About me

Senin, 26 Maret 2012

Kespro perempuan dewasa


PEREMPUAN DEWASA
Perempuan dewasa yaitu seorang wanita yang sudah bisa menentukan kehidupannya, dan sudah bisa memilih dan menentukan mana yang terbaik untuknya.
Secara etimologis (istilah) fiqih seorang wanita dianggap dewasa apabila sudah memasuki masa haid, biasanya saat usia 13 – 14 tahun. Setelah memasuki masa inilah berlaku kewajiban dan larangan agama seperti kewajiban salat lima waktu dan larangan bergaul dengan pria yang bukan muhrim. Menurut hukum negara, wanita baru dianggap dewasa saat berusia 17 tahun saat di mana dia mulai memiliki hak dan kewajiban sebagai warga negara penuh seperti hak untuk mengenyam pendidikan, berpartisipasi dalam pemilu, hak untuk menikah, memiliki KTP atau SIM serta kewajiban untuk menaati peraturan pemerintah yang berlaku.
Dewasa dalam pengertian di atas adalah definisi dewasa yang formal yang terkait dengan hukum tertentu baik hukum islam maupun hukum negara.
Sedang dewasa dalam tinjauan umum, termasuk dalam tinjauan psikologi, adalah sempurnanya pertumbuhan fisik dan mental seseorang. Pertumbuhan fisik yang normal mudah diketahui karena dapat dilihat oleh pancaindra. Akan tetapi pertumbuhan mental yang sempurna dan matang merupakan hal yang berbeda.
Dewasa secara mental dapat dilihat dari sikap yang matang dan rasional serta tidak emosional dalam membuat penilaian, dalam bersikap, dalam mengatasi suatu masalah diri sendiri maupun persoalan orang lain. Kalau pertumbuhan fisik akan berhenti pada usia sekitar 20-an tahun, maka kedewasaan adalah proses yang berkembang dalam waktu lama.
Oleh karena itu, dewasa secara fisik dan umur belum menjamin seseorang menjadi dewasa secara mental, pola pikir dan pola sikap. Al Quran menyebut kedewasaan sikap yang sempurna itu dengan istilah al-akhlaq al-karimah atau budi pekerti yang luhur (QS Al Qalam 68:4)
Kedewasaan sikap yang sempurna atau al-akhlaq al-karimah adalah sebuah proses panjang yang berliku walaupun tidak mustahil untuk dicapai. Dan hal yang lebih penting lagi adalah kemauan kuat untuk menjalani proses dan keinginan besar untuk mencapainya. Berikut beberapa langkah awal yang perlu dilakukan:
1. Bertanggung jawab atas apa yang dilakukan. Apabila gagal atau salah jangan berbohong atau menyalahkan orang lain.
2. Akui kesalahan yang dilakukan dan berbesar hati meminta maaf. Tanyakan apa yang bisa Anda lakukan untuk mengoreksinya. Ingat apa yang terjadi, supaya kesalahan serupa tidak terulang lagi.
3. Cari teman bergaul yang dewasa. Bertemanlah dengan wanita yang Anda anggap lebih dewasa sikapnya yang mau mengeritik Anda. Mintalah nasihat dan saran – dan dengarkan nasihat yang mereka berikan.
4. Catat sikap-sikap kurang dewasa Anda, baik yang Anda ketahui sendiri ataupun yang dibilang orang lain. Berlatihlah untuk membuangnya satu-persatu.
5. Hormati orang tua, keluarga dekat dan guru spiritual Anda. Karena mereka yang paling mungkin menyediakan waktu untuk Anda saat Anda sangat membutuhkan bantuan.
6. Perhatikan dan catat perbuatan apa saja dari teman saja yang paling Anda sukai dan Anda benci. Tiru perbuatan teman Anda yang menyenangkan, dan jangan ditiru sikap mereka yang menyebalkan.
Perempuan dewasa ditandai dengan masa subur. Masa subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi perempuan dimana terdapat sel telur yang matang yang siap dibuahi, sehingga bila perempuan tersebut melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan.
Siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormon seks perempuan yaitu esterogen dan progesteron. Hormon-hormon ini menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh perempuan yang dapat dilihat melalui beberapa indikator klinis seperti:
1. Perubahan suhu basal tubuh
2. Perubahan sekresi lendir leher rahim (serviks)
3. Perubahan pada serviks
4. Panjangnya siklus menstruasi (metode kalender)
5. Indikator minor kesuburan seperti nyeri perut dan perubahan payudara.

