SATUAN
ACARA PERKULIAHAN
A.
Identitas
Mata Kuliah
Mata Kuliah :
Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)
Kode Mata kuliah : Bd.301
Beban Studi : 4 SKS
Pokok Bahasan :
Melaksanakan
deteksi dini terhadap komplikasi ibu dan janin
Sub Pokok Bahasan : Deteksi Dini Kehamilan Trimester II
Program studi/Semester : D III Kebidanan / Semester II
Waktu :
15 Menit
Pertemuan Ke- : 1
Hari / Tanggal : Sabtu, 15 Februari 2013
Dosen :
B.
TUJUAN
INTRUKSIONAL UMUM / STANDAR KOMPETENSI
Setelah mengikuti mata kuliah ini
mahasiswa dapat memahami deteksi dini kehamilan trimester II.
C.
TUJUAN
INTRUKSIONAL KHUSUS / KOMPETENSI DASAR
Pada akhir pembelajaran ini
mahasiswa mampu untuk :
1. Menjelaskan deteksi
dini terhadap komplikasi kehamilan.
2.
Menjelaskan Tanda-tanda dini bahaya/komplikasi ibu dan janin masa kehamilan trimester
II.
D.
INDIKATOR
KOMPETENSI
1. Mampu
mendeteksi dini bahaya dan komplikasi kehamilan trimester II.
2. Mampu
menjelaskan Tanda-tanda dini bahaya/komplikasi ibu dan janin masa kehamilan trimester
II.
E.
POKOK-POKOK
MATERI
1. Deteksi
dini terhadap komplikasi kehamilan.
2.
Tanda-tanda
dini bahaya/komplikasi ibu dan janin masa kehamilan trimester II.
F.
KEGIATAN
BELAJAR MENGAJAR
Tahap
Kegiatan
|
Kegiatan
Pengajar
|
Kegiatan
Mahasiswa
|
Metode
Pengajaran
|
Media
dan alat pengajaran
|
Pendahuluan
(2 menit)
|
a.
Memberi salam dan perkenalan
b.
Menginformasikan pokok materi
yang akan disampaikan
c.
Menjelaskan tujuan mempelajari
materi yang akan disampaikan
d.
Menjelaskan relevasi pokok bahasan
dengan profesi kebidanan
|
Menjawab
salam
Memperhatiakn
Memperhatikan
Memperhatika
|
Ceramah
tanya jawab
|
Infokus/laptop
|
Penyajian
(10 menit)
|
1.
Menjelaskan deteksi dini
kehamilan trimester II, Tanda-tanda dini bahaya/komplikasi ibu dan janin
masa kehamilan trimester II.
2.
Memberi kesempatan pada mahasiswa
untuk bertanya
3.
Memberi kesempatan kepada
mahasiswa lain untuk menjawab
|
Memperhatikan
Bertanya
Sumbang
saran
Menyimpulkan
|
Ceramah
tanya jawab
|
Infokus/laptop
|
Penutup
( 3 menit )
|
1. Mengevaluasi
mahasiswa dengan memberikan pertanyaan secara lisan berhubungan dengan materi
yang telah disampaikan.
2.
Menyimpulkan perihal materi yang telah disampaikan
3. Menginformasikan
kepada mahasiswa tentang materi yang akan disampaikan berikutnya
4. Menutup
pertemuan dengan mengucapkan salam penutup
|
Menjawab pertanyaan
Memperhatikan
Memperhatikan
Menjawab salam
|
|
Tanya jawab
Ceramah
Ceramah
Ceramah
|
G.
ALAT DAN MEDIA
Media/Alat : LCD Proyektor
H. EVALUASI
SOAL
1. Apa
yang dimaksud dengan deteksi dini resiko kehamilan ?
2. Apa saja
Tanda Bahaya kehamilan pada Trimester II ?
JAWABAN
1. Deteksi
dini resiko kehamilan adalah usaha menemukan seawal mungkin adanya kelainan,
komplikasi dan penyulit kehamilan serta menyiapkan ibu untuk persalinan normal.
2. Tanda
bahaya kehamilan Trimester 2 diantaranya;
a.
Bengkak Pada Wajah, Kaki dan Tangan
b.
Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya
c.
Perdarahan hebat
d.
Pusing yang hebat
e.
Penglihatan Kabur Penglihatan menjadi kabur atau
berbayang
f.
Gerakan Janin Berkurang
g.
Kejang
h.
