warna-warna cerah, kepada
suara-suara nyaring dan berirama, dan kepada gerak-gerak yang selaras.
2.3.
Materi dari Unsur-unsur Kepribadian
Di dalam kepribadian terdapat sistem atikal seluruh
materi yang menjadi objek dan sasaran unsur kepribadian manusia, yaitu :
1. Aneka warna kebutuhan organik diri sendiri, aneka
warna kebutuhan serta dorongan psikologi diri sendiri, dan aneka warna
kebutuhan serta dorongan organik maupun psikologi sesama manusia yang lain
daripada diri sendiri; sedangkan kebutuhan-kebutuhan tadi dapat dipenuhi atau
tidak dipenuhi oleh individu yang bersangkutan, sehingga memuaskan dan bernilai
positif baginya, atau tidak memuaskan dan bernilai negatif.
2. Aneka warna hal yang bersangkutan dengan kesadaran
individu akan identitas diri sendiri atau identitas aku, baik aspek fisik
maupun psikologinya dan segala hal yang bersangkutan dengan kesadaran individu
mengenai bermacam-macam kategori manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, benda,
zat, kekuatan dan gejala alam, baik yang nyata maupun yang gaib dalam
lingkungan sekelilingnya.
3. Berbagai macam cara untuk memenuhi, memperkuat,
berhubungan, mendapatkan atau mempergunakan aneka warna kebutuhan dari hal
tersebut diatas sehingga tercapai keadaan memuaskan dalam kesadaran individu
yang bersangkutan. Pelaksanaan berbagai macam cara dan jalan tersebut terwujud
dalam aktivitas hidup sehari-hari dari seorang individu.
2.4.
Aneka Warna Kepribadian
a. Aneka Warna Kepribadian
Aneka warna stuktur kepribadian pada tiap individu yang satu dengan
yang lain adalah berbeda. Ini disebabkan adanya aneka warna materi yang mengisi
pengetahuan, perasaan, kehendak serta keinginan dan perbedaan kualitas hubungan
antara berbagai unsur kepribadian dalam kesadaran tiap individu.
b. Kepribadian
Umum
Dalam melakukan penelitian kepribadian umum suatu
suku bangsa masyarakat dapat menggunakan dua metode, yaitu :
a) Dengan metode pengumpulan data mengenai
kepribadian bangsa itu, yaitu dengan mengumpulkan suatu sampel dari
individu-individu warga masyarakat yang menjadi objek penelitian. Kemudian
tiap-tiap individu dalam sampel itu diteliti kepribadiannya dengan test-test
psikologi. Sehingga didapat hasil test ciri-ciri watak sampel tersebut yang
secara statistik telah mewakili warga masyarakat itu.
b) Metode penelitian kepribadian umum dengan cara
mempelajari adat-istiadat pengasuhan anak yang khas dalam yang ada dalam suatu
masyarakat. Karena ciri-ciri dan unsur watak seorang individu dewasa sebenarnya
sudah ada tertanam di dalam jiwa seorang individu sejak sangat awal
(anak-anak). Hal ini dipengaruhi oleh pengalamannya ketika sebagai anak-anak,
ia diasuh oleh orang-orang dalam lingkungannya yaitu seperti pengajaran etika
makan, kebersihan, disiplin, bermain dan bergaul, dan sebagainya.
c.
Kepribadian Barat dan Kepribadian Timur
Konsep kepribadian barat dan timur merupakan dua
konsep kontras yang dahulu mulanya digunakan oleh para sarjana kebudayaan,
penyair Eropa, dll. Namun konsep tersebut sering bersifat kabur, misalnya
mengenai sifat keramah-tamahan dalam kebudayaan timur. Pada umumnya memang
menyaratkan sifat ramah tamah, tetapi hanya keramahan lahiriah. Terutama dalam
adat sopan santun Jawa, orang tetap harus bersikap ramah walaupun dalam batinnya
mungkin membenci seseorang itu. Sebaliknya dalam kebudayaan barat yang
dikatakan tidak sama sekali mengenal unsur keramahan. Padahal apabila orang
Amerika misalnya bersikap ramah, maka ia sungguh-sungguh ramah secara spontan
dan tidak hanya ramah lahiriah saja.
2.5 Tipe Kepribadian
a. Tipe Kepribadian Choleris
Orang
yang choleris adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti
hidup penuh semangat, keras, hatinya mudah terbakar, daya juang besar,
optimistis, garang, mudah marah, pengatur, penguasa, pendendam, dan serius.
b. Tipe Kepribadian Melancholis
Orang
yang melancholis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti
mudah kecewa, daya juang kecil, muram, pesimistis, penakut, dan kaku.
c. Tipe Kepribadian Phlegmatis
Orang
yang phlegmatis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti
tidak suka terburu-buru, tenang, tidak mudah dipengaruhi, setia, dingin, santai
dan sabar.
d. Tipe Kepribadian Sanguinis
Orang
yang sanguinis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti
hidup mudah berganti haluan, ramah, mudah bergaul, lincah, periang, mudah
senyum, dan tidak mudah putus asa.