1. Indikator pertama- perubahan suhu
Peningkatan suhu menunjukkan adanya ovulasi. Peningkatan suhu yang menetap selama 3 hari mengindikasikan 48 jam setelah ovulasi dan menandakan dimulaiya fase tidak subur setelah ovulasi. Peningkatan suhu ini sekitar 0,2 ˚C atau lebih.
Pembacaan suhu tidak dapat menentukan dimulainya masa subur, sehingga tidak bisa digunakan untuk menentukan waktu yang tepat melakukan hubungan seksual untuk mendapatkan kehamilan.
2. Indikator Kedua – Perubahan Lendir Serviks
Perubahan lendir serviks dapat diamati melalui vulva (alat kelamin luar) dan dicatat setiap hari. Perubahan lendir dapat juga diamati pada serviks dimana lendir tersebut akan muncul sehari sebelum muncul di vulva. Perubahan ini mungkin dikaburkan dengan adanya cairan sperma, spermisida atau infeksi vagina. Lendir serviks ini dapat dikenali dengan rasa/sensasi, penampakan, dan tes dengan jari tangan.
3. Indikator ketiga – perubahan pada serviks
Pengamatan pada serviks akan memberikan tambahan informasi dan sangat berguna bagi yang mempunyai siklus panjang, selama menyusui atau pada masa sebelum menopause. Perubahan pertama pada serviks sering terjadi satu atau dua hari sebelum perubahan pada lendir serviks dan dapat memberikan tanda awal sebelum masa subur. Pada umumnya memerlukan waktu dua atau tiga siklus agar dapat secara akurat mengenali perubahan panjang, posisi, konsistens, dan terbukanya serviks.
4. Indikator Keempat – Metode Kalender
Panjang siklus sebaiknya diukur dari hari pertama menstruasi sampai dengan menstruasi berikutnya, tetapi tidak termasuk hari pertamanya. Adanya bercak sebelum periode sebaiknya dimasukkan pada siklus sebelumnya. Hal ini akan membantu untuk menentukan panjang fase sebelum dan setelah ovulasi dengan lebih tepat. Metode kalender ini berdasarkan pengetahuan bahwa ovulasi terjadi 12-16 hari sebelum menstruasi berikutnya tanpa memandang panjangnya siklus. Sebaiknya perhitungan dibuat dengan mengambil siklus terpendek dan terpanjang dalam satu tahun, minimal 6 bulan.
Dengan menganggap bahwa sperma dapat hidup di kelamin perempuan selama hari dan masa hidup sel telur 2 hari, maka diperoleh rumus sebagai berikut:
Siklus terpendek – 20 = hari terakhir masa tidak subur sebelum ovulasi
Siklus terpanjang – 10 = hari terakhir masa subur.
5. Indikator Kelima – Indikator Minor Kesuburan
a. Sakit karena ovulasi (Mittelschmerz pain) – rasa sakit yang tajam atau tumpul pada salah sisi perut bagian bawah selama beberapa jam.
b. Gejala-gejala pada payudara – rasa kencang dan menggeleyar pada payudara dialami pada sekitar.