Demam tinggi
I. REFERENSI
2. Meiliya Eni.
2009. Buku Saku Bidan. EGC : Jakarta.
3. Mitayani.2009.
Asuhan Keperawatan Maternitas.Jakarta:
Salemba Medika.
4. Saifuddin
Abdul Bari. 2007. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
5. Sulistyawati,
Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa
Kehamilan.Jakarta: Salemba Medika.
J. LAMPIRAN
-
Materi
-
Power point
-
GBPP
-
Silabus
Lampiran 1
URAIAN MATERI
DETEKSI DINI TERHADAP KELAINAN,
KOMPLIKASI DAN PENYAKIT
PADA IBU HAMIL TRIMESTER 2
1. Deteksi Dini Terhadap Komplikasi Kehamilan
A.
Pengertian
Deteksi dini terhadap komplikasi
kehamilan adalah upaya penjaringan
yang dilakukan untuk menemukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadI selama kehamilan ibu secara dini.
yang dilakukan untuk menemukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadI selama kehamilan ibu secara dini.
Deteksi dini
dalam pelayanan antenatal adalah mengarah pada penemuan ibu hamil beresiko agar
dapat ditangani secara memadai sehingga kesakitan atau kematian dapat dicegah.
B. Deteksi Dini
dalam Kehamilan
Deteksi dini dalam pelayanan
antenatal adalah mengarah pada
penemuan ibu hamil beresiko agar dapat ditangani secara memadai sehingga kesakitan atau kematian dapat dicegah.
penemuan ibu hamil beresiko agar dapat ditangani secara memadai sehingga kesakitan atau kematian dapat dicegah.
Untuk pengenalan tanda-tanda
kehamilan yang memiliki tanda bahaya
dan komplikasi kehamilan banyak poster -poster dan leaflet disebarkan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu hamil yang berkunjung dalam pelayanan antenatal maupun pada kegiatan kunjungan rumah dalam pemantauan kesehatan masyarakat. Selain itu digunakan juga suatu alat bantu yang lebih memungkinkan dilibatkannya ibu hamil untuk secara aktif mengamati sendiri kehamilannya. Alat bantu tersebut juga bermanfaat bagi petugas kesehatan dalam mengidentifikasi faktor resiko dan komplikasi kehamilan sehingga dapat memberikan informasi dan saran yang tepat. Alat bantu tersebut dikenal dengan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Pengetahuan dan persiapan yang dapat dilakukan ibu menurut MNH (Maternal and Neonatal Health Program) :
dan komplikasi kehamilan banyak poster -poster dan leaflet disebarkan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu hamil yang berkunjung dalam pelayanan antenatal maupun pada kegiatan kunjungan rumah dalam pemantauan kesehatan masyarakat. Selain itu digunakan juga suatu alat bantu yang lebih memungkinkan dilibatkannya ibu hamil untuk secara aktif mengamati sendiri kehamilannya. Alat bantu tersebut juga bermanfaat bagi petugas kesehatan dalam mengidentifikasi faktor resiko dan komplikasi kehamilan sehingga dapat memberikan informasi dan saran yang tepat. Alat bantu tersebut dikenal dengan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Pengetahuan dan persiapan yang dapat dilakukan ibu menurut MNH (Maternal and Neonatal Health Program) :
a. Memilih tenaga kesehatan dan
tempat melahirkan pada waktu periksa hamil.
b. Mengenali persalinan yang
normal dan memahami persiapan menghadapi
persalinan.
persalinan.
c. Mengenali tanda-tanda bahaya
dan melaksanakan persiapan menghadapi komplikasi.
d. Mengetahui sistem
transportasi, tahu ke mana harus pergi bila terjadi
keadaan darurat, serta siapa yang akan tinggal untuk menjaga keluarga.
keadaan darurat, serta siapa yang akan tinggal untuk menjaga keluarga.
e. Memiliki tabungan pribadi dan
dapat mengaksesnya bila diperlukan.
Upaya yang dapat dilakukan ibu
dalam deteksi dini terhadap komplikasi
kehamilan :
kehamilan :
a. Dengan memeriksakan kehamilan sedini
mungkin dan teratur ke Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit paling sedikit 4 kali
selama masa kehamilan.
b. Dengan mendapat imunisasi TT
2x.
c. Bila ditemukan
kelainan-kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering dan lebih
intensif.
d. Makan makanan yang bergizi
yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna.