2.6 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan dan Dinamika Kepribadian Seseorang
Seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya, meskipun mengalami perubahan, kepribadian
merupakan karakteristik yang relatif stabil. Perubahan dalam kepribadian tidak
bisa terjadi secara spontan, tetapi merupakan hasil pengamatan, pengalaman,
tekanan dari lingkungan sosial budaya, rentang usia dan faktor-faktor dari
individu. Faktor yang mempengaruhi perubahan dan dinamika kepribadian seseorang
di pengaruhi beberapa faktor, diantaranya ;
v Pengalaman Awal
Sigmund
Freud menekankan tentang pentingnya pengalaman awal (masa kanak kanak)
dalam perkembangan kepribadian. Trauma kelahiran, pemisahan dari ibu adalah
pengalaman yang sulit dihapus dari ingatan.
v Pengaruh Budaya
Dalam
menerima budaya anak mengalami tekanan untuk mengembangkan pola kepribadian
yang sesuai dengan standar yang ditentukan budayanya.
v Kondisi Fisik
Kondisi
fisik berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kepribadian seseorang.
Kondisi tubuh meentukan apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat
dilakukan seseorang. Secara tidak langsung seseorang akan merasakan tentang
tubuhnya yang juga dipengaruhi oleh perasaan orang lain terhadap tubuhnya.
Kondisi fisik yang mempengaruhi kepribadian antara lain adalah kelelahan,
malnutrisi, gangguan fisik, penyakit menahun, dan gangguan kelenjar endokrin ke
kelenjar tiroid (membuat gelisah, pemarah, hiperaktif, depresi, tidak puas,
curiga, dan sebagainya).
v Daya Tarik
Orang
yang dinilai oleh lingkungannya menarik biasanya memiliki lebih banyak
karakteristik kepribadian yang diinginkan dari pada orang yang dinilai kurang
menarik, dan bagi mereka yang memiliki karakteristik menarik akan memperkuat
sikap sosial yang menguntungkan.
v Inteligensi
Perhatian
lebih terhadap anak yang pandai dapat menjadikan ia sombong, dan anak yang
kurang pandai merasa bodoh. Apabila berdekatan dengan orang yang pandai tersebut,
dan tidak jarang memberikan perlakuan yang kurang baik.
v Emosi
Ledakan
emosional tanpa sebab yang tinggi dinali sebagai orang yang tidak matang.
Penekanan ekspresi emosional membuat seseorang murung dan cenderung kasar,
tidak mau bekerja sama dan sibuk sendiri.
v Nama
Walaupun
hanya sekedar nama, tetapi memiliki sedikit pengaruh terhadap konsep diri,
namun pengaruh itu hanya terasa apabila anak menyadari bagaimana nama itu
mempengaruhi orang yang berarti dalam hidupnya. Nama yang dipakai memanggil ,mereka
(karena nama itu mempunyai asosiasi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan
dalam pikiran orang lain) akan mewarnai penilainya orang terhadap dirinya.
v Keberhasilan dan Kegagalan
Keberhasilan
dan kegagalan akan mempengaruhi konsep diri, kegagalan dapat merusak konsep
diri, sedangkan keberhasilan akan menunjang konsep diri itu.
v Penerimaan Sosial
Anak
yang diterima dalam kelompok sosialnya dapat mengembangkan rasa percaya diri
dan kepandaiannya. Sebaliknya anak yang tidak diterima dalam lingkungan sosialnya
akan membenci orang lain, cemberut, dan mudah tersinggung.
v Pengaruh Keluarga
Pengaruh
keluarga sangat mempengaruhi kepribadian anak, sebab waktu terbanyak anak
adalah keluarga dan di dalam keluarga itulah diletakkan sendi sendi dasar
kepribadian.
v Perubahan Fisik
Perubahan
kepribadian dapat disebabkan oleh adanya perubahan kematangan fisik yang
mengarah kepada perbaikan kepribadian. Akan tetapi, perubahan fisik yang
mengarah pada klimakterium dengan meningkatnya usia dianggap sebagai
suatu kemunduran menuju ke arah yang lebih buruk. Sebenarnya masih banyak lagi
hal hal yang mempengaruhi kepribadian, tetapi tidak dapat seluruhnya
disampaikan di sini mengingat keterbatasan keterbatasan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Sujanto, Agus, Lubis,
Halem, Hadi, Taufik. 2006. Psikologi
Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara
Koeswara, E. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: Eresco
Koeswara, E. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: Eresco
Jaali, H. 2007. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Koeswara, E. 1991. Teori-teori
Kepribadian. Bandung: Eresco.
Koenjaraningrat
(Pengantar Antropologi)
0 komentar :
Posting Komentar