PMS


SEXUAL TRANSMITTED DISEASE (STD) / PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks. Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. PMS dapat menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius.
Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan bahkan kematian. Wanita lebih beresiko untuk terkena PMS lebih besar daripada laki-laki sebab mempunyai alat reproduksi yang lebih rentan. Dan seringkali berakibat lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali, sedangkan penyakit melanjut ke tahap lebih parah.
Penyakit menular seksual juga dapat ditularkan melalui jarum suntik, kelahiran dan menyusui. Infeksi penyakit menular seksual telah diketahui selama ratusan tahun.
Gejala-gejala PMS antara lain, keluar cairan/keputihan yang tidak normal dari vagina atau penis. Pada wanita, terjadi peningkatan keputihan. Warnanya bisa menjadi lebih putih, kekuningan, kehijauan, atau kemerahmudaan. Keputihan bisa memiliki bau yang tidak sedap dan berlendir; pada pria, rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau setelah kencing, biasanya disebabkan oleh PMS. Pada wanita, beberapa gejala dapat disebabkan oleh PMS tapi juga disebabkan oleh infeksi kandung kencing yang tidak ditularkan melalui hubungan seksual; luka terbuka dan atau luka basah disekitar alat kelamin atau mulut. Luka tersebut dapat terasa sakit atau tidak; tonjolan kecil-kecil (papules) disekitar alat kelamin; kemerahan di sekitar alat kelamin; pada pria, rasa sakit atau kemerahan terjadi pada kantung zakar; rasa sakit diperut bagian bawah yang muncul dan hilang, dan tidak berhubungan dengan menstruasi; bercak darah setelah hubungan seksual; anus gatal atau iritasi; pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan; nyeri di paha atau perut lebih rendah; pendarahan pada vagina selain selama periode bulanan; nyeri atau pembengkakan testis; pembengkakan atau kemerahan dari vagina; serta nyeri seks.
Adapun faktor resiko penyakit menular seksual antara lain, seks tanpa pelindung, berganti-ganti pasangan, mulai aktif secara seksual pada usia dini, pengggunaan alcohol, penyalahgunaan obat, pemakaian jarum suntik bersama-sama secara bergantian, seks untuk uang/obat, hidup di masyarakat yang prevalensi pms-nya tinggi, monogami serial, sudah terkena suatu pms, dan cuma pakai pil kb untuk kontrasepsi.
Ada banyak jenis PMS yang telah ditemukan. Dan diantaranya yang paling sering ditemui dan berbahaya adalah Gonorea (GO), Herpes Genital, Sifilis (Raja Singa), Klamidia, Trikomoniasis Vaginalis, Kandidadis Vagina, Kutil Kelamin, HIV/AIDS, dan Hepatitis B (HBV).
Penanganan kasus PMS yang efektif ditujukan untuk mengobati dan mencegah terjadinya penyebaran/penularan, mengurangi dan mencegah perilaku beresiko tinggi mendatang, serta memastikan mitra seksual secara tepat. Hal ini dilakukan dengan cara diagnosis yang tepat, pengobatan yang efektif, pendidikan untuk mengurangi dan mencegah faktor resiko, dan pemakaian kondom.

TINDAKAN PENCEGAHAN TERHADAP PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)
Untuk mencegah seseorang (terutama para remaja) dari PMS, informasi yang tepat harus diberikan sejak dini. Informasi yang diperlukan tersebut dapat diperoleh melalui klinik-klinik kesehatan, sekolah, rumah sakit swasta ataupun puskesmas. Jika seseorang telah mendapati gejala dari PMS, sebaiknya secepatnya memeriksakan diri ke dokter. Biasanya para dokter akan merahasiakan identitas pasiennya. Sesungguhnya ketakutan terhadap hal yang belum tentu kebenarannya akan membuat kondisi seseorang lebih parah. Dengan mengetahui dan memahami gejala PMS yang sebenarnya, penyembuhannya akan lebih mudah dilakukan. Dengan semakin banyak mengetahui dan memahami akibat yang ditimbulkan dari aktivitas seksual yang tidak sehat, mahasiswa diharapkan dapat menjaga dirinya dari infeksi PMS. Selain itu, diharapkan akan muncul kesadaran bahwa apapun yang dilakukan pasti akan menimbulkan konsekuensi, baik positif maupun negatif, tergantung dari perbuatan yang dilakukan. Membatasi diri terhadap pergaulan juga sesuatu yang harus dipertimbangkan. Mahasiswa seyogyanya memegang teguh ajaran agama dan norma yang telah tertanam dalam nuraninya dan masyarakat.

Diskriminasi Gender


Gender berasal dari kata “Genus” yang artinya jenis atau tipe. Gender adalah sifat atau prilaku yang terdapat dalam diri manusia baik itu perempuan maupun laki-laki yang menjadi ciri khas dari diri seseorang. Gender berhubungan dengan perbedaan peran dan tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki. Selain itu, gender juga dapat dikatakan sebagai pembeda jenis kelamin.
Diskriminasi yaitu suatu tindakan, prilaku atau anggapan yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang individu maupun kelompok terhadap individu atau kelompok lain. Diskriminasi merupakan suatu tindakan yang dapat merampas hak orang lain termasuk hak seorang perempuan maupun laki-laki.
Maka dapat diartikan bahwa diskriminasi gender merupakan suatu tindakan atau anggapan yang dilakukan terhadap diri seseorang yang berakibatkan terampasnya hak-hak seseorang dalam kehidupannya.  Hak tersebut diantaranya :
1.  Hak untuk hidup tenang dan tentram sesuai yang d harapkan
2.  Hak untuk mendapatkan kelayakan hidup
3.  Hak untuk mendapat pekerjaan
4.  Hak untuk mendapat pendidikan
5.  Hak untuk mendapatkan kesehatan, dll