Hal-hal yang dapat dilakukan
seorang ibu untuk menghindari terjadinya
komplikasi kehamilan:
komplikasi kehamilan:
a. Dengan mengenal tanda-tanda
bahaya kehamilan secara dini.
b. Segera Posyandu, Puskesmas,
atau Rumah Sakit terdekat bila ditemukan tanda-tanda bahaya kehamilan tersebut
(Soenardi, 2006).
Faktor-faktor yang mempengaruhi upaya deteksi dini seseorang
terhadap komplikasi kehamilan:
a. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan
faktor yang mendukung perilaku ibu dalam upaya deteksi dini komplikasi
kehamilan. Ibu dengan tingkat pendidikan tinggi lebih mudah memperoleh
informasi tentang kesehatan.
b. Informasi
b. Informasi
Menurut Snehandu B.Kar
(Notoatmodjo, 2003) informasi tentang kesehatan mempengaruhi seseorang dalam
hal upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Upaya deteksi dini seseorang yang
rendah disebabkan karena tidak atau kurangnya memperoleh informasi yang kuat.
c. Budaya
c. Budaya
Menurut WHO (Notoatmodjo, 2003)
upaya deteksi dini seseorang juga
dipengaruhi oleh faktor budaya. Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama sebagai akibat dari kehidupan suatu masyarakat bersama.
d. Sosial Ekonomi
dipengaruhi oleh faktor budaya. Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama sebagai akibat dari kehidupan suatu masyarakat bersama.
d. Sosial Ekonomi
Menurut WHO (Notoatmodjo, 2003)
faktor ekonomi juga berpengaruh
terhadap seseorang dalam upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Status
ekonomi keluarga juga berperan bagi seseorang dalam mengambil
keputusan bertindak termasuk tindakan yang berhubungan dengan
kesehatan.
terhadap seseorang dalam upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Status
ekonomi keluarga juga berperan bagi seseorang dalam mengambil
keputusan bertindak termasuk tindakan yang berhubungan dengan
kesehatan.
C. Akibat yang akan terjadi
Pengenalan kemungkinan terjadinya
komplikasi kehamilan harus secara
dini dan ditangani dengan benar. Tiap tanda bahaya kehamilan bisa
mengakibatkan komplikasi (Rochjati, 2003). Akibat yang dapat terjadi bila ibu tidak dapat mengenali tanda bahaya kehamilan secara dini dan upaya deteksi dini yang dilakukan ibu kurang, maka akan terjadi komplikasi yang lebih lanjut yang akan mengakibatkan kematian ibu dan bayi. Kematian tersebut merupakan dampak komplikasi kehamilan utama yang sama yaitu perdarahan, infeksi, hipertensi dan abortus. Banyak kematian neonatal merupakan akibat langsung penatalaksanaan kehamilan dan kelahiran
yang buruk (WHO, 2004).
dini dan ditangani dengan benar. Tiap tanda bahaya kehamilan bisa
mengakibatkan komplikasi (Rochjati, 2003). Akibat yang dapat terjadi bila ibu tidak dapat mengenali tanda bahaya kehamilan secara dini dan upaya deteksi dini yang dilakukan ibu kurang, maka akan terjadi komplikasi yang lebih lanjut yang akan mengakibatkan kematian ibu dan bayi. Kematian tersebut merupakan dampak komplikasi kehamilan utama yang sama yaitu perdarahan, infeksi, hipertensi dan abortus. Banyak kematian neonatal merupakan akibat langsung penatalaksanaan kehamilan dan kelahiran
yang buruk (WHO, 2004).
2. Tanda
Dini Bahaya/Komplikasi Trimester II
Trimester II adalah usia kehamilan > 22 minggu. Tanda Bahaya
Kehamilan Trimester II meliputi:
a. Bengkak Pada Wajah, Kaki dan Tangan
Oedema
ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan dapat diketahui
dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka.Oedema
pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak
seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. Hampir separuh dari
ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang
setelah beristirahat atau meninggikan kaki. Oedema yang mengkhawatirkan ialah
oedema yang muncul mendadak dan cenderung meluas.
Hampir
separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya
muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau meletakkan
kaki lebih tinggi. Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul
pada muka dan tangan tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan
keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung
atau pre eklamsia.Sistem kerja ginjal yang tidak optimal pada wanita hamil
mempengaruhi system kerja tubuh sehingga menghasilkan kelebihan cairan.Ini
dapat terlihat setelah kelahiran, ketika pergelangan kaki yang bengkak secara
temporer semakin parah. Ini dikarenakan jaringan tambahan yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan tidak lagi dibutuhkan
dan akan dibuang setelah sebelumnya diproses oleh ginjal menjadi urin. Oleh
karena ginjal belum mampu bekerja secara optimal, kelebihan cairan yang
menempuk dihasilkan disekitar pembuluh darah hingga ginjal mampu memprosesnya
lebih lanjut.
Terkadang bengkak membuat kulit di kaki di bagian bawah meregang, terlihat
mengkilat, tegang dan sangat tidak nyaman.
Kram kaki sering terjadi di malam hari ketika tidur. Kram dihubungankan
dengan kadar garam dalam tubuh dan perubahan sirkulasi. Pengobatan cina
menganggap kram ada hubungannya dengan kekurangan energi pada darah dan ginjal.
1)
Penanganan Umum
·
Istirahat cukup,
·
Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan
yang mengandung protein dan mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta
lemak,
·
Kalau keadaan memburuk namun memungkinkan dokter akan
mempertimbangkan untuk segera melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan
bayi.(Hendrayani, 2009:3)
2)
Komplikasi
Kondisi ibu disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan
dengan tanda tanda oedema (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka,
tekanan darah tinggi dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada
pemeriksaan urin dan laboratorium. (Rochjati, 2003:2)
b. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu,
ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm
sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm.
1) Penanganan
Umum
·
Konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG
·
Dilakukan pemeriksaan inspekulo (dengan speculum DTT)
untuk menilai cairan yang keluar (jumlah, warna,bau) dan membedakan dengan
urin.
·
Jika ibu mengeluh perdarahan akhir kehamilan (setelah
22 minggu), jangan lakukan, pemeriksaan dalam secara digital.
·
Mengobservasi tidak ada infeksi
·
Mengobservasi tanda tanda inpartu (Saifuddin, 2002:
112)
2)
Komplikasi
·
Perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, pikirkan
solusio plasenta
·
Tanda tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau)
·
Jika terdapat his dan darah lendir, kemungkinan
terjadi persalinan preterm (Saifuddin, 2002: 114)
c. Perdarahan hebat
d. Pusing yang hebat
e. Penglihatan Kabur Penglihatan menjadi kabur atau
berbayang
Dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada
otak dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat,
yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan
penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda
pre-eklampsia. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam
jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau
berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunang-kunang.
Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda
yang menujukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia.Hal ini
disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks
cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah).
(Uswhaaja, 2009: 5)
1)
Penanganan Umum
·
Jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan
mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan menyiapkan fasilitas tindakan gawat
darurat.
·
Segera dilakukan penilaian terhadap keadaan umum termasuk
tanda tanda vital sambil menanyakan riwayat penyakit sekarang dan terdahulu
dari pasien atau keluarganya.(Saifuddin, 2002: 33)
2)
Komplikasi
a) kejang
b) eklamsia
f. Gerakan Janin Berkurang
Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 29 minggu atau selama
persalinan.
1)
Penanganan Umum
·
Memberikan dukungan emosional pada ibu
·
Menilai denyut jantung janin (DJJ)
2)
Komplikasi
Komplikasi
yang timbul adalah IUFD dan featal distress .
g. Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya
gejala gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah.Bila semakin
berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang
dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklamsia
a. Penanganan
·
Baringkan pada sisi kiri tempat tidur arah kepala
ditinggikan sedikit untuk mengurangi kemungkinan aspirasi secret, muntahan,
atau darah.
·
Bebaskan jalan nafas.
·
Hindari jatuhnya pasien dari tempat tidur.
·
Lakukan pengawasan ketat (Saifuddin, 2002:34)
b. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul antara lain:
syok, eklamsia, hipertensi, proteinuria (Saifuddin, 2002:34)
h. Demam Tinggi
Lampiran 2
SOAL EVALUASI
3. Apa
yang dimaksud dengan deteksi dini resiko kehamilan ?
4. Apa saja
Tanda Bahaya kehamilan pada Trimester II ?
JAWABAN
3. Deteksi
dini resiko kehamilan adalah usaha menemukan seawal mungkin adanya kelainan,
komplikasi dan penyulit kehamilan serta menyiapkan ibu untuk persalinan normal.
4. Tanda
bahaya kehamilan Trimester 2 diantaranya;
i.
Bengkak Pada Wajah, Kaki dan Tangan
j.
Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya
k.
Perdarahan hebat
l.
Pusing yang hebat
m.
Penglihatan Kabur Penglihatan menjadi kabur atau
berbayang
n.
Gerakan Janin Berkurang
o.
Kejang
p.
Demam tinggi
0 komentar :
Posting Komentar