Dengan adanya diskriminasi tersebut maka dapat berpengaruh terhadap hak-hak yang dimiliki seseorang. Bahkan seseorang akan merasa tidak nyaman dalam kehidupan sehari-hari dengan adanya diskriminasi tersebut.


Adapun berbagai macam diskriminasi yang terjadi pada perempuan, diantaranya :
1.  Marginalisasi (peminggiran)
Peminggiran banyak terjadi dalam bidang ekonomi. Misalnya banyak perempuan hanya mendapatkan pekerjaan yang tidak terlalu bagus, baik dari segi gaji, jaminan kerja ataupun status dari pekerjaan yang didapatkan. Hal ini terjadi karena sangat sedikit perempuan yang mendapatkan peluang pendidikan. Peminggiran dapat terjadi di rumah, tempat kerja, masyarakat, bahkan oleh negara yang bersumber keyakinan, tradisi/kebiasaan, kebijakan pemerintah, maupun asumsi-asumsi ilmu pengetahuan (teknologi).

2.  Subordinasi (penomorduaan)
Subordinasi merupakan penempatan kaum tertentu (perempuan) pada posisi yang tidak penting. Subordinasi yaitu anggapan bahwa perempuan adalah kaum yang irrasional atau emosional, perempuan lemah cengeng dan lain sebagainya sehingga kaum perempuan tidak cakap dalam memimpin. Mengakibatkan perempuan jadi nomor dua setelah laki-laki.

3.  Stereotip (citra buruk)
Stereotipe adalah penandaan terhadap kaum tertentu. Akan tetapi pada permasalahan gender, stereotipe lebih mengarah pada penandaan yang bersifat negatif terhadap perempuan. Hal ini terjadi karena pemahaman yang seringkali keliru terhadap posisi perempuan. Stereotip yaitu pandangan buruk terhadap perempuan. Misalnya perempuan yang pulang larut malam adalah pelacur, jalang dan berbagai sebutan buruk lainnya.

4.  Violence (kekerasan)
Violence yaitu serangan fisik dan integritas mental psikologi seseorang (psikis). Kekerasan karena gender disebut “gender related violence”.
Perempuan yaitu pihak paling rentan mengalami kekerasan, dimana hal itu terkait dengan marginalisasi, subordinasi maupun stereotip diatas. Pemerkosaan, pelecehan seksual, serangan fisik, kekerasan dalam pelacuran dan pornografi, perampokan dan lain sebagainya merupakan  contoh kekerasanyang paling banyak dialami perempuan.

5.  Beban kerja ganda (double burden)
Disebut juga dengan beban berlebihan, yaitu tugas dan tanggung jawab perempuan yang berat dan terus menerus. Misalnya, seorang perempuan selain melayani suami (seks), hamil, melahirkan, menyusui, juga harus menjaga rumah. Disamping itu, kadang ia juga ikut mencari nafkah (di rumah), dimana hal tersebut tidak berarti menghilangkan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang perempuan.

Diskriminasi gender juga dapat berupa ketidakadilan, misalnya ketidakadilan dalam bidang kesehatan seperti :
a.    Ketidakadilan dalam hal penyakit dan kematian
Di beberapa wilayah di dunia, ketidakadilan antara perempuan dan laki-laki berkaitan dengan perkara hidup dan mati, terutama bagi kaum perempuan. Hal ini terjadi karena berbagai bentuk pengabaian terhadap kesehatan, gizi dan kebutuhan perempuan sehingga terjadi kesakitan dan kematian pada perempuan.
b.    Ketidakadilan dalam kelahiran bayi
Kelahiran seorang bayi merupakan suatu kesenangan yang di rasakan oleh setiap orang tua. Namun, terkadang orang tua lebih menginginkan kelahiran anak laki-laki di banding anak perempuan. Anak laki-laki di anggap lebih tinggi statusnya dalam masyarakat, dll.